Jumat, 07 November 2014

Siapa Yang Harus Lebih Ditaati Istri, Suami Atau Orang Tua

Siapa Yang Harus Lebih Ditaati Istri, Suami Atau Orang Tua 

Wanita-wanita yang menganut faham kesetaraan pria dan wanita tidak akan senang dengan bahasan ini. Karena bagi mereka yang fanatik dengan pemahaman tersebut tidak ada istilah 'ketaatan' istri kepada suami. Istri dan suami adalah setara, harus saling setia, saling menghormati, tidak boleh seorang suami dilebih-lebihkan kedudukannya atau tidak boleh seorang istri direndah-rendahkan wibawanya. Begitu konon pendapat mereka.

Di dalam Islam, ketaatan istri terhadap suami itu diatur dengan sangat jelas. Firman Allah Ta'ala dalam surah An Nissa' ayat 34: Pria menjadi pemimpin terhadap wanita...... Dan beberapa hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti berikut:  "Ad dunya mata', wa khairu mata'iha al mar'atus shalihat." (Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri shalihat).  "Wanita shalihat adalah yang menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh dan menjaga apa-apa yang diamanahkan padanya." Hadits yang lain "Jika seorang isteri shalat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatan dirinya serta suaminya dalam keadaan ridha padanya saat ia mati, maka ia boleh masuk surga lewat pintu yang mana saja." (HR Ahmad dan Thabrani).  "Jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku perintahkan isteri menyembah suaminya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Tersebutlah kisah, suatu ketika  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa si Fulanah adalah seorang wanita penghuni surga. Fathimah puteri beliau penasaran dengan pernyataan Rasulullah tersebut dan mencoba menyelidiki apa keistimewaan si Fulanah. Datanglah beliau (Fathimah) mengunjungi rumah wanita itu ditemani putera beliau Hasan. Setelah mengetok pintu, terjadilah dialog singkat menanyakan siapa yang datang. Fathimah memberi tahu siapa dirinya. Fulanah bertanya lagi, dengan siapa anda datang. Fathimah menjawab, dengan puteraku Hasan (yang masih kanak-kanak ketika itu). Jawab Fulanah, kalau begitu aku tidak bisa menerima kedatangan anda, karena anda datang dengan seorang laki-laki. Suamiku beramanah agar aku tidak menerima tamu laki-laki datang ke rumah ini. 

Beberapa waktu kemudian, Fathimah datang kembali sendirian, dan diizinkan masuk. Fathimah bertanya, apa keistimewaan amalan Fulanah sehingga sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa dia adalah seorang wanita ahli surga. Tidak ada yang istimewa, kecuali ketaatannya kepada suaminya. Setiap kali suaminya pulang dari perjalanan mencari nafkah disambut dan dilayaninya dengan sebaik-baiknya. Dan yang mengherankan, wanita itu juga menyediakan sebuah cambuk. Fathimah menanyakan apa kegunaan cambuk tersebut dan dijawab, bahwa cambuk itu disiapkannya untuk suaminya seandainya si suami ingin mendera dirinya jika menurut penilaian suami layanannya tidak menyenangkan. Fathimah bertanya, seringkah suaminya menderanya. Jawab wanita itu, belum pernah sekali juga. 

Dan kisah lain. Tersebutlah seorang wanita yang sedang ditinggal pergi suaminya mencari nafkah ke perantauan yang jauh. Suatu hari datanglah utusan orang tua wanita itu membawa kabar bahwa ibunya sedang sakit dan memintanya pulang mengunjungi ibunya tersebut. Jawab wanita itu, tolong sampaikan salam hormatku kepada ibuku, aku mohon maaf karena tidak bisa mengunjungi beliau saat ini, karena suamiku melarangku meninggalkan rumah ini. Beberapa hari kemudian datang pula utusan yang sama, kali ini membawa kabar bahwa kesehatan ibunya semakin buruk, memintanya untuk pulang. Wanita itu terlihat sangat sedih, tetapi jawabannya masih sama, dia mohon maaf tidak bisa mengunjungi ibunya. Beberapa hari lagi kemudian, utusan itu datang lagi, kali ini memberitahu bahwa ibunya sudah meninggal. Wanita itu larut dalam kesedihan tapi kepada utusan itu jawaban masih tetap sama. Dia tidak bisa pulang ke rumah orang tuanya. Cerita ini akhirnya disampaikan orang kepada  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Jawaban beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah bahwa kedua wanita, ibu dan anak itu insya Allah adalah penghuni surga. Sang ibu adalah wanita shalihah yang telah mendidik puterinya menjadi seorang muslimah yang taat. Sang puteri adalah seorang yang amanah dan taat kepada perintah suaminya.

Wallahu a'lam.

****

                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar