Jumat, 09 September 2011

Puasa Syawal

Puasa Syawal 

Diriwayatkan oleh jamaah ahli hadits, kecuali Bukhari dan Nasa'i, dari Abu Ayyub al Anshari bahwa Nabi SAW bersabda; 'Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan enam hari bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang masa.'

Menurut Imam Ahmad puasa enam hari di bulan Syawal itu dapat dilakukan berturut-turut atau tidak berturut-turut dan tidak ada kelebihan yang satu dari lainnya.

Banyak orang menyebutnya dengan puasa enam. Dan ada yang mengerjakan sejak tanggal 2 Syawal, jadi setelah berbuka satu hari tanggal 1 Syawal, langsung mengerjakan puasa Syawal ini enam hari berturut-turut, setelah itu pada tanggal 8 Syawal berhari raya lagi yang mereka sebut hari raya ketupat. Tapi ada juga yang mengerjakan satu hari demi satu hari secara terpisah, bahkan mengerjakan setiap hari Senin dan Kamis. Lalu ada yang bertanya, bolehkah niatnya disatukan saja antara puasa Syawal dengan puasa Senin Kamis? Jawabnya seperti bolehkah shalat tahyatul masjid disatuniatkan dengan shalat qabliyah? Ustadz yang cukup mumpuni menjawab bahwa hal yang seperti itu tidak diperbolehkan. Sama seperti tidak boleh meniatkan membayar hutang dan sekaligus membayar zakat. 

Begitu pula ada di antara ibu-ibu yang bertanya, bolehkah kita puasa Syawal dahulu baru membayar hutang (pengganti puasa selama masa haidh). Bahkan membayar puasanya pada bulan yang lain? Atau bahkan sekaligus juga membayar hutang dan puasa Syawal? Jawabannya sama. Yang lebih baik itu adalah membayar hutang puasa terlebih dahulu (karena hukumnya wajib) lalu sesudah itu berpuasa Syawal. Membayar hutang sekaligus puasa Syawal tidak dibolehkan. Ibu-ibu muda komplain lagi, kami hanya punya hari 22 hari dalam satu bulan, tujuh hari pembayar hutang, lalu enam hari puasa Syawal, kapan kami berhari raya? Pada hal jawabnya sudah ada. Bukankah 22 dikurangi 7 dikurangi 6 masih bersisa 9. Jadi masih ada waktu luang 9 hari di bulan Syawal sesudah membayar hutang dan mengerjakan puasa enam. Tentu saja kalau ibu-ibu itu memang berniat.                       

Mudah-mudahan hati kita dikuatkan Allah untuk mengerjakan puasa Syawal, dengan niat semata-mata mencari keridhaan Allah SWT.

*****          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar