Kamis, 22 Maret 2012

Balikpapan

Balikpapan

Bukan sebuah perjalanan tiba-tiba, tapi sudah direncanakan sejak sebulan yang lalu. Di libur akhir minggu panjang ini, ketika orang Bali bersepi-sepi, aku sudah berniat untuk mengunjungi Balikpapan. Istimewa? Ya, iyalah. Di kota ini aku pernah hidup 14 tahun antara 1979 dan tahun 1993. Di kota ini dua dari tiga puteriku lahir. Masih segar dalam ingatan, betapa reluctant-nya kami ketika dipaksa pindah dari kota ini dulu. Kami, aku dan anak-anakku, karena mereka semua besar di sini. Karena aku punya se-abreg kegiatan di luar pekerjaan kantor, utamanya mengurus sebuah yayasan dakwah, kala itu. Tapi, itulah..... Allah berkehendak, kamipun hijrah ke ibu kota, meninggalkan kota ini secara resmi persis tanggal 25 Desember 1993. 

Selama masih bekerja di Total aku masih agak sering datang kembali ke Balikpapan untuk keperluan kerja. Selalu saja ingat sudut rumah tinggal kami dulu, di komplek perumahan perusahaan. Meski sudah berbeda penghuni. Diam-diam, aku suka mengintip rumah itu, membayangkan ketika anak-anakku bermain di halamannya..... dulu. Artinya, kenangan itu begitu manis. Karena kehidupan di Balikpapan dulu itu guyub sekali. Dengan kawan sekerja, dengan kawan dari perusahaan lain yang sama-sama aktif di yayasan. Dengan ustadz-ustadz di yayasan. Ah, dulu itu....

Terakhir sekali aku ke kota ini di tahun 2007, persis sebelum resmi pensiun dari Total. Dan setelah itu tidak pernah lagi. Ada keinginan untuk datang, tapi motif dan suasananya tidak terlalu mendukung, maka tidak pernah jadi kesampaian. 

Lalu tadi malam aku menjadi penumpang pesawat Garuda 522, berangkat jam 6 sore dari Bandara Soeta. Kembali lagilah kenangan itu. Kenangan ketika dulu hanya ada pesawat Garuda. Pesawat yang membelah langit senja menjelang malam menuju Balikpapan. Akhirnya mendarat di Sepinggan. Mana mungkin aku lupa dengan lingkungan bandara ini. Dengan wajah-wajah porter. Dengan iklan hotel-hotel.

Tapi apa pasal? Urusan apa aku ke Balikpapan?

Si Tengah, yang suaminya juga bekerja di Total, sekarang tinggal di Balikpapan. 'Pulang kampung,' katanya. Dia dan suaminya dan cucu kami Hamizan, telah menunggu kami di Sepinggan tadi malam itu. Sempat pula berjumpa seorang teman sekerjaku dua puluh tahun lebih yang lalu di bandara. Dia menjemput istrinya yang ternyata satu pesawat dengan kami. 

Tadi malam kami menginap di rumah perusahaan yang dihuni anakku dan suaminya. Tadi subuh kami shalat subuh berjamaah di mushala. Bertemu dengan beberapa orang yang masih melanjutkan kerja mereka di perusahaan yang sama. Insya Allah siang ini kami akan pergi shalat Jumat ke mesjid Istiqamah. Mesjid tempat aku biasa shalat Jumat dulu. Mesjid tempat dipusatkannya kegiatan yayasan kami dulu.

Balikpapan ini masih tetap indah...... Subhanallah.......

*****                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar