It happened..... Ke Undangan Salah Gedung
Sekarang-sekarang
ini adalah saat banyaknya undangan. Hampir setiap minggu, ada saja
undangan resepsi pernikahan anak teman, anak saudara, anak orang
sekampung. Tidak jarang pula terjadi waktu undangan itu bentrok
sementara tempat pestanya berjauhan. Kalau sudah seperti itu tentu harus
dipilih mana yang akan diprioritaskan. Kalau yang satu dari saudara dan
yang lain dari teman, didahulukan yang dari saudara. Kalau yang satu
dari orang sekampung sementara yang lain dari teman sekantor
dilihat-lihat lagi dulu. Mana yang kira-kira bisa diregret. Atau
bisa juga dijadikan ukuran undangan mana yang lebih dahulu datang.
Begitulah. Bukankah mendatangi undangan walimahan itu diperintahkan
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai hak muslim terhadap
muslim yang harus dipenuhi? Undangan pernikahan dari yang bukan muslim
pun harus didatangi.
Karena
saking seringnya mendatangi undangan yang datang bertubi-tubi itu bisa
terjadi kekeliruan. Itulah yang terjadi dengan kami hari Ahad kemarin.
Ada dua undangan untuk kemarin siang. Yang satu di Cililitan yang satu
di Tebet. Yang dari Tebet sudah lebih dahulu kami terima, jadi yang itu
yang akan kami datangi.
Sebelum
berangkat terjadi masalah kecil pertama. Istri sakit akibat gangguan
pencernaan. Dia harus berlama-lama di kamar kecil. Berlama-lama yang
memang cukup lama. Tapi dia tetap merasa sanggup untuk pergi. Urusannya
yang lama itu akhirnya bisa diselesaikan juga. Hari sudah hampir jam dua
belas. Dan hujan pula.
Kami
berangkat. Alhamdulillah jalan lancar-lancar saja. Meski di atas
(sekarang) aku tulis undangan itu di Tebet, dalam pikiranku kemarin itu
tempat pestanya di Bidakara dekat Pancoran. Terjadilah masalah
berikutnya. Dengan sangat percaya diri mobil aku arahkan ke Bidakara,
berputar di Pancoran, mengarah ke Tebet lalu segera berbelok ke kiri.
Tempat parkir penuh, kami harus turun ke lantai bawah tanah kedua (B2).
Langsung menuju lift. Masalah kecil berikutnya. Liftnya ternyata
macet (bisa juga, ya?!). Terpaksa naik tangga ke lantai dasar, artinya
naik tangga dua tingkat. Wah, ini adalah siksaan berat bagi kami,
terutama bagi istriku. Lalu naik eskalator ke lantai tempat pesta.
Masalah puncak. Di board kedua gedung pesta di sana tidak ada
nama yang mengundang kami. Lho! Apa-apaan ini? Padahal undangannya
dibawa tapi ditinggal di mobil. Seperti orang bodoh aku bertanya kepada
pegawai bangunan Bidakara apakah ada ruangan pesta lain di bangunan
tersebut selain yang dua itu. Jelas tidak ada. Barulah aku merasa yakin
bahwa kami salah alamat. Istriku menanyakan apa tadi tidak dibaca dulu
undangannya. Pertanyaan yang sama juga sia-sianya. Karena yang aku lihat
dan pastikan hanyalah jamnya saja, yaitu siang. Tempatnya sudah
terlanjur dicatat otakku di Bidakara.
Hari
sudah lewat jam setengah satu siang. Kami turun kembali ke tempat
parkir. Ternyata.... Tempat yang harus kami tuju di Balai Sudirman di
Tebet. Diteruskan kesana? Sudah malu untuk meneruskannya karena pasti
sudah terlambat sekali. Hari masih hujan dan akhirnya kami putuskan
untuk tidak datang. Ya begitulah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar