Senin, 20 Juli 2015

Nikmatnya Mendapat Hidayah

Nikmatnya Mendapat Hidayah   

Apakah yang dimaksud dengan hidayah? Hidayah adalah petunjuk dari Allah Ta'ala yang mengarahkan seseorang kepada mendapatkan keridhaan Allah. Lalu apa pula arti dan manfaat dari keridhaan Allah? Keridhaan Allah artinya perkenan Allah atas seseorang yang dengan perkenan-Nya tersebut orang itu terbebas dari kemurkaan Allah. Manfaat dari keridhaan Allah adalah jaminan Allah bahwa dia, seseorang itu, akan mendapatkan karunia berupa nikmat yang sangat besar kelak di hari pembalasan. Dia akan terbebas dari hukuman dan siksaan api neraka. Yang terakhir ini adalah balasan Allah bagi mereka-mereka yang mendapatkan kemurkaan Allah, karena dosa dan kesalahan yang mereka perbuat selama hidup di dunia. 

Lawan dari hidayah adalah kesesatan. Orang-orang yang tidak mendapat hidayah, adalah orang-orang yang tersesat dan dibiarkan dalam keadaan seperti itu oleh Allah Ta'ala. Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan membiarkan tersesat siapa yang dikehendaki-Nya. Siapa yang mendapat petunjuk atau hidayah dari Allah tiada siapapun yang akan dapat menyesatkannya. Sebaliknya siapa yang dibiarkan tersesat oleh Allah tiada siapapun yang akan dapat menunjukinya. Memberi petunjuk seseorang dan membiarkan tersesat seseorang adalah hak dan kekuasaan Allah semata.

Maka tidak perlu kita heran seandainya kita melihat seseorang yang terlahir dilingkungan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mungkin sebelumnya termasuk orang yang membenci agama Allah, tiba-tiba berputar haluan, beriman kepada Allah dan menjadi hamba Allah yang sangat shalih. Di kalangan para sahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, khalifah Umar bin Khaththab adalah contoh yang sangat baik. Hari dia masuk Islam diawalinya dengan niat ingin membunuh Rasulullah. Tapi Allah telah melembutkan hatinya dan memberinya hidayah. Dia masuk Islam, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bahkan kemudian menjadi seorang pemimpin Islam yang sangat terkenal.

Dalam kesehari-harian kita sekarang ini banyak juga contoh yang kita lihat. Bagaimana seseorang diberi hidayah oleh Allah untuk memeluk agama Allah dengan cara-cara yang Allah kehendaki. Ada yang melalui mimpi. Ada yang tergugah mendengar suara azan. Ada yang dalam usaha mencari kelemahan Islam, lalu membaca terjemahan al Quran akhirnya menemukan jalan kepada Islam.  

Begitu pula sebaliknya, seseorang yang berada di lingkungan orang-orang yang beriman, kalau Allah akan membiarkannya tersesat tidak ada orang yang dapat menolongnya. Kan'an putera Nabi Nuh alaihissalam, menolak ajakan Nabi Nuh (ayahnya) untuk beriman, tapi ditolaknya. Demikian juga halnya dengan istri Nabi Nuh alaihissalam dan istri Nabi Luth alaihissalam, kedua orang wanita itu adalah orang-orang yang dibiarkan Allah tersesat, seperti dijelaskan dalam surah At Tahrim (Surah 66) ayat 10. 

Orang yang dibiarkan tersesat juga dapat kita amati. Mereka yang dididik secara Islam di sekolah-sekolah Islam di masa mudanya, tapi tiba-tiba menjadi penghujat Islam, suka memperolok-olokkan firman Allah. Kalau Allah akan membiarkannya tersesat, maka mereka akan melenceng dari kebenaran agama Islam.

Maka nikmat hidayah itu memang merupakan nikmat yang paling utama. Hendaklah kita berusaha mempertahankannya dan memohon kepada Allah, kiranya Allah tidak membiarkan keimanan kita itu melenceng ke jalan yang sesat. Sering-seringlah kita berdoa. Rabbanaa laa tuzigh quluubana ba'da idz hadaytanaa wa hablanaa min ladunka rahmatan, innaka antal wahhaab. (Ya Rabb kami Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, setelah Engkau menunjuki kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.) (Ali Imran ayat 8).

****                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar