Sabtu, 11 Mei 2013

Penikmat Dunia

Penikmat Dunia   

Wa minannaasi man yu'jibuka qauluhuu fil hayaatid dunya - wa yush-hidullaahi 'alaa ma fii qalbihii - wa huwa aladdul khishaam. (Ada di antara manusia itu yang ucapannya tentang kehidupan dunia mempesonakan kamu. Ia berani bersumpah dengan nama Allah bahwa ucapannya keluar dari hatinya. Padahal dia adalah musuh yang kejam.) (al Baqarah ayat 204). 

Yang dimaksud dalam ayat di atas adalah manusia-manusia penikmat dunia. Dia mendapatkan kemudahan. Rezekinya diberikan lebih oleh Allah. Terlepas apakah dia mendapatkannya dengan cara yang diridhai Allah atau bukan. Apakah dia mengumpulkan harta yang halal atau haram. Lalu dia bangga dan menikmati benar apa-apa yang diperolehnya itu. Dia mengharungi dunia kemana yang dia mau dengan mudah. Dia memperoleh apa yang dia inginkan dengan mudah. Termasuk pemuas syahwat. Dan dia bangga dengan semua itu, sehingga ketika orang lain mendengar ceritanya maka orang terpesona.

Pencapaiannya jauh di atas yang diperoleh manusia biasa. Lalu dia bangga dan sombong dengan apa-apa yang diperolehnya itu. Kesombongan yang sebenarnya sangat gegabah. Tidak akan lama dia dapat menikmati dunia itu karena jatah hidupnya yang terbatas. Pelan-pelan dia akan beranjak tua dan akhirnya berlalu dari alam fana ini. Bukankah sudah banyak contoh tentang penikmat dunia yang akhirnya terbujur kaku lalu dimasukkan orang ke dalam tanah? Sebutlah siapa saja. Sejak dari orang paling berkuasa seperti Firaun dan Firaun-firaun yang lain. Atau seperti orang kaya seperti Qarun atau Qarun-qarun yang lain.

Penikmat-penikmat dunia yang sombong dan bertambah-tambah kesombongan mereka. Mereka merasa seolah-olah yang dicapainya adalah buah karyanya sendiri. Tanpa ikut campur kekuatan apapun. Dia memperoleh segala sesuatu karena dia hebat. Dialah yang berprestasi dengan cemerlang. Tidak ada ikut campur siapapun yang menjadikan dia sehebat itu. Takabur!

Dia menjadi musuh kepada orang banyak dikarenakan kesombongan dan ketakaburannya. Dan dia memang tidak menyukai orang yang tidak ikut memujanya. Dia memusuhi siapa yang tidak ikut mengaguminya. Seperti yang dicontohkan Firaun.

Berhati-hatilah menyikapi penikmat dunia. Jangan sampai terkecoh oleh 'kehebatannya'. Ingatlah bahwa kehidupan dunia ini sungguh sangat sebentar. Dan nanti semua akan ditanya tentang segala sesuatu yang pernah dinikmati di dunia ini.

*****                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar