Jumat, 23 Agustus 2013

Bejo

Bejo........

Sulit menterjemahkan arti kata 'bejo' ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ini adalah dari bahasa Jawa. Lebih kurang maksudnya adalah 'selalu beruntung'. Orang yang bejo, adalah orang yang selalu beruntung. Dalam pemakaian yang aku pahami, pengertian kata 'bejo' sepertinya 'lebih beruntung' secara ekonomi. Misalnya ada orang yang sekolahnya tidak tinggi-tinggi amat, kemampuan khususnya tidak istimewa benar, tapi dia sukses dalam mendapatkan rezeki. Disamping itu, keberhasilan seorang bejo memperoleh rezeki adalah secara halal. Bukan karena menipu, atau mengambil hak orang lain. Bukan dengan jalan korupsi.  

Contoh nyata misalnya (pernah ditayangkan di tv) pengalaman 'pemilik' restoran Sederhana, yang kononnya bersekolah hanya sampai kelas dua SD. Mulai berdagang dengan menggunakan gerobak dorong. Sampai suatu ketika dia mulai dengan membuka sebuah restoran Sederhana tadi itu, yang kemudian seperti terlihat sekarang berkembang menjadi banyak sekali di berbagai kota. Meski sebagian ada yang sistim franchise. Pemilik atau pendiri restoran Sederhana ini adalah seorang yang bejo.  

Ada dua orang teman SD ku dulu yang juga agak istimewa keberhasilannya dalam perdagangan. Tamat dari SD sekolahnya tidak dilanjutkan lagi. Keduanya pergi merantau dan mulai berdagang kecil-kecilan. Berpuluh tahun kemudian aku bertemu dengan keduanya sudah sebagai pedagang besar. Yang satu jadi pedagang dengan entah beberapa buah toko di Lampung. Yang satunya lagi sukses dan jadi pemilik beberapa toko pula di Tanah Abang Jakarta.  

Sangat mungkin bahwa kedua temanku itu, ataupun pemilik restoran Sederhana tidak  pernah mengkhayalkan mereka akan sesukses seperti sekarang. Mereka menjalani hidup mereka dengan biasa, seperti kebanyakan pedagang lain. Sebagai pedagang tentu mereka berhitung, bagaimana caranya mendapatkan untung. Dagangan apa yang sebaiknya dijual. Hal juga yang dilakukan oleh umumnya para pedagang. Tapi bagi sebagian (kecil) orang terlihat saja 'jalan' yang akan ditempuh. Sebaiknya barang ini yang diperdagangkan. Dan di tempat ini diperjual-belikan. Lalu datanglah keberuntungan tadi itu. Dia tiba-tiba jadi 'bejo'. Orang lain berjualan juga tapi tidak laku keras seperti jualannya.  

Kalau kita bertanya atau kita perhatikan apa kiatnya untuk meraih keuntungan besar, diapun tidak bisa menjawab. Adalah benar bahwa dia hemat, rajin, jujur dan amanah, penuh perhitungan. Tapi pedagang lain juga berbuat seperti itu, namun hasil akhirnya tidak sama.

Padahal di sanalah terletaknya pernyataan Allah 'yarzuquu man yasyaaa u bighairi hisaab'. (Dia (Allah) memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa dihitung). Kita diperintahkan untuk berusaha, bertebaran di muka bumi ini untuk mencari karunia-Nya. Tetapi Allah yang menentukan kepada siapa Dia memberikan rezeki dengan berlebih.


*****
                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar