Minggu, 06 November 2011

Hari Sibuk

Hari Sibuk

Alhamdulillah, bolehlah barangkali aku senang dengan lingkunganku ini. Lingkungan yang dimampatkan menjadi sebuah RW dengan lebih kurang 200an rumah. Dengan warga yang majemuk. Ada Jawa, Sunda, Aceh, Tapanuli dan Batak, Palembang, Minang, Bengkulu, Madura, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Manado, Bali..... Pokoknya Indonesia Raya. Dan kami guyub. Terlebih lagi, akrab di lingkungan mesjid komplek. Jamaah mesjid yang aku saksikan berawal dari sedikit dan lama-lama jadi semakin banyak. Dan alhamdulillah sekali lagi, kami cukup istiqamah dalam berjamaah. Dalam shalat berjamaah.

Dan hari ini kami semua sibuk. Sibuk memotong dan mencacah hewan kurban. Cerita yang sudah pernah kutulis sebelumnya. Biarlah kali ini kuulangi lagi. Ada empat belas ekor sapi yang kami potong hari Ini. Sebuah rekor baru karena sebelum ini yang terbanyak, dua tahun yang lalu, tiga belas ekor. Dan enam belas ekor kambing. Kami bergotong royong. Jamaah mesjid komplek ini, jamaah yang ikut berkurban, bertungkuslumus, berdarah-darah memotong, mencacah, mencincang, memasukkan ke plastik, membagi-bagikan. 

Dalam urusan membagi ini kami sudah sangat berpengalaman untuk menghindari ketidak tertiban. Kami bergotong royong pula membagi-bagikan kupon ke RW tetangga, yang penghuninya dari kelas bawah. Ada tukang / buruh harian, ada tukang ojek, supir angkot, penjual bakso keliling, tukang sol sepatu. Itulah yang menerima pembagian. Ada seribu limaratus kupon yang kami bagikan. Lalu kantong daging kami siapkan sebanyak jumlah kupon ditambah ekstra beberapa puluh. Tadi sesudah asar, para pemegang kupon itu sudah antri di luar pagar mesjid. Menunggu sambil menonton kami mempersiapkan bungkusan daging dalam kantong plastik.

Pekerjaan memotong-motong itu (dibantu oleh jagal sapi yang profesional) selesai jam setengah lima. Selesai dalam arti kata semua sudah masuk kantong plastik siap dibagi-bagikan. Lalu pintu yang dijaga petugas satpam dibuka dengan mengijinkan pemegang kupon masuk sepuluh demi sepuluh orang. Semua berlangsung dengan tertib. Meski di luar, mereka berdesak-desak (inilah kebiasaan tidak sabar masyarakat kita). Padahal semua kebagian. Bahkan yang tidak punya kupon, beberapa puluh orang, masih dapat kami layani. Jam setengah enam selesailah pekerjaan besar itu. Selesai dengan selamat tanpa ada masalah sedikitpun. Petugas mesjid bekerja keras membersihkan beranda mesjid dari serpihan daging, darah dan kotoran lainnya. Petugas yang memang sudah disiapkan untuk itu.

Lalu tinggallah capek. Tapi hati senang. Karena pekerjaan ibadah itu terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan Allah menerima yang kami kerjakan sebagai amalan yang shalih. 

****                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar