Sabtu, 06 Juni 2020

Karena Corona 3

Karena Corona 3   

Kepada jamaah yang hadir shalat berjamaah aku ingatkan agar, senantiasa menjaga jarak, tidak saling bersentuhan (tidak bersalaman) dan jika sedang kurang sehat, karena sakit apapun agar tidak hadir ke mesjid. Di lantai mesjid yang sekarang tidak ada karpet dibuat garis hitam penunjuk shaf dan ditandai setiap satu meter. Satu shaf yang dalam keadaan normal diisi 20 jamaah, sekarang hanya untuk maksimum sepuluh orang saja.

Di antara duapuluhan orang yang tadinya setuju untuk tetap melaksanakan shalat berjamaah di mesjid, ada yang berobah pikiran. Salah seorang mengirim pesan WA kepadaku, memberitahu bahwa dia tidak akan ikut lagi berjamaah karena ingin mematuhi pendapat ustadz kondang. Ustadz kondang itu pasti jauh lebih tinggi ilmunya dari kita jadi wajib ditaati. Begitu katanya.  Aku tidak membalas komentarnya melalui WA itu.

Kami sekitar limabelas orang tetap istiqamah shalat fardhu lima waktu ke mesjid. Menjelang hari Jum'at tanggal 4 April aku ingatkan jamaah, insya Allah kita tetap akan melaksanakan shalat Jum'at dengan jamaah yang ada, karena bukankah kita juga hadir setiap kali melaksanakan shalat zhuhur. Padahal DKM tidak lagi mendatangkan khatib dari luar.  Hanya saja di hari Jum'at itu tidak akan diputar kaset murottal Al Quran pada jam setengah sebelas (biasanya sebagai pengingat bahwa hari itu adalah hari Jumat), tidak azan dua kali (azan pertama biasanya untuk mengingatkan orang agar segera hadir ke mesjid, biasanya dilakukan sekitar setengah jam sebelum masuk waktu) dan tidak akan ada pengumuman apapun sebelum khotbah.  

Demikianlah shalat Jum'at itu kami lakukan, dengan khotbah ringkas sekitar sepuluh menit. Ternyata yang hadir shalat Jum'at bukan saja kami yang limabelasan orang. Mesjid dipenuhi jamaah dengan masing-masing menjaga jarak. Mungkin hadir sekitar 70 sampai 80 orang. Untuk perbandingan, dalam keadaan normal jumlah jamaah bisa sampai 200an orang, yang sebagian datang dari luar komplek.

Tapi sementara itu bagaimana perkembangan sang corona? Aku tetap memonitornya. Ada beberapa kelurahan di kota Bekasi yang sudah terdeteksi ada pengidapnya. Tapi di kelurahan kami belum ada kasus. Berita mengenai korban yang meninggal akibat corona, dan proses pemakaman mereka yang harus dilakukan secara khusus berseliweran di media sosial. Membaca atau mendengar berita seperti itu memang sangat mengganggu konsentrasi.  

Tapi alhamdulillah, kami yang sekitar limabelasan orang tetap istiqamah untuk hadir ke mesjid lima kali sehari. Kami tetap melaksanakan shalat Jum'at setiap hari Jum'at. Ada dua orang yang bergantian menjadi khatib. Dan setiap shalat Jum'at dihadiri oleh jamaah yang lebih banyak.

(Bersambung...) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar