Jumat, 14 Februari 2014

Akhlak Dan Moral

Akhlak Dan Moral

'Moral rakyat negeri ini sudah terlalu banyak yang rusak,' seorang teman melampiaskan perasaannya. 'Sampai bosan kita membaca berbagai prilaku tidak terpuji yang mereka perbuat. Tidak pandang siapapun. Yang lebih mengesalkan lagi, di kalangan orang-orang yang seharusnya bisa dipercaya, kecurangan demi kecurangan tetap jadi hiasan hidup. Padahal negeri ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Dan lihatlah! Tingkah laku mereka tidak mencerminkan keislamannya. Justru di negeri-negeri bukan Islam orang bisa berprilaku lebih islami. Kau tahu? Penduduk New Zealand adalah masyarakat yang paling islami. Sementara negeri kita ini di peringkat ke 131 dari lebih 200 negara di dunia dalam keindahan moral,' dia terus menyerocos.

'Bagaimana mengukur kadar keislamian suatu bangsa yang menempatkan New Zealand paling baik itu?' aku bertanya.

'Dengan nilai-nilai moral. Dengan kejujuran. Dengan kebiasaan amanah, terpercaya, tidak suka berbohong dan merugikan orang lain. Kau tahu? Anak-anak sejak umur dini di negeri itu diajar dan dilatih untuk  bisa tertib. Untuk terbiasa antri. Menghargai kepentingan orang lain. Tidak suka main serobot seperti kebiasaan anak-anak kita. Sopan dan santun dalam berbicara. Cepat minta maaf kalau terlanjur berbuat keliru. Pernah kau dengar? Seseorang yang terpeleset di depan orang lain dan mengagetkan orang itu, buru-buru minta maaf. Bukan seperti yang sering kita lihat di sini, orang yang terpeleset langsung marah-marah dan menyalahkan orang lain.'

'Oo begitu?!' 

'Ya, begitu. Pegawai-pegawai punya harga diri dan tidak mau disuap. Orang malu untuk korupsi. Malu jika sampai terlihat hidupnya tidak pantas dan tidak bersesuaian dengan penghasilannya. Mereka amanah dan terpercaya.'

'Cuma sayang barangkali mereka bukan orang-orang yang beriman,' aku menyela asal-asalan.

'Apa maksudmu? Mereka tidak Islam tapi moral mereka terpuji. Akhlak mereka mulia.'

'Ya... Moral mereka terpuji. Tapi akhlak mereka belum tentu.'

'Maksudnya?' tanyanya.

'Moral tidak sama dengan akhlak. Moral adalah untuk ukuran dunia. Penilaian moral berdasarkan kebiasaan dan hukum dunia. Sementara akhlak adalah ukuran dunia dan akhirat. Akhlak adalah prilaku makhluk yang menyadari bahwa dirinya diawasi Sang Khalik.'

Dia mendelik.

'Apakah menurutmu orang-orang New Zealand itu tidak patut dikatakan berakhlak baik?'  

'Seandainya di antara mereka itu ada yang hidup bersama, saling menghormati dan saling mencinta tapi mereka tidak menikah, akankah kau katakan pasangan seperti itu berakhlak baik? Atau seandainya di antara mereka ada yang terbiasa minum khamar sampai mabuk, akankah yang seperti ini juga dinilai berakhlak baik?'

'Memangnya ada?'

'Entahlah. Mungkin kau yang lebih tahu.'

'Lalu bagaimana dengan orang Islam yang moralnya atau katakan akhlaknya tidak baik?'

'Apanya yang bagaimana? Kalau dia suka bermaksiat, suka berbuat zalim, menyakiti orang lain, mengambil harta orang lain maka dia itu berdosa. Jika orang yang dizaliminya tidak mengikhlaskan dan tidak memaafkannya, nanti di akhirat dia akan dihukum Allah.'

'Walaupun dia sempat minta ampun kepada Allah?'

'Walaupun dia sudah minta ampun kepada Allah, tapi dosanya terhadap sesama manusia yang belum diselesaikannya di dunia ini, nanti akan diusut dan diadili di akhirat.'

Dia terdiam......

****

                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar