Minggu, 06 Februari 2011

Dan Kita Pasti Kembali Kepada-NYA.........

Dan Kita Pasti Kembali Kepada-NYA 

Mencatat dan memperhatikan kematian bagiku menjadi sebuah ketertarikan. Untuk mengingat-ingat bahwa aku sedang menuju kesana. Ke kematian. Tidak soal apakah dia akan datang seminggu lagi, sebulan lagi, setahun lagi, sepuluh tahun lagi atau berapa saja, yang pasti dia pasti datang. Tentu saja harapanku kiranya aku nanti dimatikan Allah dalam keadaan husnul khatimah.... Aamiin.. 
Kemarin sebelum berangkat ke mesjid untuk shalat subuh, istriku memberitahu bahwa tadi malam sekitar jam setengah sebelas malam ada pengumuman kematian dari mesjid. Aku yag kurang sehat memang sudah tidur saat itu. Tapi, menurut istriku, tidak jelas siapa yang meninggal, hanya dia dengar warga RT-5. Dia menanyakan siapa kira-kira warga RT-5 yang sakit.  

Di mesjid baru berita itu menjadi jelas. Yang meninggal itu adalah bapak AL, salah satu calon ketua RW pada pemilihan dua bulan yang lalu. Usianya 43 tahun (sama dengan usia Adjie Massaid). Tidak terpilih menjadi ketua RW, tapi dia ikut jadi pengurus RW, bidang olah raga. Hari Kamis yang hari libur kemarin itu, dia ikut bermain pimpong di lapangan komplek, kegiatan olah raga ringan yang diikuti beberapa orang warga yang umumnya sudah agak berumur. Sesudah bermain pimpong, tiba-tiba dia muntah-muntah. Begitu cerita yang aku dengar. Lalu dia dilarikan ke rumah sakit Global Awal Bross di Bekasi. Rupanya itulah akhir hidupnya, dia meninggal jam sepuluh malam hari Sabtu di rumah sakit, karena serangan jantung. Jenazahnya diselenggarakan malam itu juga dan dishalatkan di mesjid jam dua malam sebelum dibawa ke Jogyakarta untuk dimakamkan. 

Sedang aku mendengar keterangan singkat padat itu sebelum kami shalat subuh berjamaah, seorang bapak yang lain membawa kertas kecil. Dia minta tolong agar diumumkan bahwa tadi malam telah berpulang pula ke rahmatullah putera dari salah seorang jamaah mesjid di Bandung. Inaa lillahi wa inaa ilaihi raaji'uun. Kami belum dapat berita tentang apa penyebab kematian beliau yang terakhir ini. Orang tuanya sudah berangkat ke Bandung untuk menghadiri pemakamannya.  

Jamaah mesjid komplek kami pada puncak-puncaknya pernah mencapai seratus orang (bapak-bapak dan ibu-ibu) pada saat shalat subuh. Jumlah itu sekarang banyak berkurang. Aku hafal nama  beliau-beliau yang telah lebih dahulu dipanggil Allah. Ada yang dengan melalui masa sakit, ada yang 'pergi' dengan tergesa-gesa, pulang dari kantor, tidak lama kemudian.... Inna lillahi..... 
 
Kita pasti kembali kepada-Nya... 
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar