Selasa, 25 Juni 2013

Arisan Koto Mudiak Balai

Arisan Koto Mudiak Balai                   

Arisan adalah budaya kita orang Indonesia. Intinya adalah acara kumpul-kumpul untuk menyambung tali silaturrahim. Ada bermacan-macam kelompok yang biasa membina sebuah arisan. Misalnya warga sebuah RT, kumpulan orang-orang setempat kerja, anggota sebuah keluarga besar, orang sekampung halaman dan sebagainya.
 
Koto Mudiak Balai adalah kelompok persukuan kami di Ampek Angkek Canduang di Minangkabau. Kumpulan kekeluargaan yang diikat dengan sistim kekerabatan melalui garis ibu (matrilinial). Yang kemudian tentu saja dikembangkan dengan melibatkan anggota keluarganya. Lengkap dengan ipar bisan, dengan urang sumando berikut anak pisang dan sebagainya.

Anggota keluarga persukuan itu sudah 99% hijrah dari kampung kami di Ranah Minang, semua pergi berlarat-larat ke rantau.  Dan rantau yang paling banyak  berkumpul anggotanya adalah Jabodetabek. Tujuh buah rumah pusako di kampung tinggal nyaris tak berpenghuni. Bahkan ada yang sudah lapuk, dek terlalu lama ditinggalkan.

Kami punya acara arisan sekali tiga bulan. Dahulu sekali pernah dicoba sekali sebulan tapi rupanya anggotanya jadi jenuh, sehingga arisan itu pelan-pelan bubar. Sejak belasan tahun terakhir kami coba lebih realistis, cukup empat kali pertemuan setahun. Alhamdulillah sampai sekarang masih tetap berlanjut.   

Jumlah anggota keluarga itu sebenarnya cukup besar. Lebih dari seratus jiwa yang berdomisili di Jabodetabek. Tapi tidak semua berkenan ikut serta. Yang berkelapangan dan bersedia ikut, silahkan. Yang tidak bersedia tidak apa-apa.      



Hari Ahad kemarin kami mengadakan arisan di luar kota Subang. Di undang menantu / urang sumando ke sana. Dia punya usaha budidaya ikan air tawar di sebuh kampung di kaki bukit. 

Sebagian dari yang hadir sudah berada di sini sejak malam sebelumnya. Pagi-pagi mereka sudah sibuk memancing di kolam. Mendapat ikan mas, gurame, nila yang gemuk-gemuk dan besar-besar. Aku bersama istri  berangkat jam setengah delapan pagi dari rumah dan sampai di lokasi jam sebelas siang.

Di sana kami dijamu dengan masakan bermacam-macam lauk ikan air tawar. Yang dipepes atau digoreng. Makan di saung di pinggir kolam ikan. Sambil menikmati pemandangan kolam-kolam ikan yang penuh dengan beraneka macam ikan air tawar. Air benar-benar melimpah ruah di tempat itu.    

Ini adalah arisan pertemuan keluarga menjelang memasuki pulan suci Ramadhan. Sayangnya, banyak dari peserta arisan ini yang berhalangan hadir, karena berbagai alasan. Ada yang karena merawat dan menunggui orang tua, karena keluar kota, karena kurang sehat dan sebagainya. Yang menunggui orang tua ada dua keluarga. Ada dua orang ibu kami yang sudah berusia 90 tahun dan lebih. Alhamdulillah beliau masih sehat meski fisik sudah sangat lemah. Tidak mungkin untuk bepergian jauh-jauh.
                                                                
Pada setiap pertemuan ini biasanya diumumkan berita-berita keluarga. Baik berita bahagia maupun berita duka. Di samping membahas pula kondisi sekolah penghafal al Quran yang kami bina di kampung.   
 
Setelah makan bersama dan beramah tamah,   
acara ditutup dengan doa dan saling bermaaf-maafan. Jam tiga sore acara itu selesai. Kami dioleh-olehi dengan ikan mas besar-besar, masih hidup ditaruh dalam plastik yang diisi oksigen. 

Kami kembali ke Jakarta, melalui jalan yang lumayan ramai. Bahkan macet menjelang Sadang - Purwakarta. Dan macet pula di kilometer 50 tol Cikampek. 

Alhamdulillah jam delapan malam sampai dengan selamat di rumah....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar