Sabtu, 28 November 2009

Memotong hewan qurban

29 November 2009

Kemarin adalah hari yang sibuk. Sibuk mengerjakan pemotongan hewan kurban. Memotong sejak dari hewan masih berdiri sampai masuk ke dalam kantong-kantong plastik. Dan mengasyikkan. Bukan mengasyikkan karena mengerjakan pekerjaan yang berdarah-darah itu. Tapi asyik karena pekerjaan itu kami kerjakan bergotong-royong. Bersama-sama dengan penghuni kompleks yang adalah jamaah masjid. Ada seratus orang lebih warga kompleks yang ikut ambil bagian. Bapak-bapak (lebih tepatnya kakek-kakek), ibu-ibu atau nenek-nenek, remaja masjid. Semua kami sibuk. Semua kami ikut bergelimang darah di daging hewan kurban. Mengiris, mencincang, memotong, menimbang, membuat ribuan tumpukan, memasukkan ke dalam kantong. Dimulai jam delapan pagi, berakhir jam setengah enam sore, dengan 'break' shalat dan makan siang.

Sebegitu sibuknya?

Ya. Karena kami memotong 13 ekor sapi dan 27 ekor kambing. Sebuah rekor memang, untuk kompleks kami yang berpenghuni seribu warga. Dan hewan-hewan itu adalah qurban warga kompleks. Ada yang satu keluarga berkurban seekor sapi (ada tiga yang seperti ini). Kami mendatangkan (membayar) jagal sapi berikut petugas mengulitinya karena pekerjaan ini perlu 'skill' khusus. Tetapi bagian mencincang dan memotong-motong adalah pekerjaan kami.

Hewan-hewan kurban itu akhirnya berubah menjadi potongan-potongan dalam hampir seribu empat ratus kantong. 250 kantong kambing dan 1120 kantong sapi. Masing-masing kantong itu berisi lebih sekilo daging berikut tulang.
 

Jam setengah empat, sesudah shalat asar kami sudah siap untuk memasukkan semua daging itu kedalam kantong plastik siap untuk dibagi. Di luar pagar masjid sudah bergerombol para pemegang kupon yang akan menukar dengan kantong daging. Kami siapkan beberapa buah loket dengan kelompok nomor kupon. Pemegang kupon kami izinkan masuk pekarangan masjid dengan bertahap dan mereka dipersilahkan menuju loket yang sesuai dengan nomor kupon.



Ada beberapa puluh orang yang tidak memegang kupon karena waktu kami data mereka tidak ada di rumah mereka, sementara kami tidak mau menitipkan kupon. Untuk kelompok ini memang sudah disiapkan kupon cadangan yang dibagikan di tempat pada saat terakhir. Jumlah kupon kami usahakan sama dengan jumlah kantong yang disiapkan.



Alhamdulillah, lebih sedikit dari jam lima sore semua kantong sudah dibagikan. Dan berakhirlah pekerjaan itu. Berakhir dengan selamat.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar