Kamis, 14 April 2011

Sepekan Yang Heboh

Sepekan Yang Heboh

Inilah sepekan yang heboh menurut catatanku, meski setiap pekan bisa saja punya kehebohan sendiri-sendiri. Dunia memang tidak akan pernah sunyi dari kehebohan. Nomor satu; Wakil rakyat yang orang kampungku berhenti jadi wakil rakyat karena tertangkap kamera wartawan sedang menonton video begituan, di arena sidang paripurna melalui perangkat canggih selebar telapak tangan. Aku tidak membelanya. Tapi benar-benar tidak membayangkan bahwa dia adalah penggemar film begituan karena aku mendengar tentang kealimannya. Dia korban teknologi. Monitor selebar telapak tangan hasil teknologi canggih itu memang sekaligus jendela neraka dan jendela surga. Kita dapat melihat pertunjukan super maksiat sekaligus pengajian paling khusyuk melalui perangkat itu. Hebatnya, siapa saja boleh mengetuk pintu jendela itu untuk datang bertamu. Kedatangan siapa saja itu bisa mengagetkan dan bisa sangat menyejukkan. 

Terbayang olehku, tanpa maksud membela karena dia juga tidak mengharapkan pembelaan, seperti yang dikatakannya pada awal-awal, bahwa dia curious dengan sesuatu yang tiba-tiba mengetuk di pintu perangkatnya, lalu membuka dan melihatnya. Ah, nasib.... di sini dia tertangkap, ketika terperangah dengan apa yang dilihatnya untuk beberapa saat. Rasanya, kalaulah dia benar-benar ingin untuk melihat itu, tidaklah mungkin dia melakukannya di tengah ruangan yang juga diisi oleh beratus orang, yang duduk di samping dan di belakang. Rasanya dia akan merasa risih sendiri, seperti risihnya melepas angin di tengah keramaian seperti itu. Tapi..... ini terlihat, lalu terperangah, dicoba membalik ternyata itu melulu, dan akhirnya dimatikan. Di saat beberapa saat itulah (mungkin semenit mungkin lebih) kamera wartawan hinggap. Ya, sudahlah. Dan yang aku salut, dia tidak berpanjang-panjang kaji, kalau itu yang jadi berita, dia segera pamit mundur. Rasanya belum pernah aku mendengar wakil rakyat pamit mundur walau sesalah apapun dia, selama ini.

Heboh jilid dua; Sebuah kapal barang berbendera negara awak dibajak oleh lanun Somalia. Betapa mendebarkan suasana para sandera. Direktur perusahaan kapal barang itu yang adalah tetangga satu kompleks panas dingin memikirkan nasib anak buahnya, tapi dia tidak bisa bertindak sendiri. Urusan besar ini mestilah ditangani bersama pemerintah. Hari-hari yang panjang yang dijalani para sandera belum ada tanda-tanda akan berakhir. Tawar menawar uang tebusan masih berlangsung. Ah, bernyali sangat perompak Somalia itu yang semakin giat saja menzalimi pelaut yang berlayar di dekat tanduk Afrika itu.

Yang ketiga adalah berita mengejut sekaligus peringatan; Berpulang kerahmatullah urang awak jurnalis senior Rosihan Anwar tadi pagi. Seorang wartawan yang kritis, berketetapan hati, terkenal. Beliau meninggal dalam usia cukup lanjut, lebih dari 80 tahun. Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima ibadahnya. Aamiin.....

Begitulah. Pekan yang heboh...... 

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar