Sabtu, 09 Maret 2013

Kiat Menghafal Al Quran

Kiat Menghafal Al Quran 

Taklim kami ba'da subuh pagi ini di mesjid adalah tentang hafalan al Quran. Ustadz yang memimpin taklim bercerita bahwa beliau dahulu sudah berhasil menghafalkan al Quran 30 juz. Tapi kemudian sembilan juz berantakan dan hilang kembali. Penyebab utama hilangnya yang sembilan juz itu, menurut beliau karena beliau pernah ikut aktif berpolitik, ikut jadi caleg meskipun gagal. Untuk mengembalikan hafalan yang hilang itu ternyata tidak mudah dan sampai sekarang belum berhasil. Begitu cerita sang ustadz.

Mungkin untuk sekedar berbagi pengalaman atau mungkin beliau ingin tahu seberapa banyak hafalanku (sebagai imam mesjid) beliau meminta aku bercerita tentang pengalaman menghafalkan ayat-ayat al Quran. Agak malu aku menjelaskannya karena hafalanku tidak banyak. Tapi karena pertanyaan dan permintan itu rasanya tulus-tulus saja aku coba menjelaskan.

Aku belajar membaca al Quran ketika berumur delapan tahunan. Mulai dengan mengenal huruf hijaiyah alif ba ta sampai sedikit demi sedikit mampu membaca al Quran. Proses belajar membaca itu aku jalani selama dua tahun, sampai kami dinyatakan sudah mampu membaca al Quran dengan baik, lalu dikhatam dalam sebuah acara khatam al Quran di kampung. Sayangnya, pelajaran membaca al Quran itu boleh dikatakan berhenti sampai disana saja. Tidak ada yang menganjurkan dan menyemangati untuk menghafalkan ayat-ayat al Quran. Menghafal ayat-ayat pendek untuk dibaca dalam shalat justru diajarkan di sekolah dasar. Dan hafalan sampai sekitar sepuluh surat terpendek dari juz amma aku dapatkan dari menyimak imam ketika shalat tarawih di bulan puasa, yang bacaannya memang tidak terlalu banyak variasinya pula.

Mempunyai hafalan sekitar sepuluh (atau mungkin belasan) surah pendek itu bertahan sampai aku jadi mahasiswa bahkan sampai aku bekerja. Di tempat bekerja di Balikpapan kami biasa melakukan shalat tarawih dari rumah ke rumah. Waktu itu aku sering dijadikan imam shalat tarawih. Timbul rasa malu karena bacaannya hanya itu-itu saja. Dimulailah menambah beberapa lagi dari surah-surah di juz amma itu. Tapi tidak banyak.

Waktu pergi melaksanakan ibadah haji tahun 1990, aku terobsesi ingin menambah hafalan. Paling tidak mampu menghafal keseluruhan juz amma. Sepulang dari haji, dimulai mencoba menambah-nambah hafalan. Alhamdulillah berhasil, hafal sejak dari 'ammaa yatasaa aluun... Setelah itu ditambah dengan potongan-potongan ayat dari surah mana saja. Pertambahannya sangat pelan sekali.   

Di akhir tahun 1993 kami sekeluarga pindah ke Jakarta. Di mesjid komplek aku sering pula dijadikan imam bahkan terakhir diangkat jadi imam mesjid sampai sekarang. Ditambah-tambah juga hafalan itu walau tidak banyak. Ada kalanya agak bersemangat, dapat menghafalkan beberapa lembar. Tapi kesempatan seperti itu sangat jarang. Sampai sekarang alhamdulillah baru berasil menghafalkan surah al Baqarah dan beberapa surah di tengah-tengah al Quran seperti surah ar Rahman dan surah Sajadah. Aku membaca surah Sajadah dan surah Al Insaan satu kali hari Jumat dalam sebulan di waktu shalat subuh. Kebiasaan ini sudah berjalan cukup lama. Kenapa hanya sekali sebulan? Khawatir jamaah mesjid tidak ikhlas mengikutinya kalau dilakukan setiap hari Jum'at.

Masih dicoba-coba menambah hafalan ayat-ayatal Quran itu. Mudah-mudahan bertambah juga meski untuk bisa menghafal 30 juz rasa-rasanya hampir tidak mungkin.

Kata si ustadz pula agar diniatkan saja dan tetap diusahakan. Biarlah Allah yang menentukan nantinya akan sampai dimana.....

*****                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar