Kamis, 07 November 2013

Rakus

Rakus                       

Kali ini tentang rakus. Orang yang makan berlebih-lebihan dikatakan sebagai rakus. Dalam bahasa Minang disebut cangok. Maksudnya, orang yang makan melebihi kebutuhan. Jika makan satu piring sudah cukup kenyang, lalu seseorang menambah sedikit, misalnya setengah piring, karena makanan yang sedang dinikmatinya terasa enak, hal itu masih bolehlah dianggap wajar. Yang seperti ini belum akan dikatakan rakus. Tapi kalau menambahnya sampai beberapa piring, sampai terpaksa dia melonggarkan ikat pinggang, sampai sulit bernafas, maka yang seperti ini 'rakus' namanya.

Akan tetapi, serakus-rakusnya seseorang makan, tetap ada batas. Sampai suatu ketika tidak ada lagi tempat di dalam perut, maka orang yang paling rakuspun terpaksa berhenti makan. Kalau dipaksakan juga, bisa-bisa jadi muntah.

Ada jenis rakus lain yang agak berbeda. Rakusnya seseorang dalam mengumpulkan harta. Terlebih-lebih yang mengumpulkan harta tidak halal. Yang tidak perduli dari mana datangnya, dengan cara apa mendapatkannya. Kerakusan seperti ini tidak mengenal kata kenyang. Orang yang terbiasa 'memakan apa saja' itu biasanya jadi semakin ketagihan. Hilang rasa dan perisa. Hilang rasa malu. Dalam Islam orang seperti ini disebut tamak. Meski sangat nyata bahwa 'kekayaan'nya sangat tidak wajar. Orang bisa memperkirakan dengan mudah bahwa yang dimilikinya itu tidak normal. Tidak bersesuaian dengan pendapatan atau gaji resminya sebagai seorang karyawan, atau pegawai negeri dan sebagainya. Hebatnya, dia tidak merasa malu sedikitpun.

Contoh orang seperti ini kelihatannya semakin banyak. Kita tercengang-cengang mengamatinya. Ada orang yang mengoleksi mobil mewah. Yang sebuahnya berharga bermiyar-miyar rupiah. Memiliki banyak rumah mewah di daerah elit pula. Yang harganya masya Allah, tidak terbayangkan oleh orang kebanyakan. Dan yang lebih 'mengerikan' orang yang mempunyai banyak simpanan wanita. Masya Allah.... Semua dimilikinya dengan kerakusan. Dengan hawa nafsu yang tak terkendali.

Akhir-akhir ini, satu dua orang terbuka 'kedok'nya. Walaupun sebenarnya mereka tidak pula berkedok atau berusaha menutup-nutupi. Beberapa orang di persekitarannya ada juga yang menyaksikan kekayaan luar biasa individu seperti ini. Jadi tontonan orang banyak karena beritanya disebarkan oleh media massa. Mereka-mereka itu dicokok oleh KPK. Mendengar berita itu kita benar-benar terperangah. Alangkah hebatnya beliau-beliau itu. Alangkah rakusnya.   

Apakah mereka tidak sadar bahwa kerakusan mereka itu disaksikan Allah. Dicatat malaikat dan nanti di akhirat akan mereka pertanggungjawabkan. Tapi memang disitu letak masalahnya. Hawa nafsu mereka telah mengalahkan akal sehat. Hawa nafsu yang tidak mengenal malu.
 

****  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar