Minggu, 20 Januari 2019

Tidak Mau Dimasuki Kebenaran

Tidak Mau Dimasuki Kebenaran                       

(Tergelitik juga aku untuk menulis setelah sudah sangat lama absen)

Judul di atas dibahasa-indonesiakan dari ungkapan yang dalam bahasa kampungku berbunyi, 'indak masuak lalu bana'. Ungkapan ini diarahkan kepada orang yang kepadanya ditunjukkan sesuatu kebenaran namun dia tidak kunjung mau menerimanya. Dia menutup matahatinya dan menyangkal setiap kebenaran yang disampaikan itu.

Negara kita sedang mempersiapkan pembaharuan nakhoda negeri besar ini. Kita sedang mempersiapkan pemilihan presiden. Ada dua calon. Yang sedang menjabat dan ingin melanjutkan masa jabatannya dan yang seorang lagi yang menantang untuk menggantikan. Sampai disini tentu aman-aman saja masalahnya,

Sebagai rakyat kita berkewajiban memilih salah satu di antara kedua calon. Memilih ini tentu bukan sekedar memilih tapi harus dengan pertimbangan matang, bahwa pemimpin untuk lima tahun ke depan benar-benar yang akan membawa kebaikan untuk setiap kita, rakyat yang memilih. Adalah wajar kalau kita menimbang dan memperhatikan dengan sangat hati-hati sebelum menentukan pilihan. Adalah wajar juga kalau kita menilai apa saja yang sudah dicapai oleh yang ingin melanjutkan kepemimpinannya, selama lima tahun terakhir dia berkiprah.

Aku mendapat kiriman  melalui WA sebuah daftar tentang apa-apa saja yang lima tahun yang lalu direncanakan oleh beliau akan dikerjakan atau dijanjikan untuk dicapai, disertai evaluasinya. Apa saja yang sudah terlaksana dan apa yang belum. Sesuatu yang sangat mudah diamati. Ternyata sebagian besar memang belum atau tidak tercapai. Ini adalah suatu kenyataan yang tidak dibuat-buat. Pengamatan seperti ini rasa-rasanya sangat perlu dilakukan sebelum kita menentukan pilihan

Ternyata ada saja orang yang tidak suka hal seperti ini dikemukakan. Seolah-olah yang sudah berlalu itu biarkan sajalah. Lalu, mari kita berikan lagi saja kepercayaan untuk lima tahun berikutnya, begitu maunya. 

Ketika kita jelaskan bahwa yang tidak dicapai sesudah direncanakan itu adalah kegagalan dia tidak bisa terima. Ketika kita katakan bahwa janji-janji yang tidak ditepati itu adalah pertanda tidak amanah dia malahan marah. Orang-orang yang seperti inilah, yang fanatik buta, yang tidak mau menerima kebenaran.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar