Rabu, 12 September 2012

4 HbH Dalam Tiga Hari

4 HbH Dalam  Tiga Hari 

Tanpa disengaja, 4 HbH dijalani berurutan  dalam waktu tiga hari. Tanpa disengaja karena aku bukan panitia di keempat HbH tersebut, tahu-tahu susunannya sudah seperti itu.

Yang pertama adalah HbH anggota mailinglist RantauNet. Waktunya hari Sabtu siang yang lalu bertempat di kediaman seorang sesepuh RantauNet di daerah Pondok Indah. Undangannya disampaikan melalui email sekitar seminggu sebelumnya. Begitu rencana itu diumumkan panitia, bertubi-tubi datang jawaban anggota palanta yang berdomisili di Jabodetabek menyatakan akan ikut hadir. Aku pun jadi tergugah untuk datang dan segera pula memberitahu panitia. 

Alhamdulillah, ternyata HbH tersebut sebuah pertemuan yang sukses. Baik dari jumlah yang hadir (sekitar lima puluh orang) maupun dari hal hidangan yang dibawakan oleh para peserta. Banyak sekali macamnya, termasuk gulai jariang, palai rinuak, dendeng batokok. Kamipun makan lamak bertambuh-tambuh. Diikuti pula dengan mencicipi lamang tapai, katan jo goreang pisang, rakik maco dan banyak lagi, sesudah makan nasi. Pertemuan itu dimanfaatkan pula untuk berdiskusi tentang cita-cita RantauNet. Meski banyak dari cita-cita selama ini tidak terlalu mulus pencapaiannya. Setidak-tidaknya HbH ini berhasil dalam menyambung tali silaturrahim di antara anggota Palanta RantauNet, yang selama ini hanya berkomunikasi di dunia maya.

HbH kedua di hari Ahad siang, adalah pertemuan kecil-kecilan kami keturunan rumah di ujuang. Rumah di ujuang adalah rumah ibuku di kampung. Anak keturunan nenek dari rumah itu sekarang  adalah sampai generasi anak-anak kami, yang sudah berkeluarga pula. Anggotanya bertaburan kemana-mana sampai ke Singapura, sampai ke Inggeris. Tapi sebagian berdomisili di Jabodetabek, dan mereka ini yang berhalal bi halal kemarin itu. HbH yang ini sekedar makan bersama, sambil mengamati cucu-cucu yang heboh berlari-lari ke sana ke mari.

Malam harinya giliran HbH komplek tempat aku tinggal. Ini benar-benar HbH yang sangat perlu. Karena meski kami saling bertemu di mesjid pada waktu shalat (sebagian cukup besar), tapi bermaaf-maafan dan bersalam-salaman belum kami lakukan. Masing-masing sibuk berhari raya dengan sanak saudara dan karib kerabat. Bahkan tidak sedikit pula yang ikut mudik berlebaran. Pertemuan HbH ini kami lakukan di lapangan komplek. Semua warga diundang, termasuk yang bukan Muslim. Dalam urusan makan-makan, acaranya terhitung sederhana. Acaranya pun dibuat ringkas-ringkas saja, mendengar ceramah singkat Hikmah HbH, bersalam-salaman, lalu acara ramah tamah sambil menikmati semangkuk bakso.

Hari Senin siang adalah HbH di tempat kerja. Diawali dengan ceramah Hikmah HbH juga, shalat zhuhur berjamaah, lalu acara makan-makan. Nah, urusan makan-makannya tentu saja agak istimewa. Berlimpah-limpah. Karena tanggungan perusahaan.

Ada juga yang bertanya dengan berbisik. HbH ini dijaman Nabi ada tidak? Jangankan di jaman Nabi, di tempat lain di luar Indonesia juga tidak ada. Ini khusus adanya di negeri kita saja. Lha, apakah itu bukan acara yang dibuat-buat? Ya, dibuat-buat memang, untuk saling bertemu, menyambung tali silaturrahim, dalam suasana ceria, diikuti dengan acara makan-makan. Dan pertanyaannya tidak diteruskannya......

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar