Minggu, 30 Januari 2011

Maka Nikmat Tuhanmu Manakah Yang Engkau Dustakan????

Fabiayyiaalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan.....

Seringkali, kebanyakan orang tidak menganggap bahwa sehat itu adalah sebuah nikmat Allah. Ketika sehat, ketika dia bisa beraktifitas dengan lugas, ketika dia bisa bergerak kemana yang dia mau dengan mudah, dia merasakan seolah-olah hal itu biasa-biasa saja. Biasa-biasa, yang dia benar-benar tidak tahu dari mana asalnya. Atau dia merasa bahwa itu adalah karena ketelatenannya minum jamu, minum suplemen obat, berolah raga, berpola makan teratur dan sebagainya. Dia tidak merasa bahwa itu adalah nikmat Allah. Dia tidak sadar bahwa dia bisa mendapatkan semua itu semata-mata karena izin Allah.

Begitu pula ketika dia berada di tempat yang nyaman. Ketika dia menjadi 'orang penting' di sebuah perusahaan. Atau di kantor pemerintah. Lalu dia merasa bahwa, hal itu wajar-wajar saja karena memang dia pintar. Karena dia memang gigih berusaha sehingga karirnya melejit. Sehingga gaji yang diterimanya besar. Wajar-wajar saja, katanya karena bukankah dia memang hebat? Tidak semua orang bisa menjadi seperti dia. Dia lupa bahwa yang diperoleh, yang dia miliki itu adalah nikmat. Adalah pemberian Allah kepadanya.

Barulah sebahagian orang-orang itu sadar bahwa kenikmatan itu dibatasi oleh Allah. Sehat dan segar bugar, sekali waktu diimbangi Allah dengan sakit. Kedudukan terhormat diimbangi Allah dengan suatu ketika kemuliaan itu direnggutkan Allah. Atau nikmat muda perkasa diimbangi Allah dengan suatu saat menjadi tua renta.

Nikmat Allah tidaklah terbatas kepada masa sehat, masa muda, berkedudukan, berpenghasilan besar atau yang sebangsanya itu saja. Di setiap tarikan nafas, di setiap penggunaan mata untuk memandang, penggunaan telinga untuk mendengar, kaki untuk melangkah, tangan untuk bekerja beraktifitas, semuanya itu adalah nikmat Allah. Nikmat menghirup oksigen kepunyaan Allah, meminum air milik Allah, memakan makanan rezeki dari Allah.

Bahkan kalau kita perhatikan setiap bahagian dari tubuh kita. Betapa Allah telah mengaruniakan banyak sekali kebaikan di dalamnya. Kadang-kadang kita baru sadar, ketika sekali waktu gigi kita dijadikan sakit oleh Allah. Betapa besarnya nikmat ketika gigi itu sehat. Dan nikmat Allah itu begitu banyak di setiap aspek kehidupan kita. Apakah kita menyadarinya atau tidak. Perhatikanlah ketika Allah mengingatkan; 'Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?????' Fabiayyiaalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan.....

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar