Jumat, 31 Mei 2013

Iklan Dengan Catatan 'Harga Naik"

Iklan Dengan Catatan 'Harga Naik' 

Beberapa kali aku melihat iklan dengan peringatan bahwa dalam beberapa hari berikutnya, atau bahkan 'besok', harga yang diiklankan itu akan naik. Maksudnya mungkin, agar orang yang  berminat segera saat itu juga membelinya karena kalau tidak, harganya akan dinaikkan tidak berapa lama kemudian. Yang diiklankan seperti ini seringkali adalah rumah atau tempat tinggal mewah, yang iklannya sering muncul di tv atau kadang-kadang dalam bentuk spanduk yang dipajang di jalan-jalan raya.

Yang mengherankan adalah bahwa harga barang (dalam hal ini rumah) bisa dengan sangat mudah direncanakan untuk dinaikkan oleh penjualnya. Tentu mereka punya alasan dagang untuk itu. Atau mungkin juga mereka ikut-ikutan latah merobah harga seperti yang sering dilakukan pemerintah.   

Pemerintah memang sangat biasa menaikkan harga. Seperti harga / tarif listrik, jalan tol, tiket kereta api, harga gas LPG, BBM dan sebagainya. Umumnya, penyebabnya adalah karena harga minyak di pasar internasional naik, maka minyak dan hasil ikutannya juga ikut-ikutan naik. Sayangnya, kenaikan tarif atau harga itu seringkali tidak ada hubungannya dengan perbaikan mutu pelayanan. Tarif listrik naik tidak bisa menghentikan terjadinya pemadaman listrik bergiliran. 

Yang agak aneh dalam hal ini adalah kenaikan tarif jalan tol. Dinaikkan dengan alasan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Mutu pelayanan yang mana, tidaklah jelas. Nyatanya mutu pelayanan jalan tol itu selalu menurun. Baik dikarenakan jalan yang semakin penuh sesak dengan kemacetan ataupun juga dengan kondisi jalan yang tidak lagi mulus. Di negeri orang, jalan tol yang sudah cukup memperoleh keuntungan biasanya dijadikan jalan non tol alias digratiskan. Tapi di negeri kita belum ada yang seperti itu. Tol Jagorawi yang usianya paling tua (sudah lebih dari 30 tahun), yang seharusnya sudah cukup keuntungan yang diperoleh oleh jalan tersebut, masih tetap saja tarifnya disesuaikan secara berkala.

Akibat dari setiap 'harga naik' itu adalah semakin merosotnya nilai rupiah. Perhatikanlah harga belanjaan kita. Sesuatu yang sepuluh tahun yang lalu harganya lima ribu rupiah, sekarang harganya mendekati atau mungkin sudah menjadi sepuluh ribu rupiah. Banyak contoh seperti itu. Harga barang-barang ikut-ikutan disesuaikan oleh pedagang. Mengikuti penyesuaian biaya listrik. Biaya transportasinya. Biaya lain-lainnya. Dan kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan kenaikan-kenaikan harga tersebut......

****                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar