Minggu, 05 Februari 2012

Reuni

Reuni.... alias ketemu lagi unexpectedly 

Tadi siang aku dan istriku menghadiri undangan pernikahan kawan ex Total (tempat kami bekerja dulu).  Di kesempatan seperti ini, seperti biasanya terjadi reuni alias ketemuan dengan orang-orang yang dulu sama-sama sekantor. Entah kenapa, aku jadi terbayang saat-saat kami benar-benar masih sama-sama bekerja beberapa tahun yang lalu. Mungkin sampai 5 atau 6 tahun yang lalu, waktu satu persatu kami memasuki usia pensiun. 

Di antara yang tadi berjumpa itu, ada yang dahulu terhitung petinggi di kantor. Yang pangkatnya lebih tinggi, yang dulu, gayanya lebih bagaimana, yang fasilitas yang diperolehnya lebih wah dan yang wibawanya rasa-rasanya lebih, dan seterusnya, dan seterusnya. Dan mungkin sekarang mereka masih tetap lebih makmur kehidupannya, mungkin mereka tinggal di chateau yang indah megah. Tapi ada yang tidak bisa dipungkiri. Wajah-wajah itu (tentu saja termasuk wajahku sendiri) adalah wajah-wajah yang sudah veteran dan tidak bisa ditutup-tutupi. Wajah-wajah yang sudah semakin kendur dan berumur.

Salah satu rekan itu tadi bertanya apakah aku sudah melewati garis enam puluh? Dan aku jawab, sudah. Dan dia, yang memang lebih tua dariku, menyebutkan angka yang sudah dilaluinya. Kita sudah di atas enam puluh, padahal baru kemarin saja rasanya ketika kita sibuk di Balikpapan di tahun delapan puluhan. Ketika kita pada waktu itu masih muda-muda. Jelas saja, saat itu kami lebih muda dari sekarang.

Di sini aku kembali tersentak dan diingatkan. Bahwa petualangan dunia ini sungguh fana. Bahwa hidup ini benar-benar seperti sandiwara. Babak demi babak dari sandiwara itu telah berakhir. Ada bagian yang mungkin indah. Yang mungkin mengesankan dan memukau. Tapi dia sudah berada di belakang dan tidak akan kembali lagi. Dan akan datang saat di mana segala kemegahan dan keindahan masa lalu itu tidak bermanfaat lagi. Tidak memberi pertolongan sedikitpun lagi. Sementara yang akan dihadang adalah suatu keniscayaan. Makin tua adalah suatu keniscayaan. Dan berakhir adalah suatu keniscayaan. Dan setelah itu? 


Sebuah reuni yang bermakna telah dilalui hari ini.....


*****

                    

1 komentar:

  1. jadi membayangkan, bagaimanakah aku tiga puluh sampai lima puluh tahun yang akan datang.....

    :)

    BalasHapus