Selasa, 08 Februari 2011

Cucu-cucuku (Izan dan Rayyan)

Cucu ketiga dan keempat

Aku belum bercerita tentang dua cucu yang paling kecil. Yaitu Izan dan Rayyan. 

Izan, nama lengkapnya Muhammad Hamizan Hafidz. Lahir tanggal 24 Maret 2010. Anak pertama dari si Tengah. Setelah lahir Izan tinggal di rumah sampai diaqiqahkan saja, setelah itu diboyong ayah dan uminya ke tempat mereka. Mereka tinggal di Alam Sutera di Tangerang. Sekali dua minggu setidaknya mereka datang ke Jatibening. Atau kami yang datang ke Alsut.

Izan menunjukkan ketertarikan khusus kalau mendengar orang mengaji. Sejak berumur beberapa minggu, aku biasa membacakan juz Amma atau surat Ar Rahman atau surat yang lain yang manapun, dan dia selalu terdiam memperhatikan. Dan juga tertarik kalau mendengar suara azan. Ketika dia sudah pandai melihat, matanya memperhatikan mulutku hampir tanpa berkedip kalau aku mengaji sambil menggendongnya. Mudah-mudahan dia benar-benar menjadi seorang hafidz nantinya.

Sekarang Izan sudah lebih sepuluh bulan. Sudah bisa berekspresi dan berteriak, baik untuk memanggil atau meminta sesuatu. Dengan suara 'heeeh' yang bisa diartikan segala-galanya. Kata-kata baru yang terdengar waktu nginap di Jatibening beberapa hari yang lalu adalah 'jaatu'. Sudah sangat mirip dengan kata 'jatuh' meskipun maksudnya bukan tentang sesuatu yang jatuh.

Lalu Rayyan. Nama lengkapnya Muhammad Rayyan Athaya. Ini adalah adik si kembar Rafi dan Rasyid. Lahir sehari sebelum Aidul Fitri 1432 H. Tepatnya tanggal 9 September 2010. Mukanya lebih bulat dari abang-abangnya. Tidak rewel. Sangat jarang terdengar tangisnya.

Baik Izan maupun Rayyan adalah bayi ASI, berbeda dengan abang-abang mereka yang pengkonsumsi susu formula. Memang beda hasilnya. Izan dan Rayyan lebih tahan dari ketularan penyakit seperti flu. Cukup dengan melebihkan porsi minumnya mereka yang tadinya mulai bersin-bersin, baik kembali.

Rayan sudah menjelang lima bulan. Lagi senang-senangnya ketawa. Dijujai sedikit saja dia tertawa terpingkal-pingkal. Tidak betah kalau ditinggal sendirian di tempat tidur. Dia akan berteriak-teriak sekuatnya. Tapi bisa tenang kalau di dekatnya diputarkan suara bacaan Quran dari imam Masjidil Haram. Digendong tidak pula mau kalau dalam posisi ditidurkan. Dia juga akan berteriak atau menggelinjang-gelinjang karena tidak betah. Maunya digendong dalam posisi duduk.

Ini adalah foto Izan dan Rayyan di tempat tidur inyiak. Izan menoel dan memegang Rayyan. Sementara Rayyan berjingkrak kegirangan.


Insya Allah tahun depan mereka tentu akan membuat rumah inyiak semakin  ramai.


Rabbi habli minashshaalihiin.....
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar