Senin, 29 September 2014

Kasihannya Kerusakan Mental Sebahagian Masyarakat Kita

Kasihannya Kerusakan Mental Sebahagian Masyarakat Kita 

Aku dan istri menonton penggalan berita di tv, tentang usaha pemerintah beberapa kota di Amrik sana, menyediakan fasilitas air minum (fountain tap) di tempat-tempat umum dalam rangka mengurangi polusi limbah plastik kemasan air mineral. Dalam cuplikan berita yang tertayang beberapa puluh detik itu terlihat kegembiraan masyarakat menikmati fasilitas tersebut.

'Coba kalau di negeri kita disediakan sarana yang serupa.......,' celetuk istriku. 'Dijamin dalam beberapa hari semua bagian alat itu akan hilang tak berbekas.' katanya,

Memang seperti itulah kenyataannya. Sekitar sepuluh atau lima belas tahun yang lalu, di banyak tempat pemerintah menyediakan telepon umum baik yang menggunakan koin maupun yang menggunakan kartu khusus. Selalu saja ada tangan jahil yang merusak fasilitas yang sangat bermanfaat untuk orang banyak itu. Bagian-bagian dari pesawat telepon itu dipreteli dan dirusak. 

Di belokan jalan raya, entah di Lembah Anai antara Padang - Bukit Tinggi, atau di Kelok 44 jalan ke Maninjau, atau di jalan ke Pekan Baru di pasang cermin besar terbuat dari logam khusus untuk jadi panduan pengemudi melihat keberadaan kendaraan dari arah berlawanan di seberang belokan. Cermin yang diameternya sekitar 90 sentimeter, ditanam dengan tiang yang kokoh dan harganya pasti tidak murah. Apa yang terjadi? Banyak dari cermin itu dirusak dengan melempar atau menembaknya dengan ketapel sehingga kehilangan fungsinya. Permukaan cermin itu jadi bopeng tidak karuan. Kita tidak habis pikir entah apa maksud tindakan orang yang melakukan pengrusakan itu. Padahal dia pasti tidak dirugikan sedikitpun dari keberadaan cermin tersebut. Sementara bagi pengedara alat itu sangat besar manfaatnya.

Pernahkah anda mendengar bahwa baut atau mor dari sebuah jembatan dipreteli orang? Sulit dipercaya tapi begitu kenyataannya. Katakanlah bahwa baut dan mor itu bisa dijual sebagai besi bekas. Tapi akibat yang mungkin terjadi, jembatan jadi rusak, sehingga mengancam keselamatan orang lain tidak dipikirkannya

Suatu hari ada seorang tukang pulung bekerja keras membongkar sepotong besi penyangga tutup kotak sampah di depan rumah. Kebetulan kotak sampah itu terletak agak jauh dari pintu pagar rumahku. Aku menegornya untuk menghentikan perbuatannya. Dia tidak perduli. Aku mengatakan; 'Ini tong sampah saya, kenapa kamu rusak?' Baru dia berhenti itupun dengan mata mendelik seolah-olah protes; 'Masak ini tong sampah sampeyan?' 

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa ini adalah karena masalah mental. Orang-orang yang melakukan tindakan seperti contoh di atas mempunyai kelainan dan kecenderungan merusak. Dia tidak perduli bahwa tindakannya itu merugikan orang lain. 

Entah bagaimana caranya memperbaiki mental orang-orang seperti itu.

****                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar