Senin, 30 April 2012

It happened..... Ke Undangan Salah Gedung

It happened..... Ke Undangan Salah Gedung

Sekarang-sekarang ini adalah saat banyaknya undangan. Hampir setiap minggu, ada saja undangan resepsi pernikahan anak teman, anak saudara, anak orang sekampung. Tidak jarang pula terjadi waktu undangan itu bentrok sementara tempat pestanya berjauhan. Kalau sudah seperti itu tentu harus dipilih mana yang akan diprioritaskan. Kalau yang satu dari saudara dan yang lain dari teman, didahulukan yang dari saudara. Kalau yang satu dari orang sekampung sementara yang lain dari teman sekantor dilihat-lihat lagi dulu. Mana yang kira-kira bisa diregret. Atau bisa juga dijadikan ukuran undangan mana yang lebih dahulu datang. Begitulah. Bukankah mendatangi undangan walimahan itu diperintahkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai hak muslim terhadap muslim yang harus dipenuhi? Undangan pernikahan dari yang bukan muslim pun harus didatangi.

Karena saking seringnya mendatangi undangan yang datang bertubi-tubi itu bisa terjadi kekeliruan. Itulah yang terjadi dengan kami hari Ahad kemarin. Ada dua undangan untuk kemarin siang. Yang satu di Cililitan yang satu di Tebet. Yang dari Tebet sudah lebih dahulu kami terima, jadi yang itu yang akan kami datangi.

Sebelum berangkat terjadi masalah kecil pertama. Istri sakit akibat gangguan pencernaan. Dia harus berlama-lama di kamar kecil. Berlama-lama yang memang cukup lama. Tapi dia tetap merasa sanggup untuk pergi. Urusannya yang lama itu akhirnya bisa diselesaikan juga. Hari sudah hampir jam dua belas. Dan hujan pula.

Kami berangkat. Alhamdulillah jalan lancar-lancar saja. Meski di atas (sekarang) aku tulis undangan itu di Tebet, dalam pikiranku kemarin itu tempat pestanya di Bidakara dekat Pancoran. Terjadilah masalah berikutnya. Dengan sangat percaya diri mobil aku arahkan ke Bidakara, berputar di Pancoran, mengarah ke Tebet lalu segera berbelok ke kiri. Tempat parkir penuh, kami harus turun ke lantai bawah tanah kedua (B2). Langsung menuju lift. Masalah kecil berikutnya. Liftnya ternyata macet (bisa juga, ya?!). Terpaksa naik tangga ke lantai dasar, artinya naik tangga dua tingkat. Wah, ini adalah siksaan berat bagi kami, terutama bagi istriku. Lalu naik eskalator ke lantai tempat pesta. Masalah puncak. Di board kedua gedung pesta di sana tidak ada nama yang mengundang kami. Lho! Apa-apaan ini? Padahal undangannya dibawa tapi ditinggal di mobil. Seperti orang bodoh aku bertanya kepada pegawai bangunan Bidakara apakah ada ruangan pesta lain di bangunan tersebut selain yang dua itu. Jelas tidak ada. Barulah aku merasa yakin bahwa kami salah alamat. Istriku menanyakan apa tadi tidak dibaca dulu undangannya. Pertanyaan yang sama juga sia-sianya. Karena yang aku lihat dan pastikan hanyalah jamnya saja, yaitu siang. Tempatnya sudah terlanjur dicatat otakku di Bidakara.

Hari sudah lewat jam setengah satu siang. Kami turun kembali ke tempat parkir. Ternyata.... Tempat yang harus kami tuju di Balai Sudirman di Tebet. Diteruskan kesana? Sudah malu untuk meneruskannya karena pasti sudah terlambat sekali. Hari masih hujan dan akhirnya kami putuskan untuk tidak datang. Ya begitulah..... 

*****                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar