Rabu, 04 Juni 2014

Kepada Siapa Lagi Kita Akan Berlindung?

Kepada Siapa Lagi Kita Akan Berlindung?  

Pernahkah kita tersentak dengan apa yang terjadi di sekitar kita? Ketika membaca berita di koran atau menonton televisi? Atau membuka-buka internet? Dengan kejahatan demi kejahatan? Dengan kemaksiatan demi kemaksiatan? Dengan kezhaliman demi kezhaliman? Pernahkah kita tersentak bahwa bahkan kanak-kanak kita berumur balita tidak luput dari ancaman kenistaan? Dinodai? Dirusak? Dilecehkan? Ketika mereka kita titipkan ke sekolah taman kanak-kanak. Atau ketika dia kita suruh belajar mengaji di TPA. Masya Allah. Bahwa anak-anak remaja sangat dini, baru sebelas dua belas tahun terancam melakukan atau diperlakukan secara maksiat? Berita seperti itu jadi bacaan kita sehari-hari. Jadi tontonan di tv atau kita temukan di internet. Terjadi di berbagai pelosok negeri ini. Tidak terkecuali di ranah Minang. Naudzubillah, tsumma naudzubillah. Sungguh mengerikan dan memuakkan.

Siapa yang akan disalahkan? Banyak yang bisa disalahkan. Yang terutama adalah setan yang terkutuk, yang sejak dari memperdaya Nabi Adam alaihis salam, kemudian menghasut Kabil bin Adam, tidak pernah berhenti menipu daya manusia. Dia juga yang menghasut saudara-saudara Nabi Yusuf alaihis salam untuk menzhalimi Yusuf kecil dengan melemparkannya ke dalam sumur. Setan yang selalu beryuwaswisufi shudurrinnas. Yang mengambil jin dan manusia untuk jadi sekutunya, dalam meracuni dan menjerumuskan anak cucu Nabi Adam. Sehingga di antara golongan yang terakhir ini mampu mengerjakan kekejian demi kekejian. Tidak ada rasa malu. Tidak ada rasa takut. 

Banyak yang bisa disalahkan. Termasuk produk-produk teknologi yang canggih-canggih sekarang ini. Gadget, pesawat selebar telapak tangan yang boleh digunakan mengakses apa saja. Pintu surga sekaligus pintu neraka ada di sana. Dan ini banyak menipu sebagian anak-anak muda. Benda canggih yang tentu saja tidak terlalu murah harganya tapi bertebaran di mana-mana. Titik selera, tapi dengan apa akan dijemba? Maka asysyaithannirrajiim melihat peluang ini. Jual saja dirimu, niscaya kau akan mendapatkan semua yang kau mau! Begitu ide cemerlang yang dibisikkannya di ulu hati anak cucu Nabi Adam yang imannya rapuh itu. Jangankan hanya sekedar gadget selebar telapak tangan, lebih dari itu bisa kau peroleh, lanjut si setan yang terkutuk. 

Banyak yang bisa disalahkan. Di antaranya adalah manusia-manusia serakah, penipu, loba dan tamak yang telah terlebih dahulu takluk kepada setan. Yang pandai meniti buih di atas derita serta kelemahan manusia lain. Yang pandai menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Semua itu adalah didikan setan yang mengharubirukan hawa nafsu anak-anak manusia. Dan semua itu ada di sekitar kita.

Lalu? Apa yang dapat kita perbuat? Sementara semua kejahilan itu bisa saja melintas persis di hadapan mata kita. Mungkin saja mengancam kita, atau anak kita, atau cucu kita, kemenakan kita? Bahkan mungkin saja ada yang sudah berhadapan langsung dengan salah satu dari kerabat dekat kita.

Maka kembalilah kepada Allah Yang Maha Pelindung. Hanya kepada-Nya kita dapat berharap serta memohon bantuan. Memohon perlindungan dari gangguan setan dan bala tentaranya. Baik dari golongan jin maupun manusia. Ingatkan diri kita, lalu anggota keluarga kita, anak kemenakan kita agar memelihara diri dari bujuk rayu setan tersebut. Salah satu caranya dengan berislam secara kaffah dan tidak mengikuti langkah-langkah setan. Karena setan itu nyata-nyata musuh yang akan menggiring kita kepada kelalaian dan murka Allah. Ingat bahwa dunia yang penuh tipu daya ini hanya sangat sementara untuk kita tinggali. Nanti kita akan kembali kepada Allah, dan kita akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama kita hidup yang sebentar itu. 

*****                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar