Sabtu, 09 April 2011

Ikhlas

Ikhlas

Itulah judul pengajian kami sesudah subuh hari ini. Setiap kita tentu sering mendengar dan mengucapkan kata-kata ikhlas. Menurut ustadz secara harfiah arti kata ikhlas itu adalah jernih, bersih. Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak dikotori hatinya oleh barang suatu apapun juga sesudah dia melakukan sesuatu dengan 'ikhlas'. Karena ketika berbuat, dia berharap yang akan menilainya hanya Allah semata. Ketika dia memberi dengan ikhlas, dia tidak dihantui oleh rasa takabur, rasa ria, rasa sombong atas sikap dan pemberiannya. Bahkan ibaratnya, dia seolah-olah melupakannya dan tidak ingin mengingat-ingatnya lagi. Itu adalah ciri-ciri keikhlasan. 

Allah SWT memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beragama. 'Wamaa umiruu illa liya'budullaaha mukhlishiina lahuddiina....' (Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dan ikhlas dalam beragama) - surat Al Bayyinah (98) ayat 5. Ikhlas dalam beragama. Tidak ada pamrih. Beragama semata-mata karena iman kepada Allah dan mematuhi perintah Allah. Begitu pula dengan amalan-amalan lain, dalam menjalankan perintah agama. semua dikerjakan hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah. Dan hendaklah dikerjakan dengan sepenuh hati dan keikhlasan.

Ketika kita tidak ikhlas, ketika kita berpamrih, mengerjakan sesuatu karena-karena........, secara tidak sadar kita akan terdorong sedikit demi sedikit kepada kemusyrikan. Fahamlah kita bahwa Rasulullah SAW menyebutkan ria itu adalah kemusyrikan kecil. Kalau kita berbuat karena ingin dipuji. Karena ingin dinilai positif, dinilai lebih oleh orang lain, maka artinya kita ria. Artinya kita tidak ikhlas. Dan nilainya tidak ada di sisi Allah.

Betapa indahnya jika kita bisa senantiasa ikhlas dalam berbuat. Seseorang yang ikhlas, yang ketika tangan kanannya memberikan sesuatu seolah-olah tangan kirinya tidak tahu.

***** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar