Mengunjungi Hamizan Di Balikpapan
Long week end
ini kami hadir di Balikpapan. Mengunjungi cucu, Hamizan Hafidz. Setelah
diprotes melulu, kenapa ngga mau lagi datang ke Balikpapan. Yang protes
uminya Izan. Alasan tidak datang adalah alasan klasik, sibuk dan tidak
ada waktu. Karena kenyataannya memang demikian.
Tapi
akhirnya, ada juga waktu yang elok untuk datang. Kemarin sore kami,
aku, istri dan si Bungsu datang ke sini. Berangkat jam lima sore,
terlambat satu jam dari jadwal, dengan Lion Air. Jam delapan seperempat
waktu Balikpapan kami mendarat di Sepinggan. Bandara yang semakin
rancak saja, kataku kepada si Bungsu. Si Bungsu cukup excited. Karena
sejak meninggalkan kota ini dua puluh tahun yang lalu, dia belum pernah
kembali lagi ke sini. Kalau aku sendiri, masih adalah. Minggu
kemarinpun sempat mampir di bandara ini.
Keluar dari bandara
kami sudah dijemput oleh Hamizan, serta umi dan ayahnya. Hamizan yang
baru saja melewati usia 3 tahunnya pekan lepas. Sangat gembira dia dan
banyak ceritanya. Izan memang sangat pandai bercerita dan banyak
omongannya.Bandara ini ternyata sangat ramai. Harus antri untuk keluar, saking banyaknya kendaraan. Kami langsung ke Sepinggan tempat mereka tinggal di perumahan perusahaan. Nama komplek yang sama dengan nama bandara karena tempatnya memang berdekatan. Masih di 'kampung' yang sama. Hebohlah kami bercengkerama. Izan bertahan tidak segera tidur, padahal biasanya jam sembilan dia sudah tidur.
Hari
ini disamping shalat Jum'at di mesjid Istiqamah kami akan pergi
melihat-lihat kota kelahiran si Tengah (umi Izan) dan si Bungsu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar