Kamis, 14 November 2013

Galigato

Galigato                   

Adakalanya penyakit datang tanpa pemberitahuan apa-apa. Dan tidak pula bisa ditelusuri balik, apa penyebabnya. Dia datang begitu saja. Itu yang terjadi dengan diriku  pagi ini. Dimulai ketika ke kamar kecil di waktu sahur. Buang air besar berupa air alias mencret. Tidak ada sakit perut sebelumnya. Tidak ada tanda-tanda. Lalu mengingat-ingat, apa yang dimakan tadi malam? Padahal tidak ada yang aneh. Tadi malam kami berbuka puasa dengan masakan rumah. Dan beberapa iris mangga. 

Meski agak keheranan, tapi aku tidak mau terlalu memikirkannya. Aku berharap, dengan minum teh panas mudah-mudahan bisa membantu menyelesaikan masalah. Ternyata tidak, sebelum berangkat ke mesjid aku harus ke belakang sekali lagi. Dan masih cair semua. Untungah selama di mesjid aman-aman saja. Pulang dari mesjid berulang kembali. Masih begitu juga. Hari baru jam lima kurang seperempat. Aku berbaring-baring dan minta tolong istri membalur perutku dengan minyak kayu putih. Tapi kami tidak punya minyak kayu putih. Akhirnya pakai larutan aroma terapi. Lumayan, terasa hangat. Jam setengah enam aku ke kamar mandi, bersiap-siap mau pergi bekerja. Sebelum mandi buang hajat lagi. Masih begitu juga. Anehnya aku tidak merasa sakit di perut.

Dengan bismillah berangkat ke kantor. Seandainya di jalan ada tanda-tanda mencurigakan menyuruh ke peturasan lagi, aku akan segera balik kanan, pulang kembali. Alhamdulillah, aman sampai ke kantor. Aman juga sampai seterusnya.....

Tapi muncul sesuatu yang baru. Sekitar jam sembilan lebih aku merasa gatal-gatal di tangan dan di paha. Pelan-pelan tapi pasti makin bertambah luas daerah gatalnya di paha dan lengan. Aku menepuk-nepuk bagian yang gatal. Yang di tangan terihat bengkak-bengkak seluas setengah senti, berwarna merah. Galigato....  

Aku ingat seorang karyawan beberapa hari yang lalu tidak masuk karena galigato juga. Aku tanya dengan apa diobatinya. Dengan ctm, jawabnya. Dia menganjurkan agar aku minum obat yang sama dan pulang untuk beristirahat. Biar ditunggu sampai waktu zuhur, pikirku.

Sehabis shalat, ternyata gatal-gatal tidak banyak berubah. Jam dua aku menyerah, dan minta izin duluan pulang. Istriku terheran-heran melihat aku pulang lebih awal. Sesudah shalat asar aku tidur. Jam lima terbangun karena daerah gatal-gata semakin luas. Perut dan punggung penuh dengan bengkak-bengkak kecil yang gatal itu. 

Sesudah berbuka aku minum sebiji ctm. Alhamdulillah, dengan izin Allah obat itu menyembuhkan gatal-gatal. Bengkak-bengkaknya masih bertahan sampai kira-kira sejam lalu berangsur-angsur menghilang. Saat aku mengetik tulisan ini bengkak-bengkak itu sudah hilang sama sekali. Alhamdulillah.........

****

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar