Senin, 24 Februari 2014

Kebakaran Di Waktu Subuh

Kebakaran Di Waktu Subuh

Seorang jamaah mesjid kami bernama pak R. Sudah cukup sepuh dan seorang duda. Istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu. Dia punya empat orang anak laki-laki dan semua tinggal terpisah di tempat mereka masing-masing, sementara pak R ini tinggal sendirian di rumahnya, di komplek kami. Tinggal sendirian dan sepertinya juga mengurus dirinya sendiri. Hal yang sebenarnya tidak mudah bagi seorang laki-laki tua yang sudah berumur sekitar 70 tahun. 

Bulan puasa satu setengah tahun yang lalu terjadi musibah. Rumahnya terbakar, tapi untung cepat mendapat pertolongan. Hanya bagian dapurnya saja yang terbakar. Para tetangga cepat memberi pertolongan dan api dapat segera dipadamkan. Pak R terlupa mematikan api di tungku sebelum dia berangkat ke mesjid, dan api itu yang menjalar, menyambar kayu dan kusen dapur. Rupanya dia menggunakan dapur dengan kayu bakar.

Dia diperingatkan warga agar berhati-hati dengan api. Api yang kalau kecil jadi kawan tapi kalau sempat membesar akan jadi lawan. Sebenarnya, tanpa diingatkanpun harusnya dia pasti sadar betapa berbahayanya api kalau tidak diawasi. 

..........

Tadi subuh, meskipun hari hujan sejak tadi malam jamaah di mesjid kami tetap ramai seperti biasa. Dua saf, meski saf kedua tidak penuh. Ditambah saf ibu-ibu di belakang yang dibatasi sikram pembatas. Ketika kami sedang shalat, beberapa kali lampu dan pengeras suara mesjid terputus-putus. Aku tidak mengerti kenapa arus listrik terganggu seperti itu. Begitu mengucapkan salam, jemaah ibu-ibu dibelakang terdengar heboh. Diikuti oleh bapak-bapak yang menghambur ke pintu mesjid. Aku masih belum faham apa yang terjadi tapi segera pula ikut berdiri. Ternyata api. Ternyata kebakaran dan api yang sudah tinggi di blok sebelah selatan dari mesjid. 

'Rumah pak R.... Rumah pak R,' aku dengar orang-orang bergumam.

Kami semua bergegas ke arah rumah yang terbakar di blok sebelah. Rumah-rumah di komplek kami ini sangat rapat, dengan rumah yang bersisian muka dan belakang lalu memanjang dengan arah timur - barat. Api menjilat-jilat cukup tinggi. Tetangga rumah yang terbakar sibuk mengeluarkan mobil dan barang-barang berharga. Sudah banyak warga yang bergotong royong menyiram api dengan air yang ditampung dari selang rumah berdekatan, sementara pemadam kebakaran sudah pula dihubungi. Padahal hari masih hujan. Tidak mudah memadamkan api dengan air dari ember yang kami kumpulkan  dari tiga buah keran rumah berdekatan.

Rumah pak R tidak dapat diselamatkan. Habis terbakar. Untungnya rumah di kiri kanan dan di belakangnya tidak atau belum disentuh api. Pemadam kebakaran datang ketika api masih berkobar. Petugas pemadam kebakaran itu berhasil memadamkan api.

Aku prihatin melihat pak R yang memandang kobaran api dengan pandangan lesu. Dia tadi ikut berjamaah subuh dengan kami. 

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.......

*****                                                 

1 komentar:

  1. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Trus pak R dimana sekarang? Mudah2an tetap tabah, bertambah imannya, dan dihapus dosa2nya.

    BalasHapus