Senin, 31 Maret 2014

Rumah Makan 'Pagi Sore'

Rumah Makan 'Pagi Sore'

Condong mato ka nan rancak, condong salero ka nan lamak, begitu kata-kata pengakuan jujur orang Minang. Artinya, mata cenderung melihat yang bagus, yang rancak. Selera cenderung kepada yang enak, yang lamak. Ungkapan yang sangat benar untuk siapa saja.

Di Jakarta dan sekitarnya, untuk makan masakan Minang kita sudah sangat terpengaruh oleh Restoran Sederhana, yang memenuhi hampir setiap pojok. Restoran Sederhana yang kononnya menggunakan sistim franchise memang sudah semakin populer dan meluas keberadaannya. Hampir saja kita membayangkan hanya Restoran Sederhana ketika memikirkan masakan Padang. Sebenarnya ada merek-merek dagang lain selain Sederhana. Seperti Simpang Raya, Sari Mande, Sari Bungo meski keberadaan nama-nama terakhir ini memang kalah jauh dengan yang pertama. 

Ternyata ada juga nama-nama lain dan pendatang baru. Tidak jauh dari tempat tinggalku, di jalan Kalimalang, berhampiran dengan perumahan Billy Moon  - Pondok Kelapa ada restoran yang relatif baru, Rumah Makan 'Pagi Sore' namanya. Rumah makan dengan nama yang sama  sudah pernah aku kenal dan kunjungi di Palembang, tapi di Jakarta mungkin baru ini. Sebuah restoran Minang yang dikelola dengan cukup apik dan menyenangkan, baik dari rasa maupun penampilan. Cukup bersih dan tertata rapi, dengan pelayan berseragam yang serasi pula. Seragam berwarna merah hati untuk pria dan kebaya berwarna oranye serta berjilbab bagi yang wanita. Ruangan ber AC, meja kursi masih baru.

Hidangannya, karena sepertinya memang dikerjakan dengan hati-hati dan sungguh-sungguh, rasanya 'enak sekali' (seorang temanku yang orang Jawa biasa memberi penilaian 'enak' atau 'enak sekali' untuk rata-rata restoran masakan padang). Restoran ini merekomendasikan dan memberi penekanan istimewa untuk rendangnya. Yang ternyata memang cukup istimewa. Aku menyukai ayam cabe hijau yang menggunakan rempah yang agak khusus. Sebenarnya ayam goreng dengan sambal cabe hijau biasa. Tapi aku menemukan dua tiga butir bunga cengkeh di dalam sambalnya dan rasanya sangat gurih.

Sudah agak beberapa kali kami mampir ke restoran ini. Cucu kembarku juga sangat menyukainya. Setiap kali datang kami selalu puas. Beberapa hari yang lalu kami ke sana dalam rombongan keluarga hampir lengkap, kecuali ayahnya Hamizan. Tadi pagi kami pergi lagi berempat dengan si kembar. Kali ini aku mencoba soto Padang, yang lumayan enak. Soal harga mungkin agak sedikit di atas harga di Restoran Sederhana. Tapi rasanya berpadanan dengan layanan yang cukup menyenangkan.

****

                                            

Minggu, 30 Maret 2014

Cara Kematian Tokoh Sekuler (Diedit Dari Era Muslim)

Cara Kematian Tokoh Sekuler  (Diedit Dari Era Muslim)

Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman) berakhir di tahun 1924. Kekhalifahan yang sudah sangat lemah sesudah ikut sebagai pecundang dalam Perang Dunia I. Penguasa baru yang memukul gong kehancuran kekhalifahan tersebut adalah Kemal Attaturk, seorang penguasa yang merusak nilai-nilai Islam, membunuhi ulama-ulama dan memperkenalkan sistim pemerintahan sekuler di Turki.

Sesaat setelah Kemal Attaturk menggantung tigapuluh ulama dan mengawasi gerakan perlawanan dari kubu Muslim, ia mengatakan, 'Ketahuilah, saya dapat membuat negara Turki menjadi negara demokrasi bila saya dapat hidup lima belas tahun lagi. Tetapi jika saya mati sekarang, akan diperlukan waktu tiga generasi.' Begitulah Kamal Ataturk, selalu berlaku angkuh di atas tindakan kekejaman dan anti agama dan penghancur kekhalifahan Turki. Kezhaliman dan pengkhianatan Kamal Ataturk dalam menghancurkan umat Islam di Turki dilakukannya dengan sangat  kejam. Sekiranya Kamal Ataturk ini lahir di zaman adanya Rasulullah pada saat wahyu masih turun, sangat boleh jadi namanya akan diabadikan seperti Firaun, Namrud dan Abu Lahab.

Tahukah anda , bagaimana siksaan Allah pada akhir hidupnya?

Cara kematian yang Allah telah datangkan kepada mereka yang zalim itu teramat tragis sekali. Kematian merekapun teramat unik. Contohnya Namrud, mati karena sakit kepala akibat dimasuki oleh seekor nyamuk melalui telinganya. Setiap kali ia menjerit, dokter pribadinya memerintahkan dipukul kepalanya untuk mengurangi kesakitannya. Setelah lama bergelut dengan sakratul maut, akhirnya dia mati dalam keadaan tersiksa dan terhina. Begitu juga dengan Firaun yang mati lemas di dalam laut.

Jadi, tidaklah  heran kalau Kamal Ataturk juga menerima pembalasan yang setimpal dengan pembalasan yang diterima oleh Namrud dan Firaun.

Menurut sejarah dalam buku-buku biografinya, yang ditulis  oleh para pendukungnya, kematian Kemal dikarenakan akibat over dosis  minuman keras. Ditambah lagi dengan berbagai penyakit  seperti penyakit kelamin, malaria, sakit ginjal dan lever.

Dia meninggal dunia pada 10 November 1938. Kulit di tubuh badannya rusak dengan cepat dan díganggu pula oleh penyakit gatal-gatal. Dokter-dokter sudah memberi bermacam-macam salep untuk diusap pada kakinya yang sudah banyak luka-luka karena tergaruk oleh kukunya. Walaupun begitu dia masih sangat angkuh. Di akhir-akhir hayatnya, ketika menghadapi sakratulmaut, dia takut sekali berada di istananya. Tubuhnya merasa panas maka dia ingin dibawa ke tengah laut dengan kapalnya. Bila penyakitnya bertambah krisis, dia tidak dapat menahan diri dari menjerit. Jeritan itu semakin kuat (hingga kedengaran di sekeliling istana). Dia berteriak kesakitan dalam sakratulmautnya dengan penuh azab di tengah-tengah laut.

Pada 29 September 1938 Kamal Ataturk mengalami koma selama 48 jam. Pada 9 November, dia mengalami koma kali kedua. Dan sewaktu itulah air dalam perutnya disedot keluar. Kemudian dia tidak sadarkan diri selama 36 jam dan akhirnya  meninggal dunia.

Cara kematiannya begitu menghinakan sekali. Begitu pula setelah kematiannya. Mayatnya TIDAK dimandikan, tidak dikafankan, tidak disembahyangkan dan tidak dikebumikan dengan segera seperti ajaran Islam. Tetapi sebaliknya, mayatnya diawetkan dan diletakkan di ruang takhta di Istana Dolmabahce selama 9 hari 9 malam.

Setelah 9 hari, barulah mayatnya disembahyangkan, itupun setelah didesak oleh seorang adik perempuannya. Kemudian mayatnya dipindahkan ke Ankara dan dipertontonkan di hadapan Grand National Assembly Building. Pada 21 November, dipindahkan pula ke sebuah tempat sementara di Museum Etnografi di Ankara yang berdekatan  gedung parlemen.

Lima belas tahun kemudian yaitu pada tahun 1953, barulah mayatnya diletakkan di sebuah bukit di Ankara. Mayat Ataturk tidak pernah dikebumikan.  Tiada tanah yang layak untuk menjadi kuburnya.

Begitulah cara Allah memberikan azab untuk para penentangNya di dunia ini… Semoga para penzalim (yang masih diberikan kehidupan oleh Allah SWT) terhadap umat Islam dapat segera bertaubat dan berubah menjadi pendukung dan pembela Din Islam ini… Aaamiin ya Robbal Alamin. (ikh/may)

****

Kamis, 27 Maret 2014

Betapa Mengerikan Naik Pesawat Udara

Betapa Mengerikan Naik Pesawat Udara

Pesawat Malaysia Airlines MH-370 itu raib. Tidak berhasil ditemukan jejaknya secara pasti setelah dua minggu sejak keberangkatannya dari Kuala Lumpur tanggal 8 Maret 2014. Seharusnya pesawat tersebut melalui jalur di atas laut Cina Selatan dalam perjalanannya ke Beijing. Sejak dinyatakan hilang, berbondong-bondong kekuatan beberapa buah negara mencarinya di jalur itu tanpa hasil. Tidak sedikit tandapun ditemukan untuk menunjukkan keberadaannya. 

Tapi tiba-tiba, di hari kesekian belas, datang berita mengejut bahwa ada puing yang dicurigai sebagai bagian dari pesawat malang itu, namun tempatnya sungguh sangat mencengangkan. Di sebelah barat daya benua Australia, yang sedikitpun tidak ada hubungannya dengan jalur antara Kuala Lumpur dan Beijing, bahkan ribuan kilometer melencengnya. Bermacam dugaan bermunculan sejak hari-hari pertama pesawat itu hilang. Dibajak penumpangnya (ada dua penumpang pengguna paspor palsu di dalamnya), dilarikan oleh pilotnya sendiri (ini yang sangat ganjil kedengarannya), murni kecelakaan (namun kok tidak bisa ditemukan puingnya yang tentu harusnya jatuh ke bawah jua). Dalam hari-hari yang mencekam itu bermacam daya dan upaya pula dilakukan, termasuk 'menyilau' dengan ilmu abra ka dabra orang pintar (bomoh bahasa Malaysianya) yang dapat kita simak melalui media yang ada.

Kembali ke kenyataan, bahwa (yang sangat diduga) bangkai pesawat itu berada di Lautan Hindia seperti yang diterima dan diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia, sungguh menimbulkan tanda tanya pelik. Dengan cara apa pesawat malang itu bisa melenceng sejauh itu? Apa urusannya ke sana? Atau tepatnya kenapa pilotnya sampai membawanya melantur ke tempat yang jauh itu? 

Di sini kita tertarik kepada sebuah rumor yang mengatakan bahwa pesawat itu tidak lagi di bawah kendali pilot sejak dia melewati perbatasan udara Malaysia. Lalu siapa yang mengendalikannya? Apakah pilot bisa diambil alih begitu? Hal yang sementara ini merupakan misteri besar.

Kita ingin menyoroti sedikit saja kemungkinan sebuah pesawat bisa dikendalikan dari luar, dari jarak jauh. Kalau kemampuan ini terbukti memang ada, betapa mengerikannya. Naik pesawat udara benar-benar akan jadi sebuah momok yang mengerikan. Tidak terbayangkan kalau kejadian seperti yang dialami penerbangan MH-370 ini akan terjadi berulang-ulang. Niat kita mau pergi ke Medan tiba-tiba pesawat sudah dilarikan orang yang tidak bertanggung jawab (begitu biasanya disebut) ke Australia. Dalam sebelum sampai sudah terlanjur jatuh di tengah laut besar.

Kita nyaris-nyaris percaya dengan adanya kemampuan mengendalikan pesawat jarak jauh ini, terlebih-lebih sejak dua buah pesawat 'tiba-tiba' secara bergantian menabrak menara tinggi di New York sana bulan September tahun 2001. Senekad-nekad pilot yang membawa pesawat ketika itu, rasanya sangat sulit diterima akal, dua orang pilot sama-sama berani saja menabrakkan pesawatnya, tanpa ada rasa takut menghadapi kematian sedikitpun, ke dua gedung berhampiran dengan cara yang sama. Sayang cerita aneh luar biasa tahun 2001 itu tidak pernah terungkap secara jelas, dan masyarakat dunia disuruh menelan bahwa itu kesengajaan pembajak yang melakukan tindakan bunuh diri.  

Mudah-mudahan misteri ini akan terbuka nantinya. Karena kalau tidak, benar-benar sangat menakutkan.

*****                                     

Rabu, 26 Maret 2014

Beratnya Tanggung Jawab Pemimpin

Beratnya Tanggung Jawab Pemimpin

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda; 'Kullu kum raa'in, wa kullu raa'in mas uulun 'an ra'iiyatihi... Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya (diminta pertanggungjawaban) atas kepemimpinannya.....' Bahkan dalam lanjutan hadits tersebut dijelaskan bahwa setiap individu seperti istri, bahkan seorang khadam (pembantu) pun adalah pemegang tanggung jawab, yang nanti akan ditanya atas tanggung jawabnya. 

Setiap manusia adalah pemimpin yang akan ditanya dan harus mempertanggungjawabkan nanti di akhirat setiap hal atas kepemimpinannya. Seandainya seseorang itu adalah laki-laki kepala keluarga, maka yang dibawah pimpinannya adalah istri dan anak-anaknya. Dia akan ditanyai tentang anggota keluarganya itu, bagaimana dia menafkahi mereka, mendidik mereka, melindungi mereka dan sebagainya. Kekeliruan dalam kepemimpinan yang menimbulkan ketidakberesan pada yang dipimpin adalah tanggung jawab pemimpin.

Seandainya seseorang itu diberi amanah untuk memimpin sekelompok orang yang lebih besar jumlahnya dari anggota keluarganya, katakanlah jika dia diminta memimpin sebuah Rukun Tetangga, lalu dia pegang jabatan itu dengan tidak amanah, sehingga merugikan anggota RT-nya, niscaya nanti dia akan ditanyai dan disuruh bertanggung jawab. Katakanlah misalnya, tugasnya sebagai ketua RT di antaranya adalah menjamin keamanan di lingkungan tersebut. Dia boleh menarik iyuran untuk menggaji petugas keamanan, tapi jika ternyata kemudian lingkungan itu tidak aman, karena petugas keamanannya tidak jujur dan dibiarkan saja oleh sang ketua RT, maka ketua RT ini bertanggung jawab.

Begitu seterusnya, untuk urusan yang lebih besar. Misalnya menjadi Lurah, menjadi Bupati bahkan menjadi Presiden. Besar sekali tanggung jawab dan resikonya. Oleh karenanya, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam pernah berwanti-wanti kepada seorang sahabat yang ingin ditunjuk jadi pemimpin, bahwa tanggung jawab menjadi pemimpin itu sangat berat. 

Sangatlah mengherankan bahwa banyak juga manusia yang haus akan jabatan. Sangat ingin dijadikan pemimpin. Tapi kemudian menjadi pemimpin yang tidak amanah. Tidak jujur. Sibuk memperkaya diri atau keluarganya saja dengan kekuasaan yang dipegangnya. Membiarkan anggota masyarakat yang dipimpinnya kocar-kacir, tak terurus. Alangkah nekadnya orang seperti ini, kalau kita ingat bahwa dia nanti akan ditanyai atas tanggung jawab besar itu.

Untuk kita yang kebetulan tidak jadi pemimpin, tapi juga berkewajiban memilih seorang pemimpin, seyogianya perlu pula berhati-hati. Pilihlah pemimpin yang amanah, yang menurut penilaian kita mampu mengurus kemashlahatan umat secara sungguh-sungguh. Kemashlahatan dalam keridhaan Allah. Artinya pula yang mampu menegakkan keadilan di tengah masyarakat. 

Setelah kita memilih dengan hati-hati, ternyata kemudian yang muncul jadi pemimpin bukan orang yang kita pilih, serahkan kembali urusan kepada Allah. Karena memang Allah semata yang menetapkan siapa yang akan dijadikannya pemimpin di tengah-tengah umat. Meskipun dia bukan orang baik-baik sekalipun, kekuasaan untuk menjadikan seseorang pemimpin itu mutlak di tangan Allah. Sebagaimana firmannya dalam surah Ali Imran ayat 26 yang artinya; 'Berdoalah: 'Ya Allah! Engkaulah Yang Mempunyai kekuasaan, Engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau terpegang segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu.' Dan sesudah memahami firman Allah ini, seyogianya kita memohon kepada Allah, agar kiranya Allah mendatangkan seorang pemimpin yang baik untuk kita. Yang amanah, yang jujur, yang taat dan takut kepada Allah.

Ya Allah! Datanglah seorang pemimpin yang adil, yang amanah, yang jujur, yang bertanggung jawab serta taat kepada perintah-Mu di tengah-tengah kami. Yang akan memimpin kami dalam menjalankan kehidupan di dunia ini untuk mendapatkan keridhan-Mu. Ya Allah! Lindungilah kami, dan hindarkanlah dari kami pemimpin yang buruk, yang tidak amanah, yang tidak bertanggung jawab, yang mempersulit kami dalam mencari keridhaan-Mu. Aamiin ya rabbal 'aalamiin....

*****                              

Senin, 24 Maret 2014

Wanita Ini Memeluk Islam Gara-gara Pakaian Dalam (Dari Dakwatuna)

Wanita Ini Memeluk Islam Gara-gara Pakaian Dalam (Dari Dakwatuna)

dakwatuna.com - Mungkin kedengaran aneh dan janggal. Hidayah memang bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Selama ini mungkin kita lebih sering mendengar dapat hidayahnya seorang non muslim ke dalam Islam di sebabkan hal-hal luar biasa dan penting. Seperti dokter Miller seorang penginjil Kanada yang memeluk Islam setelah menjumpai I’jaz Qur’an dari berbagai segi. Tapi yang ini benar-benar tidak biasa. Ya, memeluk Islam gara-gara pakaian dalam!

Fakta ini dikisahkan Doktor Sholeh Pengajar di sebuah perguruan Tinggi Islam di Saudi, saat ditugaskan ke Inggris. Ada seorang perempuan tua yang biasa mencuci pakaian para mahasiswa Inggris termasuk pakaian dalam mereka.

Tidak ada sisi menarik pada wanita ini, tua renta, pegawai rendahan dan hidup sendirian. Setiap kali bertemu dia selalu membawa kantong plastik berukuran besar yang terisi penuh dengan pakaian kotor. Untuk pekerjaan kasar seperti ini penghuni rumah jompo ini terbilang cekatan di usianya yang sudah terbilang uzur. Di Inggris, masyarakat yang memiliki anggota keluarga lansia biasanya cenderung memasukkan mereka ke panti jompo. Dan tentu saja keadaan miris ini harus diterima kebanyakan para orangtua dengan besar hati agar tidak membebani anak mereka. Namun di tengah kondisi seperti itu sepertinya tidak membuat kecil hati tokoh kita ini yang justru begitu getol mengisi hari-harinya bergelut dengan cucian kotor.

Wanita baya itu lebih suka dipanggil auntie atau bibi. Dia sudah bekerja sebagai petugas laundry hampir separuh usianya. Beruntung baginya masih ada instansi yang bersedia mempekerjakan para manula.

“Aku merasa dihargai meski sudah tua. Lagipula, orang-orang seperti aku ini sudah tidak ada yang mengurus, kalau bukan diri sendiri. Anak-anakku sudah menikah dan tinggal bersama keluarga mereka masing-masing. Suamiku sudah meninggal. Walaupun anak-anak suka menjenguk, tapi aku tetap ingin punya kegiatan sendiri untuk mengisi masa tua,” ujarnya

“Bukan untuk kerja yang berat memang, tapi setidaknya, selain menambah penghasilan juga mengisi hari tua. Mungkin itu lebih baik daripada harus tinggal diam di panti jompo.” Ujarnya lagi dengan wajah sendu.

“Sedih juga kalau harus tinggal sendirian. Seperti seorang temanku. Dia juga dulu bekerja sebagai petugas laundry bersamaku. Sampai akhirnya, anak perempuan satu-satunya menikah. Namun setelah menikah, anak perempuannya itu tidak pernah menghubunginya,” bibi berkisah.

Bagi sang Bibi profesinya sebagai petugas laundry justru membuatnya lebih dekat dengan sepak terjang, liku-liku penghuni asrama yang rata-rata adalah mahasiswa dari luar Inggris. Sang Bibi paham betul kebiasaan para mahasiswa yang tinggal di asrama ini selain belajar sehari-hari, adalah pergi clubbing sekadar “having fun”. Banyak asrama memiliki bar, café, ruang duduk untuk menonton televisi, ruang musik dan fasilitas olahraga sendiri.

Dan salah satu sisi negatif pergaulan dengan orang Inggris adalah bila mereka sudah dekat botol miras, biasalah mereka sampai benar-benar mabuk. Dan dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi. Muntah merata di sebarang tempat, kencing dalam celana dan sebagainya. Inilah perbuatan paling bodoh yang pernah dilakukan oleh manusia sejak terciptanya minuman beralkohol. Bukan saja menghilangkan akal sehat, tetapi juga si pemabuk akan merasa kelelahan dan sakit kepala yang teramat sangat (hangover).

Saat para penghuni asrama masih dibuai mimpi karena kelelahan habis clubbing semalaman suntuk. Tinggallah sang Bibi memunguti pakaian kotor itu setiap hari. Dan terkadang harus diangkut dari kamar, jauh sebelum mereka bangun dari tidur. Kemudian disortir dengan teliti satu persatu berdasarkan jenis bahan, ukuran, warna dan yang lebih spesifik lagi dipisahkannya pakaian dalam dari yang lain. Begitu pekerjaan rutin itu dilakukan dengan penuh dedikasi tinggi walau di ujung usianya yang semakin menua.

Waktu terus berjalan, sementara sang Bibi tanpa putus asa terus bergelut dengan ‘dunia kotor’nya. Idealnya di penghujung usianya itu seharusnya masa bagi seseorang menuai hasil kerja payahnya di masa muda. Namun situasilah yang menyebabkan dia harus menanggung berbagai persoalan hidup, maka sungguh itu merupakan masa tua yang tidak membahagiakan. Di dalam kondisi yang sudah tidak mampu banyak berbuat, dia justru dituntut harus banyak berbuat. Dalam kondisi produktivitas menurun ia justru dituntut untuk berproduksi tinggi.

Entah sampai kapan dia harus melakoni pekerjaan itu. Maka sampailah suatu saat asramanya kedatangan penghuni baru yaitu beberapa mahasiswa muslim dari Timur Tengah yang mendapat tugas belajar dari negaranya. Mereka sudah terdaftar akan menempati salah satu kamar di asrama tempat sang Bibi bekerja.

Bagi kebanyakan pelajar timur tengah sangat langka memilih tinggal di asrama. Mereka biasanya membeli rumah atau flat yang sudah disesuaikan untuk menampung kelompok kecil siswa, pasangan atau keluarga. Ada juga beberapa pemilik tempat perorangan mengizinkan rumah-rumah mereka dikelola dan disewakan.

Tinggal di asrama merupakan cara terbaik untuk bertemu orang-orang baru dan menjalin persahabatan yang langgeng. Inilah salah satu pertimbangan mereka memilih tinggal di asrama. Kesadaran inilah yang menepis kekhawatiran akan terjadinya gegar budaya atau “cultural shock“.

Hidup dalam komunitas non muslimlah justru kita dituntut untuk membuktikan nilai-nilai Islam yang tinggi ini sebagai sebuah solusi bagi manusia. Tentunya ini adalah pekerjaan dakwah yang merupakan tanggungjawab setiap muslim di mana saja berada. Dengan tetap menjaga keistimewaan kita sebagai muslim yaitu kesalehan.
Hari-hari terus berlalu, tampaknya si Bibi ini betul-betul perhatian dengan apa yang dicucinya. Sampai-sampai dia tahu ini pakaian si A, ini si B dan seterusnya. Tidak terkecuali dengan pakaian kotor milik mahasiswa dari Timur Tengah tadi. Namun saat dilakukan sortir pakaian dalam, si Bibi merasa ada sesuatu yang tidak biasa, karena dari semua pakaian yang dicucinya, hanya pakaian muslim Arab saja yang terlihat tidak kotor, tidak berbau, tidak kumuh dan tidak banyak noda di pakaiannya.

Kejadian langka ini semakin mendorong rasa penasaran si Bibi. Lagi-lagi pencuci pakaian di asrama ini selalu merasa aneh saat mencuci celana dalam mereka. Berbeda dengan yang lain, kedua pakaian dalam mereka selalu tak berbau.

Maka masih dalam keadaan penasaran, si Bibi memutuskan bertanya langsung dengan ‘pemilik celana dalam’ itu. Saat ditanya kenapa. Dua orang ini menjawab, ”Kami selalu istinja setiap kali kencing.” Pencuci baju ini bertanya lagi, ”Apakah itu diajarkan dalam agamamu?”

“Ya!” Jawab dua orang pelajar muslim tadi.

Merasa belum yakin 100 persen dengan jawaban itu, akhirnya si Bibi datang menemui salah seorang tokoh muslim yaitu Doktor Sholeh– Pengajar di sebuah perguruan Tinggi Islam di Saudi, saat ditugaskan ke Inggris– Wanita tua ini menceritakan keheranannya selama bertugas perihal adanya pakaian dalam yang ‘aneh’.

Ada beberapa pakaian dalam yang tidak berbau seperti kebanyakan mahasiswa umumnya, apa sebabnya? Maka ustadz ini menceritakan karena pemiliknya adalah muslim, agama kami mengajarkan bersuci setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar, tidak seperti mereka yang tidak perhatian dalam masalah seperti ini.

Betapa terkesan ibu tua ini jika untuk hal yang kecil saja Islam memperhatikan apatah lagi untuk hal yang besar, pikir pencuci baju itu. Dan tidak lama kemudian ia mengikrarkan syahadat, memeluk Islam dengan perantaraan pakaian dalam!

Tidak disangka ternyata diam-diam si tukang cuci memeluk Islam, gemparlah para mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut, yang kebanyakan adalah non muslim. Mereka berusaha ingin tahu sebab musabab si Bibi memeluk Islam. Dia menjawab dengan yakin bahwa dirinya sangat kagum dengan kawan muslim Arab ini, karena dari semua pakaian yang dicucinya, hanya pakaiannya sajalah yang terlihat tidak macam-macam. Dan dengan hidayah Allah Swt, dirinya dapat membedakan antara pakaian seorang muslim dan non muslim.

Hidayah memang bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Selama ini mungkin kita lebih sering mendengar dapat hidayahnya seorang non muslim ke dalam Islam lebih disebabkan pada hal-hal luar biasa dan penting. Tapi yang ini benar-benar tidak biasa. Mendapat hidayah di penghujung usia gara-gara pakaian dalam! Sungguh takdir Allah benar-benar telah jatuh berketepatan dengan kegigihannya selama ini mengisi hari-hari di sisa hidupnya sebagai petugas laundry. Di sinilah letak rahasia nikmat Allah yang agung yang mempertemukan antara takdirNya dan ikhtiar manusia. Sungguh Allah tidak pernah menyia-nyiakan amal seorang hambaNya.

(Majalah Al-Qawwam edisi 15, dzul qa’dah 1427 H Badiah, Riyadh / jurnalhajiumroh.com)

Redaktur: Hendra

Kamis, 20 Maret 2014

Ramuan Obat

Ramuan Obat

Dengan umur di atas enam puluh tahun, lalu ada bagian-bagian dalam tubuh yang sakit, yang menjadi aus adalah suatu keniscayaan. Sudah merupakan ketetapan Allah. Ketika usia beranjak tua, satu persatu nikmat dikurangi Allah. Ada yang perlahan-lahan ada yang tiba-tiba dalam waktu singkat. Namun, kita tentu tidak boleh pasrah saja. Ketika diuji dengan penyakit, wajib pula hukumnya berikhtiar untuk berobat.  

Sejak beberapa waktu terakhir aku mengalami kaku dan ngilu di kaki dan di persendian jari. Tadinya aku pikir masih jenis dari asam urat, penyakit yang sudah cukup lama aku idap, tapi sejak dua tahun terakhir alhamdulillah banyak berkurang. Atau jangan-jangan reumatik? Dari diskusi dan konsultasi dengan beberapa orang dokter, ada satu pertimbangan yang sangat mengena di pemikiranku. Adalah wajar, kata seseorang itu, di usiaku sekarang ini, aliran darah dalam tubuh sudah mulai mengalami gangguan sehingga tidak lancar. Solusinya, bagaimana menjadikan aliran darah tersebut bisa lebih lancar.      

Dalam diskusi ketika menanti hujan teduh di mesjid, seorang jamaah bercerita bahwa dia sedang meminum jus campuran dari 5 macam bahan. Bahan-bahan tersebut adalah jahe merah, bawang putih, jeruk lemon, cuka apel dan madu. Manfaatnya, kata jamaah ini, untuk memperlancar aliran darah. Dan dia merasakan khasiatnya. Dia bahkan menawarkan sedikit sample untuk dicoba.

Alhamdulillah, memang cukup terasa kebaikannya. Ngilu-ngilu di kakiku jadi berkurang. Dan setelah itu aku mencoba pula membuatnya sendiri. Tapi cuka apel aku ganti dengan apel muda Malang. 

Sekarang aku rutin meminum jus campuran ini satu sendok makan setiap hari. Mudah-mudahan bermanfaat, dengan izin Allah, untuk memperlancar aliran darah.  

****                      

Selasa, 11 Maret 2014

Ketika Kendaraan Tak Sampai Di Tujuan

Ketika Kendaraan Tak Sampai Di Tujuan 

Kita dikejutkan oleh peristiwa hilangnya pesawat udara milik maskapai penerbangan Malaysia (Malaysia Airlines) yang terjadi hari Sabtu tanggal 8 Maret yang lalu. Pesawat jenis Boeing 777, sebuah pesawat moderen buatan manusia, dengan 239 orang di atasnya, dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, hilang begitu saja di udara. Sampai hari ini, lima hari kemudian, belum tampak tanda-tanda bahwa pesawat atau bagiannya ditemukan. Kita masih berharap bahwa semua penumpang itu selamat, meski kemungkinan itu menurut penjabat yang berwewenang semakin tipis adanya.  

Menoleh ke belakang, kita teringat catatan tentang pesawat terbang yang mengalami peristiwa nahas yang hampir serupa. Di negeri kita, tanggal 1 Januari 2007, pesawat Boeing 737 dari maskapai penerbangan Adam Air hilang di selat Makassar. Pesawat tersebut dalam penerbangan dari Surabaya menuju Manado. Membawa 102 orang (96 orang penumpang dan 6 orang awak pesawat), hilang lenyap tanpa bekas. Berbulan-bulan kemudian, di bulan Agustus 2008, baru didapatkan kotak hitam pesawat yang berisi rekaman / penjelasan  kejadian kecelakaan tersebut. Sekedar menjelaskan apa yang terjadi sebelum peristiwa itu berlaku. 

Bulan Juni 2009, sebuah pesawat milik Air France (Perancis) hilang pula di lautan Atlantik. Kali ini pesawat Airbus  A330 dengan 231 orang di atasnya, dalam penerbangan dari Paris Perancis menuju Rio De Janeiro di Brazilia. Pesawat ini benar-benar hilang lenyap tanpa bekas di tengah lautan luas itu. Penumpang dari berbagai bangsa, yang terbanyak dari Perancis (61 orang), Brazilia (58 orang) dan Jerman (26 orang) serta bangsa-bangsa lainnya, tidak pernah lagi ditemukan jasad mereka.

Kita teringat kepada firman Allah Ta'ala di dalam surat Yasin (36), dalam ayat 41 sampai 43 yang artinya; 'Dan tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka ialah, Kami bawa mereka dan keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan. Dan Kami ciptakan bagi mereka yang seumpama kapal itu. Dan jika Kami kehendaki, niscaya Kami karamkan mereka, maka tidak ada yang menolong mereka dan tidak pula mereka diselamatkan.' Allah yang memperjalankan mereka dalam kendaraan-kendaraan mereka. Dengan ijin Allah kendaraan-kendaraan itu mereka buat, mereka kendarai, mereka pakai. Tapi kadang-kadang mereka merasa bahwa diri merekalah yang hebat.

Peristiwa yang lebih dahsyat pernah terjadi dengan kapal besar Titanic di tahun 1912. Kapal, yang oleh pembuatnya dinyatakan secara sombong dan pongah, yang tidak akan terlawan oleh apapun karena sedemikian gagah dan besarnya. Gagah dan besar menurut ukuran manusia (yang sombong dan takabur itu) sementara bagi Allah Ta'ala benda itu tidak ada apa-apanya. Maka terjadilah dengan kehendak Allah, pada tanggal 15 April tahun 1912 itu, dalam pelayaran perdananya, kapal yang sedang dalam pelayaran menuju New York dari kota pelabuhan Southampton di Inggeris, menabrak gunung es dan berakhir dengan tenggelam. Karam ke dasar lautan. Lebih dari 1500 orang penumpangnya, dan sebahagian sangat besar tidak selamat, terkubur ke dalam laut. 

Tidakkah kita mengambil pelajaran dari semua peristiwa ini? Tentang ke Maha Kuasa an Allah? Wa aayatullahum annaa hamalnaa dzurriyyatahum filfulkil masyhuun. (Dan tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka ialah, Kami bawa mereka dan keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan....).

Mudah-mudahan Allah senantiasa memberi kita petunjuk dan perlindungan agar terhindar dari kehancuran yang dikarenakan kelalaian kita....

*****                                

Sabtu, 08 Maret 2014

Abdur Raheem Green: Karena Saya tak Percaya Tuhan Bisa Mati (Dari: Blog Al Islam)

Abdur Raheem Green, Karena Saya Tak Percaya Tuhan Bisa Mati

 Anthony Vatswaf Galvin Green mengubah namanya menjadi Abdur Raheem Green setelah memeluk Islam. Sejak kecil, lelaki kelahiran Dar As-Salam, Tanzania ini, sering mempertanyakan konsep ajaran Katolik yang menurutnya banyak yang tak masuk akal, hingga ia menemukan cahaya Islam.


Ibu Green yang asli Polandia dan penganut Katolik Roma yang taat, membesarkan Green dan anak-anaknya yang lain dengan didikan ala Katolik. Green bahkan sempat disekolahkan di sebuah keuskupan Katolik Roma di Yorkshire di utara Inggris.

Hal pertama yang mengusik pikirannya tentang ajaran Katolik adalah ketika ia mendengar ibunya berdoa dan menyebut “Bunda Maria, ibu dari Tuhan Yesus”. Green merasa aneh dengan doa itu, bagaimana bisa Tuhan punya ibu? Karena Yesus yang ia kenal selama dalam konsep ajaran Katolik adalah Tuhan, bukan nabi seperti dalam ajaran Islam.

“Saya duduk dan memikirkan tentang ibu dari tuhan itu. Jika Bunda Maria adalah ibu dari tuhan (Yesus), ia pastilah lebih juga tuhan yang lebih baik dari tuhan itu sendiri. Itulah pertanyaan pertama yang muncul di kepala saya,” tutur Green mengenang pengalaman masa kecilnya.

Saat masuk sekolah di keuskupan, Green mulai lebih banyak memikirkan banyak hal, mempelajarinya dan melakukan riset terhadap ajaran Katolik yang dianutnya. Salah satunya tentang “kewajiban” pengakuan dosa yang ditetapkan oleh para pendeta di keuskupannya. Green masih ingat, seluruh siswa diwajibkan paling tidak sekali setahun untuk melakukan pengakuan dosa.

“Para pendeta selalu mengatakan, ‘kalian harus mengakui semua dosa kalian, jika tidak mengakui semua dosa, pengakuan di akhir nanti tak ada gunanya dan tak satu pun dosa kalian yang akan diampuni’,” ujar Green menirukan ucapan para pendeta di sekolahnya dulu.

Buat Green, doktrin pengakuan dosa adalah doktrin aneh dan tidak lebih dari konspirasi besar untuk mengendalikan orang lain. “Mengapa? Mengapa saya harus mengakui dosa-dosa saya pada para pendeta itu? Tidak bisakah saya meminta pada Tuhan saja untuk mengampuni saya? Apalagi menurut Alkitab Yesus berkata, berdoalah pada Bapak (Tuhan Yesus) untuk meminta ampunan atas dosa-dosa kita. Jika demikian, mengapa saya harus datang pada seorang pendeta untuk meminta pengampunan dosa?” papar Green.

Green merasa ada persoalan besar dalam doktrin Katolik, doktrin inkarnasi dimana tuhan bisa menjelma menjadi manusia.

Mencari Jawaban

Ketika usia 11 tahun, ayah Green mendapat pekerjaan sebagai Manajer Umum di Bank Barclays di Kairo. Sejak itu, sampai 10 tahun kemudian, Mesir menjadi tempat Green menghabiskan liburan sekolah, karena Green tetap bersekolah di Inggris.

Green selalu menikmati liburannya di Mesir, dan ketika ia kembali ke Inggris, banyak pertanyaan yang menghantui pikirannya. Doktrin ehidupan Barat yang ia kenal selama ini, selalu mengukur kebahagiaan hidup dengan kecukupan dan terpenuhi kebutuhan materi. Membandingkannya dengan kehidupan masyarakat Muslim di Mesir, Green jadi bertanya-tanya, mengapa ia harus tinggal di sini (Inggris)? Apa tujuan hidupnya? Untuk alasan apa manusia ada? Apa arti semua ini? apa artinya cinta? hidup itu untuk apa?

Green merenungi semua pertanyaan dalam benaknya. Bukan, hidupnya bukan hanya untuk sekolah, lulus ujian dengan nilai bagus, lalu kuliah, dapat gelar sarjana, kemudian dapat pekerjaan yang bisa memberikannya banyak uang. Lalu menikah, punya anak, mengirim mereka ke sekolah terbaik, dan seterusnya …

“Tidak, saya tidak percaya hidup hanya untuk melakukan itu semua,” tukas Green.

Green termotivasi untuk mencari jawaban sesungguhnya. Ia pun mulai mencari tahu tentang ajaran agama lain, yang ia pikir bisa memberikan pandangan dan pemahaman padanya tentang apa hidup itu dan apa tujuan hidup sebenarnya.

Sebuah peristiwa penting pun terjadi. Selama 10 tahun bolak-balik berlibur di Mesir, Green hanya mengenal satu orang yang mau ngobrol dengannya secara terbuka tentang Islam. Suatu hari Green terlibat perbincangan dengan orang itu, dan ia seperti merasa tinju seorang Mike Tyson mendarat di mukanya.

Dalam perbicangan selama 40 menit, orang itu akhirnya bertanya pada Green, “Kamu percaya Yesus itu Tuhan?” Green menjawab, “Ya.” Lalu orang itu bertanya lagi, “Dan kamu percaya Yesus mati di salib?”.

 Green menjawab, “Ya.”

“Jadi kamu percaya Tuhan itu mati,” tanya orang itu lagi.

Pertanyaan itu seakan menampar muka Green, dan ia tiba-tiba menyadari bahwa fakta itu sangat bodoh dan tidak masuk akal, bagaimana Tuhan bisa mati, mana mungkin manusia bisa membunuh Tuhan. Mendadak Green tersadar bahwa selama ini ajaran Katolik telah mengindoktrinasinya dengan doktrin-doktrin yang membuat hidupnya tak nyaman.

Dalam usia muda, antara 19-20 tahun, Green menjalani kehidupannya sebagai hippis. “Saya berkata pada diri sendiri, lupakan soal agama, soal spiritualitas, lupakan semuanya. Mungkin hidup itu tidak ada maknanya, tak ada yang lebih penting dalam hidup kecuali menjadi orang kaya,” ujar Green.

Persoalannya kala itu, Green tidak punya uang banyak. Ia lalu berpikir untuk mendapatkan uang banyak. Ia berpikir tentang negara-negara yang dianggapnya kaya dan mudah untuk mendapatkan uang, mulai dari Inggris, Amerika yang menjadi negeri impian, Jepang si negara kaya dari hasil kemajuan teknologinya, sampai Arab Saudi yang juga salah satu negara kaya.

Di titik Arab Saudi, Green mulai berpikir tentang apa agama yang dianut orang Arab, apa kita suci mereka? Green langsung mengingat Al-Quran dan ia pun pergi ke sebuah toko buku untuk membeli Al-Quran yang dilengkap dengan terjemahannya.

“Saya adalah seorang yang bisa membaca dengan cepat. Saya masih ingat dengan jelas, saat itu saya naik kereta, duduk dekat jendela dan membaca terjemahan Al-Quran. Saya memandang ke luar jendela sejenak, lalu membaca lagi. Saya bisa mengatakan inilah momen ketika saya menyadari dan memercayai bahwa Quran berasal dari Allah Swt,” tutur Green.

Tak sekedar membaca, Green ingin mencoba apa yang diajarkan dalam Al-Quran. Pulang ke rumah, Green mencoba menunaikan salat meski ia tak tahu caranya. Ia cuma ingat pernah melihat juru masak keluarganya di Mesir menunaikan salat, dan Green mencoba meniru gerakan salat yang pernah dilihatnya itu.

Menjadi Seorang Muslim

Di hari selanjutnya, Green pergi ke sebuah toko buku yang merupakan bagian dari sebuah bangunan masjid. Ia melihat buku-buku tentang Nabi Muhammad dan buku tentang salat. Ketika melihat buku-buku itu Green berdecak kagum, “Wow, fantastis !”

Seorang lelaki lalu menyapanya, “Maaf, apakah Anda muslim?”

Green lalu menjawab, “Dengar, saya percaya hanya ada satu Tuhan dialah Allah Swt dan saya percaya Muhammad adalah utusan-Nya,”

“Kamu seorang Muslim !” pekik orang tadi

“Terima kasih,” jawab Green.

Orang itu lalu berkata lagi, “Ini hampir masuk waktu salat, Kamu mau salat bersama-sama?”

Hari itu hari Jumat, karenanya masjid penuh dengan jamaah yang akan salat Jumat. Green ikut salat meski masih bingung dan gerakannya banyak yang salah. Tapi hari itu menjadi hari bersejarah bagi Green, hanya dalam waktu lima menit, ia mendapatkan banyak saudara baru, yang bersedia mengajarinya tentang Islam. Ya, hari itu juga, Green secara resmi mengucapkan dua kalimat syahadat yang menandai kemuslimannya.

Source: EraMuslim

Minggu, 02 Maret 2014

Nasihat Untuk Anak-anakku

Nasihat Untuk Anak-anakku

Berlakulah lemah lembut kepada kedua orang tuamu. Karena ini adalah perintah Allah. Wa bil waalidaini ihsaana. Dan kepada kedua orang tuamu berbuatbaiklah dengan sempurna. Lebih lengkapnya peringatan Allah dalam surat Al Israa (17) ayat 23 itu, artinya: ' Dan Tuhanmu telah memerintahkan hendaklah kamu jangan menyembah selain Dia, dan pada  kedua orang ibu bapakmu berbuatbaiklah dengan sempurna. Di kala salah seorang ibu bapakmu atau keduanya sudah lanjut usia, janganlah sekali-kali kamu berkata 'ah' kepada mereka. Dan jangan kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang sopan dan hormat.' 

Demikian bunyi perintah Allah. Berlakulah sopan santun kepada kedua orang tua, terutama dalam hal perkataan dan perbuatan. Dengan perkataan, hendaklah berbicara dengan lemah lembut dan jangan sampai menyinggung perasaannya. Jangan meninggikan suara ketika berbicara dengan mereka. Jangan sinis. Jangan menyindir-nyindir. Apalagi sampai membentak. Apa lagi sampai merendahkan dan menghina seperti yang dilakukan Malin Kundang dalam dongeng itu.  

Ada kecenderungan anak-anak sekarang yang terlalu akrab dengan orang tuanya dan sedemikian akrabnya sehingga mereka bergaul dengan orang tuanya tanpa mengenal lagi batas tatakrama bersopan santun. Entah karena didikan orang tua itu sendiri atau oleh pengaruh lingkungan. So friendly. Seperti istilah almarhum Zainuddin M.Z., orang tua dianggap cs. Karena begitu friendly nya bisa dibawa bersenda gurau sesukanya. Dan bisa dijadikan sasaran kekesalan semaunya. Hal seperti ini yang diingatkan Allah pada ayat di atas agar jangan sampai terjadi.

Seorang anak harus bisa akrab dengan orang tuanya. Harus bisa menempatkan orang tua sebagai tempat meminta pendapat dan nasihat. Tapi semua harus dilakukan dengan santun. Tidak boleh sampai menyinggung perasaan orang tua tersebut dengan alasan apapun. Seberat apapun masalah yang dihadapi. Sekusut apapun pikiran. Sejengkel apapun hati. Bahkan mungkin terhadap perbuatan dan keadaan orang tua itu sendiri, hendaklah seorang mukmin berlaku baik, berbuat ihsan kepada kedua orang tua. Bayangkan seseorang yang harus mengurus kedua orang tua yang sudah tua renta. Yang sakit-sakitan. Yang perbuatan dan tingkah lakunya sudah kembali seperti anak kecil. Maka sang anak yang mengurus mereka, dan jangan sampai mengeluarkan sekedar kata 'ah' saja kepada mereka.

Dalam hal ketaatan kepada orang tua itu Allah berikan perkecualian bagi yang orang tuanya mengajak kepada kesyirikan atau kedurhakaan kepada Allah. Yang seperti ini boleh tidak ditaati, namun tetap bergaullah dengan mereka dengan makruf. Dengan sopan santun. Seperti firman Allah dalam surat Lukman ayat 15: 'Dan jika keduanya berusaha untuk mempersekutukan Aku dengan apa saja yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu patuhi. Dan bergaullah dengan keduanya di dunia ini dengan cara yang baik.....' Seandainya orang tua tidak seaqidah dengan seorang anak yang mukmin, si anak diperintah untuk tetap berlaku santun kepada mereka.

Demikian itu peringatan Allah, mudah-mudahan kita dibimbing-Nya untuk tetap istiqamah dalam beriman kepada ayat-ayat-Nya.

*****