Allah Akan Menguji Kesungguhan dan Komitmen Kita
Oleh: Sri Kusnaeni, S.TP. ME.I - 27/03/15 | 18:48 | 08 Jumada al-Thanni 1436 H
dakwatuna.com - Tiap peristiwa dalam jenak kehidupan
ini sesungguhnya tidak pernah sepi dari hikmah dan pelajaran yang ingin
Allah berikan kepada kita. Apa yang sudah yakini, kita ucapkan dan kita
dakwahkan, akan dilihat Allah sejauh mana komitmen dan kesunggguhan
kita dalam mengamalkannya. Kita akan diuji kesabarannya, sehingga Allah
melihat siapa diantara hamba-hambanya yang bersungguh sungguh dan
bersabar.
Tengoklah kembali firman Allah swt di suarat Al-Ankabut ayat 2 “Apakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan kami telah
beriman (dalam makna yang luas, meyakini suatu prinsip, nilai,
pelajaran dan arahan dari Allah dan Rasulnya) dan mereka tidak di uji?“
Ketika
hari ini kau telah mengajarkan besarnya nilai ketaatan istri kepada
suami, sebagai seorang istri dalam waktu dekat engkau akan bertemu
dengan kesempatan dimana engkau diminta melakukan sesuatu untuk mentaati
suamimu, mungkin dalam hal yang terasa berat untuk melaksanakannya,
karena begitu padatnya hari harimu dengan aktivitas lain.
Ketika
hari ini kau telah mengajak orang lain untuk memiliki sikap dermawan dan
gemar memberi , bersedekah, berinfaq, boleh jadi dalam selang waktu
yang tidak berbilang, tiba tiba kau didatangi tetangga yang ingin
meminjam uang keperluan yang mendesak.
Ketika dalam ceramahmu tadi
telah mengajak jamaah untuk mendisiplinkan diri dengan shalat tepat
waktu dan berjamaah, tanpa di rekayasa dan direncanakan olehmu, mungkin
saat adzan berkumandang, tiba-tiba datang telpon, sms, atau wa yang
berisi pesanan bisnis yang harus segera direspon.
Saat tetanggamu
meminta nasehat agar bisa bersabar dalam mendidik anak, dan dengan
lancar dari lisanmu meluncur nasehat nasehat bijak dan kiat bagaimana
bersabar menghadapi berbagai tingkah anak, sangat mungkin sepulang
sekolah anak kita tiba tiba membuat ulah yang membangkitkan emosi kita.
Saat
dalam status Fb mu telah mengajak untuk menjadi pribadi yang gemar
tersenyum pada saudara dan tidak suka cemberut, akan sangat mungkin
dalam beberapa jam ke depan akan bertemu dengan seseorang yang selama
ini telah membuat kita kesel hati.
Saat di depan murid-muridmu
engkau telah mengajak mereka untuk selalu berbuat baik kepada orang
tua/birrul waalidain. Tak disangka tiba tibamu orang tua menelpon minta
dianter ke dokter, padahal saat itu mungkin engkau sedang terburu-buru
mengejar satu jadwal kajian.
Dan seterusnya dan seterusnya, banyak
moment dan kejadian yang Allah hadirkan untuk kita bisa membuktikan
kesungguhan dan komitmen terhadap suatu kebaikan. Ibaratnya, sebelum
orang lain merasakan “beratnya” kebaikan, Allah ingin agar engkau
merasakan dahulu pengalaman itu. Sampai kebaikan kebaikan itu bisa
menjadi akhlakmu yang kokoh. Maka jika engkau lulus, bukan berarti juga
pelajaran pelajaran lain tidak akan berdatangan kembali, ia akan terus
hadir mengisi kehidupanmu, hingga kehidupan ini telah berpindah ke bumi
(kuburan).
Suatu kali, seorang ulama diminta berkhutbah membahas
tentang keutamaan membebaskan budak. Permintaan pertama kedua, dan
berikutnya tidak mau dipenuhi oleh ulama tersebut, sampai pada suatu
saat ulama tersebut baru meng iya kan untuk berkhutbah dengan tema
membebaskan budak. Ketika ditanya alasannya , kenapa baru kali beliau
meng-iya-kan dan tidak dari kemarin kemarin, ulama tersebut menjawab
bahwa “saya belum pernah membebaskan budak, maka saya tanya untuk
berbicara tentang keutamaan membebaskan budak. Hingga saya berpikir
untuk bisa menabung agar bisa membebaskan budak. Dan saat ini saya telah
berhasil membebaskan seorang budak, maka saya berani untuk menyampaikan
tema tersebut.
Secara fitrah, memang kita akan merasa berat,
bahkan boleh jadi lidah menjadi kelu, saat harus menyampaikan tentang
sesuatu yang kita sendiri belum mengamalkannya. Ada beban psykologis
yang menggelayut. Memang ada tema yang harus kita sampaikan meski kita
belum pernah merasakan dan mengamalkannya, yakni tema tentang
“kematian”. Dengan ujian-ujian tersebut di atas, sesungguhnya Allah
menginginkan agar kita banyak latihan, sehingga nilai suatu konsep yang
kita dakwahkan, benar benar telah menginternal di dalam diri ini. Makin
banyak latihan, makin mengokohkan dan menghunjamkan konsep kebaikan di
dalam diri. Maka bersyukurlah seseoang yang senantiasa mengajak orang
lain untuk mengajak kebaikan, karena itu berarti akan banyak latihan
yang Allah berikan kepadanya, sehingga makin mahir mengoperasikan diri
untuk hidup dalam kebaikan. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar