Senin, 07 Maret 2011

Omel

Meng-omel....

Mengomel artinya menunjukkan ketidaksenangan dengan mengeluarkan kata-kata. Kadang-kadang dengan mengeluarkan kata-kata kasar, kata-kata makian dan cercaan. Tapi bisa juga dengan bentuk keluhan ketidakpuasan. 

Ada orang yang begitu senangnya mengomel dan berkeluh kesah. Pagi mengomel, siang mengomel. Kepada istri mengomel. Kepada anak mengomel. Kepada pembantu, kepada pegawai. Kepada siapa saja, mengomel. Rasanya semua orang salah saja. Rasanya semua orang perlu diomeli. Begitu pula ada saja yang suka berkeluh kesah. Panas mengeluh, dingin mengeluh. Kelaparan mengeluh, kekenyangan mengeluh. Semua serba salah. Serba tidak menyenangkan. Dibantu salah tidak dibantu salah. Diberi ngomel tidak diberi ngomel. Tahukah kita bahwa kebiasaan berkeluh kesah, kebiasaan mengomel itu adalah kebiasaan yang tidak terpuji? Menunjukkan kekerdilan iman. Menunjukkan ketidakpandaian bersyukur dan berterima kasih. 

Memang ada kalanya Allah menguji kita dengan sedikit ujian. Dengan sedikit panas. Atau sedikit lapar. Atau sedikit kekurangan, sedikit rasa takut dan cemas dan sebagainya. Tidak pantas kita langsung mengomel. Tidak pantas kita langsung berkeluh kesah. Ketika kepanasan, bukankah Allah menyediakan tangan dan alat lain untuk berkipas? Kenapa mesti berkeluh kesah? Sedangkan jelas keluh kesah itu tidak sedikitpun membantu memperbaiki keadaan? Kalau sebuah atau suatu nikmat dikurangi Allah, bukankah masih banyak nikmat lain yang diberikan Allah kepada kita? 

Kebiasaan mengomel dan berkeluh-kesah yang dipelihara menggiring kita kepada kufur nikmat. Mengingkari pemberian Allah yang begitu banyak. 

Alangkah baiknya kalau kita bisa menahan diri dari keinginan untuk mengomel dan berkeluh kesah.......

*****         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar