Senin, 23 Maret 2015

Harimau Mati Meninggalkan Belang......

Harimau Mati Meninggalkan Belang.....  

Ada pepatah mengatakan; 'Harimau mati meninggalkan belang - Gajah mati meninggalkan gading.' Sebenarnya permainan kata-kata dalam pepatah ini agak kurang pas. Ketika harimau mati ditembak pemburu yang telah dipesan oleh si pengawet, barangkali barulah harimau meninggalkan belangnya karena diawetkan. Tapi kalau dia mati terkapar karena tua di tengah rimba, tidak berapa lama sesudah itu kulit belangnya akan hancur melebur dengan tanah. Kalau untuk gajah, mungkin benar. Setelah gajah mati di tengah rimba raya, gadingnya masih akan bertahan untuk jangka waktu lebih lama. 

Tapi bukan urusan harimau atau gajah mati itu yang jadi cerita. Makna dari pepatah tadi itu adalah bahwa ketika 'orang besar' mati maka dia akan meninggalkan nama. Siapa itu orang besar? Ya, orang  besar menurut penilaian manusia, yang telah berjasa kepada orang banyak. Mungkin seorang raja. Mungkin seorang presiden. Atau seorang menteri. Seorang pahlawan perang. Atau pejabat penting lainnya. Atau orang ternama. Seperti mubaligh besar. Ketika beliau-beliau ini meninggal, biasanya namanya akan dikenang orang. Selama jasa-jasanya memang lebih menonjol dibandingkan kekeliruannya selama masih hidup.  

Karena ada saja raja, atau presiden yang dilupakan orang karena yang ditinggalkannya hanya kenangan buruk. Entah karena kezalimannya. Atau kesewenang-wenangannya.

Tadi pagi seorang mantan perdana menteri Singapura meninggal. Lee Kwan Yew yang pernah menerajui negara pulau itu selama lebih dari 30 tahun. Dalam usia cukup sepuh, 91 tahun. Lee Kwan Yew telah berbuat sangat banyak untuk memakmurkan Singapura. Negara kecil itu merupakan salah satu kota penting pusat perdagangan di dunia. Pulau yang tadinya tidak terlalu menonjol, di bawah pemerintahan Lee berganti rupa dengan sangat pesat. Singapura jadi indah, moderen dan teratur.

Ada yang mengatakan bahwa Lee Kwan Yew berkuasa dengan tangan besi. Entahlah kebenaran dugaan itu. Cuma yang kelihatan adalah bahwa dia berhasil menegakkan disiplin untuk menjaga kerapihan Singapura. Pelanggaran terhadap peraturan pemerintah diberi sangsi dengan denda uang atau dimasukkan ke penjara. Anda tidak bisa membuang sampah sembarangan. Atau meludah, atau membuang puntung rokok sesuka hati. Semua ada sangsi denda atau kurungan. Dan hal itu diterapkan dengan sungguh-sungguh, sehingga orang takut melanggar. 

Yang cukup mengagumkan, aturan-aturan yang dimulainya bisa bertahan meski dia tidak lagi menjadi orang berkuasa. Penggantinya tinggal meneruskan kebijakan yang dirintisnya. Hal yang agak berbeda dengan kita. Ada kota di Sumatera ketika dipimpin oleh walikota A selalu mendapat predikat kota terbersih. Tapi begitu walikota diganti, kebersihan kota kembali jadi centang parenang.

Sepertinya Lee Kwan Yew adalah seorang yang setelah mati akan meninggalkan namanya, untuk dikenang oleh banyak penduduk Singapura.

****                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar