Minggu, 28 April 2013

Harta

Harta   

Innamaa amwaalukum wa aulaadukum fitnatun - wallaahu 'indahuu ajrun 'azhiim. (Sesungguhnya harta bendamu dan anak-anakmu adalah cobaan belaka - Padahal di sisi Allah ada pahala yang besar.) (Surah At Taghabuun ayat 15). 

Rumah pak M termasuk yang terbaik bangunannya di komplek perumahan kami. Rumah tersebut dibangunnya sendiri. Maksudnya, dimandorinya sendiri pengerjaannya, sesuai dengan seleranya. Sebuah rumah yang lumayan indah. Dan dia telah menempatinya lebih dari dua puluh tahun. Mula-mula dengan keempat putera-puterinya, ketika mereka masih kanak-kanak dan bersekolah. Lalu satu demi satu anak-anak itu pergi meninggalkan rumah pak M setelah mereka berkeluarga pula. Tinggallah pak M dengan istrinya saja berdua menghuni rumah yang lumayan besar.  

Istri pak M sakit agak parah di hari tuanya, sampai tidak kenal lagi dengan dirinya. Pak M yang merawat istrinya tersebut dengan hati-hati. Anak-anaknya jarang hadir. Alasannya mungkin karena mereka tinggal berjauhan, bahkan ada yang di luar negeri. Wallahu a'lam.

Allah berkehendak, rupanya pak M yang lebih dahulu dipanggil Allah. Dia mengalami sakit relatif sebentar, tahu-tahu divonis dokter bahwa penyakitnya itu sangat serius dan sudah stadium gawat. Ternyata memang demikian adanya. Dalam bilangan beberapa bulan saja dia meninggal. Istrinya yang sakit akhirnya dibawa oleh salah satu anaknya tinggal bersama mereka.   

Tidak ada di antara anak-anaknya yang berminat menempati rumah peninggalan pak M. Mungkin karena masing-masing mereka sudah punya rumah pula. Rumah kesayangan pak M itu akhirnya dijual anak-anaknya. 

Inilah sebuah ilustrasi. Betapa harta yang kita cintai, yang kita sayang-sayangi, akhirnya kita tinggalkan begitu saja. Tidak mungkin kita bawa menghadap Allah. Adakah dia bermanfaat sepeninggal kita? Tergantung dari bagaimana kita mempersiapkannya sebelum ditinggalkan. Tidak jarang terjadi harta yang ditinggalkan itu bahkan menjadi bahan pertengkaran di antara ahli waris. Di antara anak-anak kandung sendiri.  Mereka berebutan dengan cara-cara yang tidak pantas. Saling jatuh menjatuhkan dengan berbagai cara. Kalau seperti itu yang terjadi, maka betul-betul harta itu hanya jadi cobaan saja bagi pemilik sebelumnya. Bahkan jadi fitnah benaran. Jadi beban dosa karena harta peninggalannya justru menimbulkan perpecahan di antara ahli warisnya.

Mudah-mudahan kita berhati-hati benar dengan harta agar dia tidak menjadi fitnah kepada diri kita sendiri.

*****

                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar