Kamis, 23 Mei 2013

Mutu Jalan Raya..... Memalukan.....

Mutu Jalan Raya..... Memalukan..... 

Pernahkah anda memperhatikan kualitas jalan raya berhampiran dengan tempat tinggal anda? Apakah anda puas dengan mutunya? Aku sudah sejak lama mendongkol dengan kondisi jalan raya di persekitaran tempat aku tinggal di Jatibening. Pernah suatu ketika beberapa tahun yang lalu, jalan raya sepanjang Kalimalang arah ke Bekasi, luar biasa bobroknya. Lobang sebesar kubangan gajah, berisi batu kali tajam-tajam sebesar kepala kanak-kanak. Akhirnya, kira-kira lima atau enam tahun yang lalu, jalan kubangan gajah itu diganti (sedikit demi sedikit) dengan jalan beton. Tapi hanya bagian yang rusak parah itu saja. Bagian yang lain, yang tidak dibeton bergantian rusak. Pekerjaan mengganti dengan beton tebal itu berlanjut sampai sekarang. Saat ini mereka sedang mengerjakan jalan di dekat mesjid Al Azhar  Jaka Sempurna - Bekasi.

Ada jalan lain yang selalu aku gunakan untuk masuk ke jalan tol menuju Jakarta. Jalan ini secara berkala (antara setahun sampai dua tahun) diperbaiki, ditambah aspalnya. Yang mengherankan, aspal baru itu hanya bertahan bagus untuk beberapa bulan saja. Setelah itu, sedikit demi sedikit pula, rusak dan hancur kembali. Hanya beberapa bulan. Jalan Caman Raya, di dekat persimpangan ke arah Pondok Gede (kami biasa menyebut dekat apotik Argia) baru ditambal aspalnya (dengan hotmix lagi) sekitar enam bulan yang lalu. Saat ini ada satu bagian sepanjang lima meter yang hancur, rusak parah, dengan lobang selebar satu meter sedalam sepuluh senti. Letaknya sekitar dua puluh meter dari pertigaan tadi itu arah ke jalan tol.  Sedangkan di simpang tiga  sendiri juga ada bagian yang rusak berlobang cukup besar dan dalam pula.   

Jalan rusak berlobang-lobang ada di mana saja di negara kita ini. Bahkan di dalam kota Jakarta yang ibu kota. Apa lagi di jalan propinsi antar kota. Kita sering pula mendengar berita bahwa untuk menyambut kedatangan hari raya Aidil Fitri, jalan-jalan raya antar propinsi itu sengaja diperbaiki. Begitu setiap tahun diberitakan.  Nyata sekali bahwa ada yang tidak beres dalam penanganannya.  

Aku mendongkol karena 'permainan' ini benar-benar tidak pernah habis-habisnya. Jalan-jalan raya itu selalu harus dibujetkan perbaikannya yang hanya bisa terlihat bagus untuk beberapa bulan. Tidakkah ini memalukan? Di negeri orang, jalan raya yang baru dibangun bisa dipakai sampai dua puluh lima tahun tanpa perbaikan. Jalan itu tetap mulus untuk jangka waktu sangat lama. Apa benarkah resep membuat jalan raya yang bisa dipakai tahan lama itu? Mustahil para ahli sipil di negeri kita tidak mengetahuinya. Komposisi bahan untuk membuat jalan itu tidak akan sebanyak jumlah bumbu membuat rendang. Tapi kok tidak kunjung 'difahami' juga oleh yang bertanggung jawab memelihara jalan raya tersebut?

Kejengkelan yang entah kemana akan dihadapkan......

*****          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar