Minggu, 18 September 2011

Dari File Lama Di Cimbuak 'Kenapa Ingkar?"

Kenapa Ingkar PDF Print E-mail
Written by Muhammad Dafiq Saib, St. Lembang Alam   
Friday, 02 May 2008
ImageKenapa manusia ingkar kepada Allah? Kenapa manusia ingkar kepada nabi Muhammad?

Yang ingkar kepada Allah, contohnya seperti bani Israel dijaman nabi
Musa, dikarenakan akal mereka yang pendek. Mereka meminta kepada nabi Musa agar kepada mereka diperlihatkan wujud Allah, barulah mereka mau percaya kepadaNya. "Ya Musa, kami tidak akan percaya denganmu sebelum kami lihat Allah dengan jelas." (Al Quran 2:55). Ini bukan karena ketakaburan saja, tapi lebih dikarenakan kebodohan yang bersangatan. Allah adalah Yang Maha Agung. Yang, 'lam yakullahuu kufuwan ahad'. Tidak barangsuatu apapun yang setara dengan-Nya. Kalau masih bisa kalian lihat, masih bisa kalian ukur besarnya, kalian bandingkan wujudnya dengan yang kalian bayangkan, niscaya itu bukanlah Allah Yang Maha Tunggal, Yang Maha Perkasa. Niscaya tuhan seperti itu adalah benda, adalah ciptaan, entah ciptaan kalian sendiri, entah ciptaan angan-angan kalian. Allah Yang Maha Agung tidak dapat kalian rekayasa bentukNya, tidak dapat kalian rekayasa kekuatanNya, tidak dapat kalian rekayasa kekayaanNya. Karena semua sifat-sifat ke Maha Perkasaan, ke Maha Kuasaan, ke Maha Sucian Allah tidak akan tercapai oleh akal kalian untuk membayangkannya, tidak akan terjangkau oleh panca indera kalian untuk mendeteksinya.

Kalian akan dapat merasakan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari alam raya yang diciptakanNya ini, kalau kalian mau beriman. Perhatikanlah langit dengan segala isinya. Perhatikanlah bumi dengan segala isinya pula. Atau perhatikanlah apa-apa yang kalian makan. 'Falyanzhuril insaanu ilaa tha'aamihi. Annaa shabab nal maa a shabbaa.  Tsumma syaqaqnal ardhaa syaqqaa. Fa anbatnaa fiihaa habbaa.' (Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air hujan. Kemudian Kami renggangkan bumi dengan cukup. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di muka bumi itu.) (al Quran 80: 24-27). Cobalah bantah kalau sanggup!

Makanan yang kalian makan, rezeki yang kalian peroleh, kehidupan yang kalian nikmati, darimana kalian dapat? Dari hasil jerih payah kalian saja, tanpa pertolongan Allah? Sehebat itukah kalian? Kalaulah iya sehebat itu kalian, sanggupkah kalian hidup tanpa masalah di muka bumi Allah ini? Tidak pernahkah kalian merasakan sakit? Merasakan sulit? Atau merasakan perubahan menjadi tua, menjadi lemah sampai akhirnya tidak berdaya? Cobalah jawab!

Kenapa pula ada manusia mengingkari kerasulan Muhammad SAW? Kenapa mereka dustakan kenabiannya? Kenapa mereka cari-cari kelemahannya sesuai dengan kebutuhan hawa nafsu mereka?

Yang mendustakan nabi Muhammad SAW mula-mula adalah orang-orang Quraisy, kaum famili beliau sendiri. Mereka mengingkari ajaran tauhid yang dibawa nabi. Mereka mengingkari ajaran yang mengatakan bahwa manusia itu semua sama di hadapan Allah Sang Maha Pencipta. Yang membedakan mereka hanyalah nilai taqwa mereka masing-masing kepada Allah. Ini adalah sesuatu yang baru bagi tatanan kehidupan kaum Quraisy dan mereka tidak siap menerimanya. Mereka percaya dengan Allah, tapi pada saat bersamaan mereka juga mempercayai Latta dan Uzza. Dan mereka tidak dapat membayangkan bahwa kedudukan mereka sebagai bangsawan Quraisy disetarakan dengan kedudukan budak belian. Buat mereka ini jelas-jelas tidak masuk akal dan tidak boleh diterima. Jadi harus diperangi. Muhammad dan ajarannya harus dilawan, dan itulah yang mereka lakukan.

Golongan berikutnya yang mendustakan kerasulan Muhammad SAW adalah kaum Yahudi. Padahal ketika itu mereka sedang menunggu kedatangan nabi akhir zaman. Mereka mengenali ciri-ciri nabi akhir zaman itu dari kitab suci mereka. Dan mereka berharap bahwa nabi itu akan hadir dari kalangan mereka, kalangan bani Israel. Mereka kecewa ketika mengetahui bahwa nabi itu terlahir dari kalangan Arab. Timbul rasa iri, timbul dengki, timbul nafsu benci. Lalu mereka menolaknya, tidak mengakuinya, mendustakannya dan ikut memeranginya. Karena hawa nafsu mereka.

Lalu golongan Nashrani. Yang ketika itu berkuasa di Imperium Romawi. Sebuah kerajaan besar yang membentang sangat luas dari Eropah sampai ke Asia Barat. Raja-raja mereka adalah penganut agama Nashrani (Kristen). Berbeda dengan Najasi, raja yang juga beragama Nashrani dari kerajaan Habasyah yang menerima kerasulan Muhammad SAW, Heraqlius yang sebenarnya sempat menunjukkan minat dan ketertarikan hatinya terhadap pesan Islam, akhirnya mengalah kepada bujukan pembesar-pembesar dan pemuka-pemuka agama Nashrani untuk tidak menerima tawaran dari nabi orang Arab, golongan yang selama ini dipandang dengan sebelah mata itu. Akhirnya kesombongan juga yang membatasi mereka dari menerima kebenaran agama Islam. Meski akhirnya sejarah menunjukkan bahwa rakyat di daerah kekuasaan Romawi Timur itu sedikit demi sedikit beralih memeluk agama Islam, pemuka-pemuka agama Kristen tetap menganggap ajakan dan dakwah nabi Muhammad SAW tidak pantas diikuti dan mereka berusaha menebar fitnah untuk memusuhi agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.

Meskipun kaum musyrikin Quraisy, kaum Yahudi di tanah Arab,  dan kerajaan Romawi Timur yang beragama Nashrani dalam waktu singkat dapat dikalahkan oleh kekuatan Islam, namun faham syirik, agama Yahudi yang membenci kerasulan Muhammad SAW serta agama Nashrani yang menebar fitnah tentang Islam tetap berkelanjutan sampai sekarang ini.


                                                                   *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar