Jumat, 24 Oktober 2014

Panasnya Bekasi (Dan Jakarta) Akhir-akhir Ini

Panasnya Bekasi (Dan Jakarta) Akhir-akhir Ini  

Sejak beberapa pekan terakhir, aku merasakan cuaca panas yang agak luar biasa di siang hari. Setiap kali melangkah menuju mesjid untuk shalat zuhur, terasa udara begitu menyesak. Panas, bukan main, mirip-mirip dengan panas di Makkah dan Madinah. Ternyata suhu memang di atas rata-rata biasanya. Ada yang mencatat, di Bekasi, suhu di siang hari itu pernah mencapai 41 derajat Celcius. Suhu tinggi seperti itu aku rasakan sekitar dua minggu yang lalu, dan akhir-akhir ini sedikit agak berkurang, meski masih tetap terasa lebih panas dari biasanya.

Banyak alasan sebagai penyebab tingginya suhu udara ini yang diberikan oleh mereka-mereka yang ahli, seperti efek dari rumah kaca, semakin berkurangnya lapisan ozon dan sebagainya. Yang mudah dilihat orang awam adalah semakin berkurangnya pohon-pohon di hutan akibat pembabatan hutan yang tidak terkendali. Ditambah pula dengan pembakaran hutan oleh tangan-tangan jahil, yang menimbulkan asap di kota-kota di Sumatera dan Kalimantan.  

Seorang tetangga yang bekerja di lingkungan yang erat dengan pemeliharaan hutan pernah bercerita tatacara pemeliharaan hutan di Sumatera dan Kalimantan yang sulit dikontrol. 'Tangan-tangan raksasa' begitu perkasanya mengkonversi hutan untuk dijadikan ladang kelapa sawit. Hutan-hutan dibabat, kemudian dibakar sebelum dijadikan perkebunan sawit. Semua dikerjakan seolah-olah tanpa rambu yang jelas. Berkali-kali masyarakat banyak berkeluh-kesah tentang bahaya asap akibat pembakaran hutan, aparat keamanan seperti tidak berdaya mengatasinya. Pembakaran-pembakaran hutan itu tetap saja berkelanjutan. Tidak ada yang perduli dengan rusaknya lingkungan, punahnya satwa-satwa penghuni hutan, terusirnya masyarakat tertinggal yang hidup di hutan. Tidak perduli dengan derita orang banyak yang terpaksa bernafas dalam asap. 

Inilah yang diingatkan Allah di dalam al Quran seperti yang dapat kita simak pada ayat-ayat berikut;

Surah Ar Rum (30) ayat 41 - 42

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).

Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

Seyogianya kita memelihara bumi ciptaan Allah ini dalam keharmonisan, agar kita bersama dapat memetik manfaat darinya. Seperti firman Allah dalam surah Al A'raf (7)  ayat 56 - 58 berikut ini;  

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. 

Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”

Yang berbuat kerusakan itu hanya sebagian dari kita, tapi kita semua jadi korban dari perbuatan mereka-mereka itu. 

****
                                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar