Selasa, 14 Januari 2014

Entah Pertanda Apa

Entah Pertanda Apa

Setiap hari aku menerima belasan sms yang isinya menawarkan peminjaman uang seperti contoh berikut; 'Dapatkan pinjaman dari 90 - 200 juta dengan rate 1.50%, Bebas biaya adm, Proses 2 hari, syarat: fotokopi KTP + fotokopi Kartu Kredit + Tagihan Kartu Kredit 1 bulan.....'  Lalu disuruh menghubungi nomor yang bukan nomor pengirim sms. Belasan banyaknya setiap hari. Ada yang menawarkan pinjaman sampai 500 juta. Berjejal-jejal orang menawarkan pinjaman dalam jumlah banyak, tanpa agunan apa-apa, syarat cukup fotokopi KTP dan kartu kredit. 

Aku tidak pernah meladeni sms seperti ini. Biasanya serta merta langsung di-delete saja. Ada yang mengatakan bahwa ini (bisa jadi) awal dari sebuah penipuan. (Mana mungkin ada orang mau meminjamkan uang beratus-ratus juta kepada orang tidak dikenal, tanpa jaminan apa-apa? Karena tidak wajarnya ini, dicurigai bahwa tawaran seperti ini adalah pancingan untuk menipu). Ada pula yang mengatakan ini adalah usaha orang untuk mencuci uang. Dan ada juga yang mengatakan bahwa memang ada orang yang berusaha mencari untung (bunga uang) dengan cara seperti ini. Mana yang benar, wallahu a'lam. Aku merasa sedikit heran saja bahwa yang menawarkan (kalau benar ini suatu penawaran) adalah nama-nama pribadi. Orang yang disuruh hubungi adalah seseorang yang sepertinya bukan mewakili siapa-siapa. Bukan dari bank tertentu misalnya. 

Beberapa kali (cukup sering) aku ditelepon seseorang yang memberi tahu bahwa aku beruntung dapat fasilitas meminjam uang. Yang ini biasanya dari bank tertentu. Ada bank yang cukup terkenal sampai bank yang belum pernah aku dengar namanya. Mereka menyebutnya ada dana tunai yang bisa langsung dicairkan ke rekeningku. Biasanya diawali dengan rayuan bahwa, sayang lho kalau gak diambil. Aku terheran-heran, kok sayang? Penawaran atau rayuan seperti ini biasanya aku jawab sederhana, terima kasih, saya tidak memerlukannya. Biasanya masih ngeyel, kan bisa digunakan untuk menambah modal, pak. Lalu aku jawab aku bukan pedagang. Terus, mungkin bapak perlu ganti mobil. Pokoknya, kalau dilayani bisa bertele-tele.

Aku paling tidak suka berhutang. Tidak suka membeli lalu  pembayarannya dicicil, yang tentunya berbunga. Aku benar-benar berusaha menghindar dari hal tersebut. Membayar bunga, riba jangan sampailah. Kalau memang tidak punya uang, atau uangnya tidak cukup ya tidak usah membeli. Aku pengguna kartu kredit, karena memang memudahkan dalam  pembayaran dan pembelian yang nilainya lumayan besar. Misalnya kalau sekali-sekali harus membayar hotel, membeli tiket pesawat dan sebagainya. Kartu kredit sudah aku gunakan sejak  tahun delapan puluhan. Tapi tidak pernah aku mau mencicil pembayarannya. Begitu datang tagihan langsung aku bayar utuh. 

Biasanya, petugas bank pemilik kartu kredit berkali-kali pula merayu, bahwa tagihan kartu kreditku sebanyak sekian-sekian diberi kemudahan untuk membayarnya dua belas kali cicilan. Seandainya tagihannya satu juta mereka menawarkan agar pembayaran dilakukan dua belas kali seratus ribu, biar tidak memberatkan. Kalau bank (konvensional) menawarkan seperti ini aku masih bisa mengerti. Bukankah mereka mencari untung dari bunga uang? Tapi kalau pribadi-pribadi seperti yang menawarkan pinjaman dengan mengirim sms itu? Sangat tidak jelas.  

Nah pertanda apa ini? Apakah ini pertanda bahwa uang rupiah sedang menganggur dalam jumlah banyak sehingga ditawar-tawarkan agar orang menggunakannya untuk kemudian menambah anak-anak (bunga) nya? 

(Persis sedang aku mengetik ini, seseorang dari bank entah apa pula namanya (belum pernah aku dengar) memberitahu bahwa kartu kredit platinum atas namaku sudah disetujui. Lho, kok sudah disetujui, kapan saya memintanya? aku bertanya. Begitulah hebatnya, bahkan ditambahi embel-embel dengan  pinjaman uang tunai 50 juta bisa segera dicairkan. Seperti biasa aku jawab, maaf saya tidak memerlukannya.)

****                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar