Jumat, 23 Maret 2012

Tonggak Usia Hamizan Hafidz

Tonggak Usia Hamizan Hafidz  

Dua tahun yang lalu, tepat seperti tanggal hari ini, Muhammad Hamizan Hafidz lahir. Jadi anak pertama ayah dan uminya, jadi cucu ketiga kami. Hamizan mempunyai kekhasannya sendiri. Alhamdulillah, dia terlahir sehat. Uminya sudah berniat sejak awal bahwa Izan akan dibesarkan dengan ASI. Izan bayi yang tidak pernah rewel, atau dalam bahasa kampung kami 'saulah'. Bahkan sangat saulah. Ketika masih bayi, aku sering menggendong seperti akan menidurkannya sambil membacakan ayat-ayat al Quran. Izan, bertahan tidak tidur mendengarkan aku mengaji dan seperti menikmati bacaanku itu. 

Mereka tinggal terpisah dari kami. Izan bersama ayah dan uminya tinggal di Tangerang. Selalu saja ada waktu untuk berkumpul. Entah kami yang ke Tangerang, atau Izan yang dibawa ke Jatibening.

Waktu berlalu. Izan mulai pandai merangkak, pandai berjalan sambil dipegang tangannya,  meski berjalan sendiri agak terlambat karena keseringan dibimbing tangannya itu, pandai berbicara terpatah-patah. Sampai usianya dua tahun hari ini, yang sangat indah adalah kemampuannya berbicara. Omongannya sangat jelas, dan dia faham tentang apa-apa yang dikatakannya. Cara berbicaranya lembut dan sopan. Aku sungguh sangat mensyukuri kemampuannya yang istimewa ini.

Sejak lebih kurang tiga bulan ini Izan dibawa pindah ke Balikpapan. Nah, inilah salah satu alasan kami datang ke Balikpapan. Mengunjungi cucu. Dan kunjungan ini sangat menyenangkan.

Pagi tadi, entah ini memang permintaan Izan atau semata-mata kemauan umi dan ayahnya, kami pergi ke pantai Manggar. Pantai yang dulu, seperempat abad yang lalu sering kami kunjungi dengan anak-anak (termasuk umi Izan yang kala itu masih balita). Lumayan bersih  (dan kelihatan memang dijaga kebersihannya) lingkungan pantai itu. Pantai yang ombaknya tidak besar. Izan sangat menyukai bermain dengan pasir di pantai.

Besok akan ada acara khusus. Ayah dan umi Izan mengajak kami semua makan bersama anak-anak dari sebuah panti asuhan di daerah Manggar. Aku ingatkan mereka bahwa dulu kami juga mengenal sebuah panti asuhan di daerah itu, yang sering pula kami datangi. Ternyata, yang akan dikunjungi besok bukan panti yang sama. Panti yang satunya lagi itu, tadi aku lihat masih berdiri di tempatnya dulu. 

Mudah-mudahan pelajaran berbagi dengan anak-anak panti ini akan menjadikan Izan mempunyai pula sifat suka dan mau berbagi, terutamanya dengan mereka yang kurang beruntung. Mudah-mudahan Izan menjadi seorang yang shalih dalam hidupnya..... Amiin..

*****
                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar