Rabu, 19 Oktober 2011

Nasihat (lagi)

Nasihat (lagi)

Seorang kemenakanku pernah minta nasihat begini;

'Paman! Aku menyukai si Fulan. Dan si Fulan mungkin juga menyukaiku meski dia agak egois. Dia tidak menghormati ayah dan ibuku dan dia cenderung otoriter. Nasihatilah aku  paman, bagaimana caranya aku berdoa kepada Allah agar si Fulan mencintaiku dan mencintai orang-orang yang aku cintai dan tidak terlalu egois lagi.'

Aku mengangguk-angguk mendengar keluhannya. 

'Jadi, intinya kau ingin bertanya tentang cara berdoa, begitu bukan?'

'Ya, berdoa agar si Fulan baik kepadaku dan seterusnya....'

'Baiklah. Pertama, dalam adab berdoa, yang artinya memohon, meminta agar dikaruniai sesuatu, haruslah digunakan kondisi meminta. Engkau berpengharapan, berkeinginan, agar kiranya Tuhan Allah menolongmu dalam urusanmu. Kondisi meminta adalah, pasrah dan penuh harap. Dan meminta dengan taktis tapi bukan dengan memerintah-merintah. Apalagi meminta urusan jodoh.'

'Bagaimana maksud paman?'

'Yakin benarkah kau bahwa si Fulan akan berjodoh denganmu dan bahkan seandainya dia berjodoh dia akan memberikan kebahagiaan kepadamu?'

'Justeru karena itulah saya ingin berdoa dengan cara yang benar, paman.'

'Kenapa kau tidak berdoa seperti ini; Ya Allah, aku menyukai si Fulan. Engkau Maha Mengetahui tentang perasaanku. Tapi aku tidak tahu ya Allah, apakah si Fulan akan jadi jodoh yang baik bagiku, dalam urusan dunia dan akhiratku di sisi Engkau. Oleh karena itu, ya Allah, aku memohon kepada-Mu, seandainya di dalam ilmu Engkau, si Fulan ini akan menjadi jodoh yang baik bagiku, untuk urusan dunia dan akhiratku, yang akan memudahkan aku mencapai keridhaan-Mu, maka kiranya mudahkanlah ia bagiku ya Allah, untuk menjadi jodohku. Akan tetapi, seandainya dalam ilmu Engkau, si Fulan ini akan menjadi jodoh yang buruk kepadaku untuk urusan dunia dan akhiratku, seandainya dia akan menjadikan aku durhaka kepada orang tuaku, maka hindarkanlah dia dariku ya Allah dan gantilah bagiku jodoh yang lebih baik. Ya Allah! Kabulkanlah doaku.' Misalnya berdoa seperti itu.'

'Tapi dengan demikian....... ada kemungkinan aku tidak berjodoh dengan si Fulan dong....'

'Kalau memang tidak akan baik akibatnya, seperti yang disampaikan dalam doa tadi, kenapa mesti memaksa harus dengan dia? Lagi pula, berdoa dengan memaksa-maksa seperti; Ya Allah aku mau yang itu juga, Ya Allah berikanlah kepadaku yang itu juga. Ya Allah aku tidak ingin selain yang itu....,' jelas tidak pantas. Kita harus merendah diri dan penuh harap dalam berdoa kepada Allah. Bukan memaksa-maksa yang bahkan mungkin tidak saja diabaikan Allah, bahkan mungkin kita akan dimurkai Allah.' 

'Begitu, ya paman.'

'Ya, begitu. Berhati-hati betullah kau berdoa tentang jodoh. Karena jodoh itu gunanya adalah untuk menghadang kehidupan dunia dan mempersiapkan urusan akhirat.' 

*****                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar