Kamis, 10 Mei 2012

Menyetir Ke Bandung

Menyetir Ke Bandung 

Hari Ahad kemarin kami, aku dan istri ke Bandung. Menyetir sendiri. Tidak ada istimewanya menyetir ke Bandung. Apalagi lewat tol Cipularang. Apa istimewanya? Alhamdulillah, dengan izin Allah dalam dua jam sampai. Bagi kebanyakan orang yang biasa mondar mandir ke sana, ke Bandung yang hanya sekitar 130 kilometer terasa memang biasa-biasa saja.  Tidak ada istimewanya memang, kecuali karena sudah sangat lama aku tidak menyetir agak jauh. Karena kondisi kaki yang semakin sering tidak fit akibat asam urat. Beberapa kali pergi ke Bandung sebelum ini terpaksa minta tolong diantar sama adikku. Atau pernah juga naik travel X'trans lalu dijemput dan diantar si Bungsu di Bandung.

Tapi kemarin itu tiba-tiba bersemangat saja. Alhamdulillah kaki dalam keadaan prima. Jadilah mencoba-coba karena istri juga lebih memilih kami membawa mobil sendiri. Dia bilang, bila perlu bergantian menyetir. Sesuatu yang biasanya kalau bepergian ke luar kota tidak pernah kami lakukan. Selalu aku yang menyetir.

Oh, ya. Ke Bandung kemarin itu menghadiri undangan teman seangkatan waktu kuliah dulu, yang menikahkan puterinya. Acaranya di gedung Pusdai. Kami berangkat jam setengah delapan pagi dari rumah.  Jalan lancar dan cuaca cerah. Jam sepuluh kurang kami sudah melewati gerbang tol Pasteur. Rencananya terus ke jalan Ganeca karena berjanji dengan si Bungsu bertemu di sana. Baru saja turun dari jalan layang di Balubur, kami dihadang macet luar biasa. Beringsut-ingsut di jalan Taman Sari sampai ke ujung Ganeca. Ternyata si Bungsu belum sampai dan dia menganjurkan agar kami langsung saja ke tempat pesta. Melintasi Dago, sampai ke ujung jalan Cikapayang?, dilarang polisi berbelok ke kiri karena macet. Akhirnya harus berputar-putar mencari jalan menuju gedung pesta itu, melalui jalan yang aku sudah tidak ingat lagi. Tapi alhamdulillah jam sebelas kurang seperempat kami sampai di tujuan. Bertemu dengan si Bungsu di situ. 

Sudah banyak juga undangan yang datang. Berjumpa dengan teman seangkatan yang lain dan kami ngobrol sambil menunggu rombongan pengantin diarak menuju pelaminan. Sebuah pesta adat Sunda yang meriah. Lamat-lamat terdengar disampaikan pembawa acara bahwa besan temanku itu adalah 'urang awak'. 

Sempat bertemu dengan beberapa orang teman lain. Jam dua belas kami keluar dari ruangan pesta. Hari hujan lebat. Dengan bantuan 'ojek payung' si Bungsu pergi mengambil mobil. Kami mampir ke rumah tempat tinggalnya yang aku tidak ingat nama jalan (katanya dekat jalan Jakarta) dan daerahnya. Untuk shalat zuhur dan beristirahat sebentar. Jam setengah tiga kembali menuju Jakarta, melintasi jalanan macet di mana-mana sampai menjelang gerbang tol. Perjalanan pulang di jalan tol alhamdulillah pun lancar-lancar saja, kecuali tersendat di Cikarang karena ada kecelakaan. Sebelum maghrib kami sudah sampai kembali di rumah.

Begitulah cerita menyetir ke Bandung hari Ahad kemarin itu.

*****                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar