Jumat, 09 Mei 2014

Nikmat Fisik Yang Dikurangi Sedikit Demi Sedikit

Nikmat Fisik Yang Dikurangi Sedikit Demi Sedikit 

Rambut putih, mata mulai memerlukan bantuan kacamata, gigi mulai lepas, pendengaran berkurang, tungkai mulai lemas, jari-jari tangan mulai susah ditekuk, kulit mulai keriput..... Semua itu adalah bagian dari nikmat fisik yang pernah diberikan Allah Ta'ala tapi perlahan-lahan mulai dicabut satu persatu. Dan Allah Maha Kuasa untuk mengambilnya kembali. Pertanda apa itu?

Seorang jamaah mengeluhkan bahwa dia tidak mampu lagi datang secara teratur untuk berjamaah ke mesjid karena kakinya sakit dibawa berjalan dan berdiri lama. Dia mengatakan, sekarang terasa betul nikmatnya ketika dulu dia tidak punya masalah dengan kakinya. Tapi sekarang nikmat itu sudah dikurangi. Setiap kita (yang terlahir normal) pasti merasakan berkurangnya nikmat-nikmat tadi sesuai dengan bertambahnya umur. Entah diawali dengan rambut yang memutih, atau dengan penglihatan yang mulai tidak normal, atau gigi yang mulai lepas atau apa saja. Ada yang berusaha menunda datangnya gejala penuaan itu dengan menggunakan obat-obatan atau vitamin tambahan. Tapi tetap saja, katakanlah obat-obat itu mampu sedikit menunda, namun tidak akan mampu membatalkannya.

Tentu saja kita boleh berikhtiar mengobati atau mengganti ketika ada bagian dari tubuh kita yang tidak berfungsi dengan semestinya lagi. Kita boleh menggunakan kacamata. Menggunakan gigi palsu. Memakai alat bantu pendengaran. Tapi biasanya segera kita memahami pula, bahwa alat-alat bantu itu tidak dapat menggantikan ciptaan Allah yang asli. 

Pertanda apa itu? Berkurangnya nikmat dan kemampuan fisik adalah suatu isyarat. Bahkan menurut riwayat, fenomena itu adalah suatu peringatan dari malaikat maut tentang semakin dekatnya waktu kita (setiap kita) akan dijemputnya. Kita yang terlahir dalam keadaan lemah, ditumbuhkan Allah Ta'ala menjadi dewasa. Kekuatan dan kemampuan fisik kita mencapai suatu titik optimal pada saat tertentu lalu kemudian dari titik puncak itu, ia mulai menurun. Mulai berkurang sedikit demi sedikit. Artinya kita secara perlahan-perlahan melangkah menuju akhir. Dan akan berakhir dengan kembali kepada Sang Maha Pencipta. Karena sesungguhnya kita datang dari-Nya dan kepada-Nya kita dikembalikan.  

Tinggal masalahnya, adakah kita menyadari hal itu, ketika setiap nikmat itu dikurangi-Nya secara bertahap dari tubuh kita. 

*****
                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar