Minggu, 13 April 2014

Post Free Facility Syndrome

Post Free Facility Syndrome   

Yang sering kita dengar adalah istilah Post Power Syndrome. Hal ini biasanya dikatakan kepada orang-orang yang tadinya berkuasa, berpangkat, biasa memerintah-merintah, lalu tiba-tiba tidak dapat melakukannya lagi. Karena pensiun dari jabatan. Atau karena tergeser. Ringkasnya tidak lagi mempunyai power seperti sebelumnya. Dan kalau tidak pandai-pandai menjaga perasaan, hal itu akan terasa sakit sekali. Bagaimana tidak, selama ini kita disegani orang. Atau ditakuti orang karena kita adalah atasan. Kita selalu mendapat kemudahan segera dalam segala hal.

Maka orang-orang yang post power syndrome ini akhirnya banyak yang mengidap penyakit-penyakit yang pada awalnya disebabkan oleh kejiwaan lalu beralih menjadi penyakit kronis seperti stroke, serangan jantung, dan penyakit berat lainnya. 

Ternyata ada pula gejala penyakit seperti judul tulisan ini. Penyakit yang disebabkan karena waktu berkarya di suatu perusahaan mendapat banyak sekali fasilitas gratis. Rumah gratis. Bahkan segala perlengkapan rumah tangga seperti listrik, air dan perabot perumahan disediakan oleh perusahaan. Ibaratnya masuk ke rumah perusahaan itu cukuplah membawa koper pakaian saja, sementara yang lain-lain sudah serba ada. Rumah perusahaan baru ditinggalkan ketika berhenti dari perusahaan tersebut. 

Keluar dari rumah perusahaan lalu menghuni rumah sendiri memang merupakan suatu pengalaman yang cukup menyesakkan. Tapi biasanya dengan kesadaran sejak awal bahwa masa seperti itu memang harus dihadapi, lalu rumah sendiri disiapkan baik-baik, goncangan perpindahan bisa agak diredam.  

Beberapa hari yang lalu kami (aku, istri dan beberapa orang kawan) mengunjungi seorang sahabat di rumah sakit. Seorang ibu-ibu yang umurnya sedikit di atas umurku. Beliau kena stroke ringan. Waktu itu ditemani seorang puteranya. Suaminya, sudah lebih dahulu dipanggil Allah dua tahun yang lalu. 

Puteranya itu yang bercerita bahwa ayahnya meninggal karena sakit jantung dan diabetes. Waktu masih dinas dulu beliau sangat sehat. Begitu pensiun, beliau sangat kehilangan permainan golf. Ketika masih bekerja, golf termasuk fasilitas yang diberikan kantor secara cuma-cuma. Cukup datang ke lapangan membawa peralatannya, dan membawa uang untuk menyewa caddy, si pembawa perangkat golf. Setelah pensiun permainan itu terasa jadi mahal, lalu dihentikan. Rupanya hal itu berdampak cukup buruk kepada beliau yang mulai menurun kesehatannya. Repotnya lagi, ada kebiasaan tambahan di lapangan golf yang 'lupa' dihentikan yaitu minum softdrink soda.  Inipun menjadi penambah penyakit.  

Jadi kita memang harus berhati-hati ketika dalam kehidupan terjadi perobahan yang drastis terutama yang menyangkut 'kemudahan'.   

****                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar