Jumat, 21 Januari 2011

Aquarium......

Aquarium......

Untuk hiasan rumahan (bukan aquarium raksasa di Ancol) aquarium bisa berukuran kecil beberapa puluh senti sampai berukuran besar dengan panjang dua meteran. Macam-macam ikan yang biasa dipelihara orang dalam aquarium. Tapi yang paling sering aku lihat adalah ikan arwana. Ikan bertubuh memanjang, dengan mulut lebar berukuran (yang pernah kulihat) sampai hampir setengah meter panjangnya. Ada yang berwarna putih perak, ada yang berwarna kuning emas. Konon masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Harganya? Subhanallah..... anak arwana putih berukuran panjang sekitar sepuluh senti ada yang diperjualbelikan seharga seratus ribu rupiah. Yang sudah dewasa ada yang harganya berjut-jut.

Dan tentu saja ada saatnya ikan arwana yang indah itu mati. Ada yang karena meloncat keluar melalui bagian aquarium yang tidak tertutup. Kalau sudah begitu ikan mahal itu tidak ada nilainya lagi. Ada yang menyimpan bangkai ikan itu berbulan-bulan di freezer. Saking sayangnya barangkali, tapi tidak ada lagi nikmat ketika melihatnya. Kenapa tidak digoreng saja? Mereka tidak sampai hati, entah kenapa.

Indah memang, melihat ikan berukuran besar itu berseliwar-seliwer dalam aquarium. Ikan yang juga cukup rakus dan sukanya memakan mangsa hidup. Ada yang memberi makan ikan-ikan kecil dari jenis ikan mas. Ikan-ikan kecil itu dimasukkan ke dalam aquarium yang sama, lalu sang arwana menelannya satu persatu seperlunya. Ada juga yang memberi makan kecoa, lipan, jangkrik dan lainnya, dan semuanya harus hidup.

Meskipun aku mengagumi ketelatenan mereka-mereka yang memelihara ikan arwana di aquariumnya, aku sendiri tidak pernah tergugah untuk meniru. Di rumah kami tidak ada aquarium kaca untuk memelihara ikan. Tapi sebaliknya, aku membuat kolam. Di belakang rumah, kami mempunyai kolam berukuran lebih kurang dua belas meter persegi. Begitu pula di depan rumah ada pula kolam-kolaman lain yang kalau dijumlah luasnya mencapai sekitar sepuluh meter persegi pula. Aku memelihara ikan gurame, ikan patin dan ikan mujair / nila di dalamnya. Sangat menyenangkan bagiku melihat ikan-ikan itu berkejar-kejaran di dalam kolam. Melihat mereka berebutan ketika diberi makan pelet atau sisa-sisa makanan.

Yang lebih menyenangkan lagi adalah melihat ikan mujair / nila itu beranak pinak. Mulai dari proses mereka kawin, yang jantan, dengan warna sirip yang kemerah-merahan berputar-putar di sekitar betina. Entah dimana mereka bertelur dan entah bagaimana pula yang jantan membuahi telur-telur itu belum pernah teramati olehku. Hanya induk-induk yang suka menyepi dan berubah galak ternyata sedang mengerami telur-telur dalam mulutnya. Beberapa hari kemudian aku melihat anak-anak ikan yang keluar dari mulut induk itu dalam jumlah ratusan. Warna anak berukuran jentik itu ada yang hitam dan ada yang putih. Induk-induk itu menjaga anak-anaknya dengan sangat hati-hati, mengusir ikan manapun yang mencoba mendekat.

Sayangnya baru ikan mujair yang berhasil berkembang biak. Ikan-ikan gurami, sudah pernah aku sediakan ijuk untuk mereka membuat sarang, tapi belum berhasil.

Apakah ikan-ikan itu kami konsumsi? Jawabannya ya. Sekali-sekali kami bersihkan kolam-kolam itu dengan menguras air berikut kotorannya. Pada saat seperti itu biasanya istriku sangat tangkas menangkap beberapa ekor ikan-ikan yang gemuk-gemuk. Inilah bedanya aquarium dan kolam ikan kami.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar