Jumat, 29 April 2016

Bagaimana Menyampaikan Simpati Kepada Non Muslim Yang Meninggal

Bagaimana Menyampaikan Simpati Kepada Non Muslim Yang Meninggal   

Suatu ketika di saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk-duduk dengan para sahabat, lewat rombongan orang Yahudi yang sedang menggotong mayat menuju ke pemakaman. Beliau berdiri, dan para sahabat mengingatkan bahwa itu adalah orang Yahudi. Beliau menjelaskan bahwa bukankah yang diusung itu manusia juga. Artinya kita boleh menunjukkan simpati kepada manusia yang sudah meninggal sampai batas tertentu. Batas tertentu, artinya kita tidak ikut upacara agama sebelum penguburannya, tidak ikut mendoakannya. Yang terakhir ini yang paling penting. 

Kepada anggota keluarga yang meninggal kita boleh mengucapkan ikut berduka cita sebagai tanda kita bersimpati. Tapi sekali lagi cukuplah dengan ungkapan sederhana. Karena dalam kenyataannya, terutama di era sms sampai BBM sampai Whatsapp seperti sekarang ini, kita sangat mudah menyampaikan rasa belasungkawa. Dan biasanya lagi, ketika satu orang mengirim pesan duka cita yang lain akan menyusul mengirim pesan yang sama dengan caranya masing-masing. Yang mengherankan adalah pesan itu diiringi dengan doa yang bahkan ditutup dengan Aamiin. Misalnya, untuk si Fulan yang beragama Nasrani yang meninggal, dikirim pesan; 'Ikut berduka cita dengan meninggalnya saudara Fulan. Semoga almarhum beristirahat dengan damai di sisi Nya.' Dan ada yang lebih indah lagi dengan ungkapan; 'Semoga damai dan bahagia di surga bersama Nya. Aamiin.' Ungkapan-ungkapan seperti ini sebenarnya dipengaruhi pesan duka cita dari umat Nasrani. Mereka biasanya menganggap bahwa orang yang meninggal itu sudah pulang ke rumah Tuhan di surga.  

Padahal menurut Islam tidaklah mudah untuk masuk surga. Seseorang yang meninggal maka ruhnya akan ditempatkan di alam barzah atau alam kubur. Di sana dia sudah mulai diadili atas segala amal perbuatannya di dunia. Pada hari kiamat nanti semua manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di suatu tempat (padang mahsyar namanya) untuk diperiksa dan diadili atas setiap perbuatan baik dan perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidup di dunia. Sesudah semua amal perbuatannya dihitung maka di antara mereka ada yang akan masuk surga dan ada yang akan masuk neraka. Yang akan masuk surga adalah yang meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah serta tunduk dan patuh kepada perintah-Nya. Orang yang meninggal dalam keadaan seperti itu disebut husnul khatimah. Kehidupannya berakhir baik dalam aturan dan keridhaan Allah.  
 
Untuk sesama Muslim yang meninggal kita boleh menyampaikan harapan, kiranya yang bersangkutan meninggal dalam husnul khatimah. Atau memohon agar dosa-dosanya diampuni Allah. Tapi kita tidak bisa memastikan bahwa dia akan menjadi penduduk surga. Artinya tidak pantas kita mengatakan, semoga almarhum beristirahat dengan tenang di surga. Karena ada proses panjang yang harus dilalui sebelum seseorang itu  ditempatkan di surga Allah. 

Dalam shalat jenazah kita memintakan ampun kepada Allah untuk si mayit. Kita minta agar Allah mengasihaninya, memaafkannya dan melindunginya dari siksa api neraka. Dan yang kita shalatkan tentu saja hanya sesama umat Islam. Allah Yang Maha Menentukan, siapa yang akan diampuni-Nya dan akan dimasukkan-Nya ke surga. Dan Dia pula yang menetapkan siapa yang akan menjadi penghuni neraka. 

****                       

Senin, 25 April 2016

Gua Hira'

Gua Hira'

Seorang rekan yang sedang melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci, menyempatkan berkunjung ke gua Hira', tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menerima wahyu pertama (lima ayat awal surah Al 'Alaq). Sebagaimana kita ketahui, gua Hira itu terletak di puncak bukit batu yang cukup terjal, jabal Nur atau gunung Cahaya namanya. Tidak mudah mencapainya karena jalan menuju puncak itu berliku-liku di punggungan bukit batu cadas dengan kemiringan yang cukup terjal pula. Untuk mencapai gua itu mulai dari kaki bukit, menurut yang pernah mendaki ke sana diperlukan waktu sekitar satu jam.  

Ada yang bertanya, bagaimana hukumnya berziarah atau katakanlah berkunjung ke gua Hira'. Apakah itu bukan merupakan amalan yang dibuat-buat? Mengingat tidak ada tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk melakukannya dan tidak seorang sahabatpun yang mengerjakannya. Ada yang mencapnya sebagai bid'ah. Artinya sebagai amalan yang dibuat-buat. 

Aku berpendapat agak berbeda. Tergantung dari niat kita melakukan kunjungan tersebut. Kalau niatnya untuk berkunjung karena tempat itu mempunyai nilai istimewa, mudah-mudahan tidak termasuk perbuatan yang mengada-ada alias bid'ah. Melainkan perbuatan yang mubah alias boleh-boleh saja. Seperti ketika kita ingin berkunjung ke sebuah musium. Seperti sebuah kunjungan wisata. Akan tetapi kalau kita niatkan bahwa mendaki jabal Nur sampai ke gua Hira' itu sebagai sebuah amalan, apalagi kalau dilafadzkan pula niatnya, 'sengaja aku menunjungi gua Hira' karena Allah Ta'ala......' maka barulah mengada-ada namanya karena tidak ada contoh dari Nabi dan para sahabat beliau untuk berbuat demikian.

Yang perlu diketahui bahwa mendaki gunung Cahaya alias jabal Nur itu menghendaki kondisi fisik yang prima. Gunungnya tidak tinggi-tinggi amat, sekitar 600an meter, tapi terjal dan penuh dengan batu-batu. Seandainya sampai jatuh dan tergelincir akan sangat besar resikonya. Kalau fisik cukup kuat dan keinginan untuk mendaki datang dari hati sendiri silahkanlah dicoba. Tapi jangan karena ikut-ikutan, karena terprovokasi oleh orang lain.  

Di samping gua Hira' di jabal Nur ada pula jabal Tsur, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersama Abu Bakar bersembunyi sebelum berangkat hijrah ke Madinah, ketika beliau berdua dikejar-kejar oleh kaum musyrikin Makkah. Jabal Tsur juga sering dikunjungi jemaah yang sedang berhaji ataupun umrah. Seperti jabal Nur, jabal Tsur juga bukit berbatu cadas yang terjal. Sama seperti mengunjungi jabal Nur, kunjungan ke jabal Tsur bagi yang melakukannya tidak lebih dari kunjungan wisata.

Aku sudah beberapa kali berkunjung ke Tanah Haram, setiap kali sempat dibawa berjalan-jalan ke kaki kedua bukit tersebut, tapi belum pernah mendakinya. Pertimbanganku sederhana saja. Aku berada di sana untuk beribadah, maka jangan sampai waktuku untuk shalat berjamaah di Masjidil Haram terpakai untuk kegiatan yang murni wisata.

****                            

Jumat, 22 April 2016

Dr. Zakir Naik

Dr. Zakir Naik                        

Dia seorang dokter tapi lebih banyak menggunakan waktunya sebagai seorang penceramah perbandingan agama. Dia berasal dari India. Kemampuan menghafalnya luar biasa dan diakui oleh banyak orang yang pernah mendengar ceramahnya. Dia bukan saja hafal banyak ayat-ayat al Quran tapi juga menguasai banyak ayat-ayat Injil (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), menguasai banyak ayat-ayat dari kitab suci Veda dari agama Hindu. Hafal nama-nama surah berikut ayat-ayatnya dari al Quran begitu juga dengan ayat-ayat kitab Injil ataupun Veda. Dia mampu menjelaskan dan menjawab banyak sekali pertanyaan bahkan hujatan dari orang-orang yang memang diizinkan untuk bertanya setiap kali dia memberikan ceramah.

Inti ceramahnya dalam membahas agama-agama yang berbeda pada dasarnya mengajak kepada persamaan yang ada dalam setiap agama. Dia tunjukkan bahwa agama-agama selain Islam sebenarnya juga mengajarkan tentang mengesakan Tuhan, tapi tidak difahami dengan benar oleh pemeluknya. Tentang agama Kristen misalnya, di dalam kitab Injil istilah anak Tuhan tidak hanya diberikan kepada Nabi Isa, tetapi juga kepada banyak nabi-nabi yang lain (sambil dia menyebutkan nama kitab dan ayatnya). Keistimewaan nabi Isa yang lahir tanpa ayah tidaklah serta merta bisa dijadikan alasan untuk mengatakan bahwa beliau anak Tuhan dan bahkan Tuhan itu sendiri. Seandainya dengan alasan tidak punya ayah beliau dianggap Tuhan, maka nabi Adam yang tidak punya ayah dan tidak punya ibu harusnya diakui sebagai Tuhan yang lebih utama dibandingkan nabi Isa. 

Dr. Zakir mengatakan untuk menjadi pemeluk agama yang baik, seharusnya seseorang mengikuti apa yang diajarkan oleh kitab sucinya, bukan mengikuti pendapat pemuka-pemuka agamanya. Di dalam kitab Injil, nabi Isa menjelaskan bahwa beliau datang untuk melengkapi kitab Taurat (yang diturunkan kepada nabi Musa) dan tidak merubah sedikitpun apa-apa yang sudah dijelaskan dalam kitab tersebut. Dia menjelaskan tentang perintah dan larangan yang ada dalam kitab Taurat, seperti perintah menyembah Tuhan Yang Esa, tidak memakan babi, tidak meminum alkohol. Dia juga mengingatkan bahwa nabi Isa disunat (pada hari kedelapan sesudah kelahirannya). Dr. Zakir sering mengulang-ulang pernyataan, bahwa dalam kenyataannya dia lebih Kristen dari orang Kristen pada umumnya, karena dia mengikuti apa-apa yang diperintahkan dalam kitab Injil. Nabi Isa tidak pernah mengakui dirinya sebagai Tuhan. Tidak pernah memerintahkan manusia menyembahnya. Kalau ada yang bisa menunjukkan ayat dalam kitab Injil secara nyata dan tegas tanpa keragu-raguan, bahwa nabi Isa mengatakan dia adalah Tuhan, atau memerintahkan untuk menyembahnya, maka Dr. Zakir mengatakan dia akan langsung mengikuti agama Kristen. Dan ternyata setelah belasan tahun dia memberikan ceramah, tidak ada satu orangpun yang mampu menunjukkan ada ayat seperti itu di dalam kitab Injil. 

Dia juga menguasai kitab suci agama Hindu dan menjelaskan bahwa di dalam kitab Veda ada ayat yang menjelaskan tentang Tuhan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga. Tuhan tidak boleh digambar, tidak boleh dilukis, tidak boleh dibuatkan patung. Dia menjelaskan bahwa kedatangan nabi Muhammad juga dijelaskan di dalam kitab Veda dengan sejelas-jelasnya. Siapa nama ayahnya, nama ibunya, di mana dia akan dilahirkan dan sebagainya, yang dijelaskan dalam bahasa Sanskerta dan jika diterjemahkan kedalam bahasa Arab persis seperti apa adanya. Dr. Zakir membacakan ayat-ayat dari kitab tersebut tentang itu semua. 

Ceramah-ceramah Dr. Zakir Naik selalu dihadiri oleh puluhan ribu orang dari berbagai agama dan keyakinan. Cukup banyak orang dari agama lain yang sesudah beradu argumentasi dengannya akhirnya masuk Islam dan mengucapkan dua kalimah syahadat. Tapi tentu saja tidak semua orang menyukai ceramahnya. Bahkan di kalangan orang Islampun ada yang tidak suka. Mereka ini mencoba mencari-cari kelemahannya. Bahkan ada yang menghujatnya sebagai bukan ulama, karena kalau dia ulama harus jelas kepada siapa dia berguru (menurut si penghujat). Atau yang menuduhnya sebagai Wahabi (sepertinya ini dari kalangan Syiah). Ungkapan Dr. Zakir Naik untuk hanya berpedoman kepada ayat-ayat al Quran dan hadits-hadits sahih, dijadikan orang yang tidak menyukainya untuk mencapnya sebagai Wahabi.
 
Ceramah-ceramahnya dapat kita ikuti di Youtube.   

****        

Selasa, 19 April 2016

Omelet Atau Telur Dadar

Omelet Atau Telur Dadar  

Cucuku Rafi sangat menyukai omelet alias telur dadar. Aku mengetahui ketika kami menginap ramai-ramai di hotel dan hadir di restoran hotel untuk makan pagi. Rafi antri sampai 3 kali untuk mendapatkannya. Dan dia memakannya dengan lahap sekali. Padahal apa benarlah istimewanya omelet buatan hotel, yang garam dan ladanya harus ditambahkan sendiri karena sang juru masak boleh dikatakan tidak memasukkannya. Mau jenis omelet apapun yang dipesan, sepengalamanku rasanya selalu tawar. 

Di hotel-hotel, berpuluh-puluh butir telur yang sudah dipecah lalu diaduk dan ditaruh di sebuah bejana berbentuk ember besar. Tukang masak menceduk adonan telur itu setiap kali dengan sendok khusus untuk membuat setiap pesanan. Dia tinggal menambahkan jamur atau bawang atau keju atau apa saja sesuai pesanan sebelum menggorengnya di wajan kecil khusus untuk itu. Seringkali kalau yang memesan terlalu banyak, omelet itu kadang-kadang tidak sempurna matang. Begitu kalau di hotel.

Omelet ternyata bisa jadi dagangan spesial. Seperti di Mont Saint Michel di barat laut Perancis. Ada sebuah kastil kuno di sebuah bukit di tepi pantai yang terkenal dan sering dikunjungi wisatawan di sana. Entah kapan dimulai dan entah siapa yang mengawali, sesuatu yang terkenal di sana adalah omelet yang diberi nama sesuai dengan nama tempat itu, omelette a Le Mont Saint Michel. Apa istimewanya? Telur dan bumbunya diaduk di dalam wadah khusus dengan menggunakan pengaduk telur dan dikerjakan dengan tangan. Tangan yang sedang mengaduk telur itupun jadi atraksi untuk ditonton. Adonan telur dengan bumbunya dimasak (digoreng) dalam penggorengan kecil di atas tungku berbahan bakar kayu. Api ditungku itu dibiarkan selalu besar. Penggorengan mempunyai tangkai yang panjang. Rasanya aku tidak tahu karena tidak berminat mencobanya. Tapi pengunjung lain antri untuk mendapatkannya.  

Di rumah makan Padang namanya telur dadar, dan hampir selalu ikut dihidangkan. Biasanya berbentuk telur dadar tebal dan padat. Untuk membuatnya tebal dan padat itu telur dicampur dengan tepung beras dan kelapa parut yang dihaluskan. Telur yang digunakan adalah telur bebek. 

Di kampungku namanya lain lagi, telur goreng kacau. Dengan bawang merah diiris tipis dan halus, cabe secukupnya, garam secukupnya dan telur itik lalu diaduk alias dikacau sampai rata lalu dicempelungkan ke dalam minyak goreng panas. 

Untuk cucuku Rafi, aku mencoba membuat beberapa versi telur dadar di rumah. Ada yang pakai jamur diiris tipis. Atau pakai kol diiris tipis. Atau pakai nasi panas yang dilumatkan bersama irisan bawang dan cabe serta garam sebelum telur dimasukkan. Dan komentar Rafi? Telur dadar buatan inyiak is the best. Rafi pasti sangat bahagia kalau inyiak menjanjikan akan membuatkan telur dadar.

****                                             

Minggu, 17 April 2016

Kebahagiaan, Antara Angan-angan Dan Kenyataan Yang Menyimpang

Kebahagiaan, Antara Angan-angan Dan Kenyataan Yang Menyimpang   

Umumnya manusia ingin hidup bahagia. Mereka berusaha tunggang langgang untuk mencapai kebahagiaan yang mereka angan-angankan. Tapi seringkali definisi kebahagiaan itu sangat mengambang. Apakah yang dimaksud dengan kebahagian menurut pendapat umum? Bermacam-macam. Seseorang merasa akan sangat bahagia jika nanti dia lulus dari perguruan tinggi. Yang lain merasa akan sangat bahagia jika dia menikah. Atau ada lagi orang yang membayangkan akan sangat berbahagia jika dia bisa memiliki rumah sendiri. Dan sebagainya.

Ternyata apa yang diangan-angankan itu tidak selalu membuat bahagia. Si Fulan lulus menjadi sarjana dengan nilai sangat baik. Dia gembira dan untuk sesaat merasa sangat berbahagia. Tetapi kebahagiaannya segera sirna ketika dia tidak kunjung berhasil mendapat pekerjaan. Si Badu yang berangan-angan akan bahagia setelah menikah, segera pula kecewa ketika menemukan banyak sekali ketidak cocokan dengan istrinya. Sangat berbeda dengan ketika masih berpacaran, sekarang dia mendapatkan betapa besarnya ego istrinya. Mereka sering bertengkar. Dan hidup terasa penuh masalah.

Kebahagiaan yang dilandasi angan-angan dengan selera duniawi memang seringkali mengecewakan. Ada orang yang kaya raya. Yang menurut pengamatan orang lain, seharusnya hidupnya sangat bahagia dengan kekayaannya itu. Ternyata tidak. Banyak sekali yang harus dipikirkannya dalam mengelola hartanya. Dia stress. Susah tidur. Terpaksa harus menggunakan obat penenang untuk bisa tidur. Apakah kehidupan seperti ini bahagia? 

Ada seseorang yang merintis kehidupannya dengan kerja keras sejak di bangku sekolah dengan cita-cita ingin memperoleh kebahagiaan. Waktu di SMA dia berharap bisa masuk ke perguruan tinggi terkenal, karena dengan itu dia berharap akan lebih mudah mencapai cita-citanya. Dan berhasil. Akhirnya dia lulus dari PT terkenal tersebut. Lalu dia mulai bekerja. Dia menyenangi pekerjaannya dan memperoleh penghasilan yang lumayan. Lalu dia berkeluarga. Punya anak. Anak-anaknya bersekolah di sekolah favorit. Sepertinya dia sangat bahagia dengan karirnya, sehingga agak kurang perhatian terhadap keluarga. Pelan-pelan terjadi mala petaka. Isterinya berbuat serong dengan orang lain. Anak-anaknya terlibat dalam penggunaan obat terlarang. Dan semua itu baru disadarinya setelah sangat terlambat. 

Apakah kebahagiaan itu menurut pandangan Islam? Kita senantiasa berdoa kepada Allah, dalam doa sapujagad, agar dikaruniai kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta terhindar dari siksa api neraka. Apakah kebaikan di dunia itu? Yaitu kehidupan yang mendapat berkah dan ridha Allah Subhanahu wa ta'ala. Bagaimana tanda-tanda bahwa kehidupan itu mendapat berkah dan keridhaan Allah? Tandanya adalah bahwa kita senantiasa merasa tenteram dengan apapun yang dikaruniakan Allah sebagai rezeki. Banyak atau sedikit tidak masalah, dan kita senantiasa bersyukur atas setiap pemberian Allah. Itulah kunci untuk memperoleh kebahagiaan. Kita berikhtiar, bekerja keras dengan memelihara amanah dan kejujuran dan setelah itu bertawakkal kepada Allah. 

****

Selasa, 12 April 2016

Terjebak Dalam Genggaman WhatsApp.....

Terjebak Dalam Genggaman WhatsApp.....    

Hari ini hampir tidak mungkin kita terbebas dari gadget, dari perangkat komunikasi yang serba bisa. Sebuah alat yang ketika baru muncul hanya merupakan alat bantu untuk berbicara jarak jauh tanpa menggunakan kabel. Kita menyebutnya telepon genggam atau hand phone atau disingkat hape. Alat kecil itu berkembang pesat dari waktu ke waktu. Mula-mula kita dimungkinkan untuk saling berbagi pesan pendek alias sms, sesuatu yang belum dikenal sebelumnya. Alat itu berkembang terus. Hape kemudian  dilengkapi dengan kamera untuk memotret apa saja, di mana saja. Bahkan segera sesudah itu dengan kemampuan merekam video yang hasilnya bisa dikirim segera ke mana saja yang kita mau di sekeliling dunia. 

Lalu hadir kemungkinan berkomunikasi massal dengan BBM dengan menggunakan hape mungil itu. Disusul oleh WhatsApp. Orang banyakpun mulai membuat perkumpulan-perkumpulan untuk saling berbagi informasi. Istilahnya membuat grup. Dan grup ini makin menjamur. Kita bisa menjadi anggota berpuluh grup dengan menggunakan sebuah perangkat. Dan akibatnya, kalau serius mengikuti perkumpulan atau grup  kita akan disibukkan memonitor pesan yang muncul di setiap grup. 

Macam-macam pesan yang dikirim. Ada yang dengan rajin mengirim pesan jam 2 subuh (mungkin maksudnya untuk mengingatkan orang lain melakukan shalat tahajud). Ada yang sedikit terlambat dari itu. Isinya dari ucapan selamat pagi baik yang dengan ucapan sederhana ataupun dengan imej atau dengan kaligrafi. Masing-masing berusaha tampil. Pokoknya heboh. Apalagi kalau ada yang berulang tahun. Ucapan selamat ulang tahun datang bertubi-tubi, ada yang dengan gambar, foto karangan bunga atau foto kue tart. Satu orang memulai ucapan selamat, lalu berpuluh-puluh anggota grup akan mengikutinya. Entah kenapa tidak langsung saja mengucapkannya ke alamat yang bersangkutan. Begitu juga jika ada berita dukacita.

Banyak orang ternyata senang berselfie ria. Ini artinya menjepret foto dirinya sendiri. Dan ada yang begitu rajin mengirim foto selfienya itu di grup. Dengan berbagai pose. Atau dengan berbagai latar belakang untuk menunjukkan bahwa dia berada di mana-mana. Atau sedang difoto dengan orang lain. 


Ada yang rajin mengirim nasihat atau taushiyah. Tiba-tiba banyak orang sudah menjadi ustadz pemberi nasihat yang andal. Pengajiannya disertai dengan ayat-ayat al Quran dan hadits. Namun ada juga yang jahil meski sudah kakek-kakek. Mungkin karena masih merasa muda. Yang  rajin mengirim foto-foto lucah atau foto-foto tidak senonoh. 

Ikut menjadi anggota grup lebih sering karena diundang atau dimasukkan oleh yang membuat grup. Cukup dengan memasukkan nomor hape kita, maka otomatis kita akan terdaftar dalam grup yang dibuatnya. Kitapun bisa keluar setiap saat kalau mau. Saat ini aku menjadi anggota dari sepuluhan grup. Dari grup jamaah mesjid sampai grup satu angkatan kuliah. Akibatnya memory card hape jadi cepat penuh. Kita terpaksa harus rajin-rajin membuang kiriman-kiriman yang tidak perlu baik video ataupun foto-foto. Dan harus pandai-pandai membagi waktu kalau tidak ingin terjebak dalam dunia WhatsApp.


****                                    

Sabtu, 09 April 2016

Subhanallah! Ternyata Inilah Ikan Yang Diceritakan Surah Al-kahfi Yang Bisa Hidup Tanpa Air

Subhanallah! Ternyata Inilah Ikan Yang Diceritakan Surah Al-kahfi Yang Bisa Hidup Tanpa Air (Dari Dakwah Islam)

 
Berdakwah - Seperti yang sudah diketahui berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada dan yang dipelajari, ikan adalah hewan yang hidup di air. Air adalah kehidupan bagi ikan. Tanpa air ikan akan mati dan punah. Namun, ternyata ada fakta mengejutkan bahwa ditemukan ikan yang bisa hidup di darat, bahkan dalam kurun waktu yang lama mencapai hitungan tahun. Ikan hidup tanpa air, inikah ikan yang diceritakan dalam surah Al-Kahfi?
 Subhanallah! Ternyata Ikan Inilah Yang Diceritakan Surah Al-kahfi Yang Bisa Hidup Tanpa Air
Sumber: Kumpulanmisteri.com
Sulit rasanya berpikir dengan logika bagaimana ikan bisa hidup tanpa air. Karena pada dasarnya, habitat ikan adalah air. Ikan Lungfish (Protopterus Sp), adalah ikan yang diakui bisa hidup berhibernasi di darat, hidup tanpa air. Lalu, inikah sosok ikan itu? Inikah ikan yang diceritakan dalam surah Al-Kahfi?
 
Ibnu Abas menceritakan bahwa ia mendengar sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Allah menanyai Musa siapakah yang paling berilmu. Musa menjawab bahwa ia yang paling berilmu. Mendengar jawaban Musa, Allah meminta ia pergi untuk menemui hamba-Nya yang saleh yang lebih berilmu daripadanya, dengan membawa seekor ikan dalam wadah. Allah bersabda kepadanya, bila nanti ikan itu menghilang, maka di situlah Musa akan bertemu hamba-Nya yang saleh.
 
Lalu Musa
berangkat bersama murid sekaligus pembantunya yaitu Yusya. Ketika lelah, mereka berdua memutuskan untuk beristirahat sejenak. Waktu itu, ikan yang dibawa olehnya tiba-tiba meronta lalu jatuh ke dalam air. Dan ikan itu kembali ke laut dengan cara yang aneh. Yusya yang menyaksikannya, terpukau pada kebesaran Allah hingga pada ia tertidur dan lupa menceritakannya pada Musa. 

Setelah meneruskan perjalanan, Yusya menyampaikan tentang apa yang dilihatnya tadi. Mendengar hal itu, Musa segera menyadari sesuatu. Bahwa ia sebenarnya sudah berada di tempat hamba Allah yang saleh itu. Lalu mereka berdua memutuskan untuk kembali ke tempat peristirahatan mereka sebelumnya.
 
Ketika Musa dan Yusya tiba di tempat itu, yang mereka lihat adalah seorang hamba Allah dengan jubah putihnya. Lalu, Musa mengucapkan salam padanya. Kemudian Khidir menanyakan darimana Musa berasal dan siapakah ia. Musa mengatakan padanya bahwa ia memang bermaksud menemui Khidir, supaya Khidir mengajarkan padanya ilmu dan kebijaksanaan yang lebih kepadanya. Dengan tegas Khidir memberi tahu Musa, bahwa ilmu yang ia miliki adalah karunia dari Allah yang diajarkan kepadanya, namun tidak kepada Musa. Dan sebaliknya, apa yang telah Allah ajarkan pada Musa, Khidir pun tak mengetahuinya. Kemudian Musa menyampaikan bahwa ia tak sabar untuk segera mengikutinya. Dan Khidir pun mengingatkannya, bahwa Musa tak boleh menanyakan apapun juga sampai hal itu dijelaskan padanya.
 
Pertemuan Musa dengan Khidir membuatnya lupa akan ikan yang hilang tadi. Ikan dalam surat Al-Kahfi ini yang diakui sebagai bukti kebesaran Allah yaitu ikan yang bisa hidup tanpa air. Jenis ikan ini mampu mengerong masuk ke dalam tanah. Cara yang aneh bagi seekor ikan. Apa yang terjadi pada ikan ini adalah bukti bahwa Allah Maha besar dengan segala kuasa-Nya. Yang tidak mungkin menjadi mungkin.
 
Ikan yang hidup dengan cara yang aneh ini, inikah ikan yang diceritakan dalam surah Al-Kahfi? Inilah ikan yang menjadi saksi perjalanan Musa bertemu dengan Khidir. Jelaslah sudah, dalam ayat Al-Qur’an ini Allah memberi petunjuk pada mereka yang selalu memikirkan tentang kekuasan-Nya dan apa yang bisa Ia perbuat. Karena meragukan kuasa Allah dan firman Al-Qur’an.
 
Sumber : kumpulanmisteri.com 
 
**** 

Minggu, 03 April 2016

Soal Rezeki Banyak Sumbernya - Hati-hatilah Dengan Pinjaman Dari Bank

Soal Rezeki Banyak Sumbernya - Hati-hatilah Dengan Pinjaman Dari Bank
(Dari Buya Mas'ud Abidin via WA RantauNet)
 
Kemarin hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras depan rumah saya. Masih penuh gerobaknya, buah-buah tertata rapi. Kulihat beliau membuka buku kecil, rupanya Al Quran. Beliau tekun dengan Al-Qurannya. Sampai jam 10 hujan belum berhenti. Saya mulai risau karena sepi tak ada pembeli datang. Saya keluar memberikan air minum.

“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… Mana jualannya masih banyak banget.”

Beliau tersenyum,
 
“Iya pak .. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya mantap sambil senyum.

“Aamiin,” kataku.

“Kalau gak abis gimana, Pak?”. tanyaku.

“Kalau gak abis ya risiko .., kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga, mereka juga seneng daripada kebuang. Kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya tersenyum indah, tak ada rasa cemas.

“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Alhamdulillah … Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa …” Katanya sambil tersenyum dan tak terbayang kecemasan ...

“Dikasih kesempatan berdoa juga rejeki, kan pak …”

“Kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Berarti rejeki saya bersabar … Allah yang ngatur rejeki … Saya bergantung sama Allah aja ... Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, saya jualan rujak belum pernah kelaparan. Pernah gak dapat uang sama sekali, tau tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Al Qurannya ke kotak di gerobak.

“Mumpung hujannya rintik … Saya bisa jalan ...Makasih banyak yaa. Pak diizinkan saya berteduh …”

Saya terpana … Betapa malunya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata. Saya jadi sadar bahwa rezeki hidayah, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan ... Masya Allah ...
 
**
 
Rezeki datang dari Allah. Jangan gantungkan dia ke lembaga riba. Jack MA, orang terkaya di Asia cuma mamakai bank untuk transaksi. Dia sakit hati dengan bank karena bank tidak bersedia meminjaminya uang tatkala mau mulai berusaha di tahun 1998. Sejak itu dia tidak mau mengajukan pinjaman ke bank.
 
Seorang teman di Mentawai menggelar usaha dari membuka lapak di pinggir jalan. Ketika sudah punya toko sendiri mulailah berdatangan para pemberi kredit menawarkan bantuan dengan iming2 kalau dengan kredit usahanya akan menjadi lebih besar. Akhirnya usahanya memang lebih besar karena menjadi sebuah minimarket yang besar. Tetapi sekarang beliau terjerat hutang di salah satu bank yang ada serta kesulitan membayar cicilan tiap bulannya. Pilihannya sekarang menjual usaha itu atau dibiarkan disita oleh bank karena tidak sanggup melunasi hutang. Nah ini pelajaran besar tentang rezeki dan bagaimana cara mengelolanya.

Semoga bermanfaat untuk pelajaran bagi kita semua.

****