Sabtu, 22 Oktober 2011

Berkurban

Berkurban 

Innaa a'thainaa kal kautsar - fashalli li rabbika wanhar - innasyaa niaka Huwal abtar. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak - Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah - Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (Al Kautsar (Surah 108) ayat 1 - 3). 

Sebentar lagi kita akan memotong kurban. Sapi (satu untuk bertujuh) atau kambing, yang akan kita potong pada hari-hari tasyrik, tanggal 10 (boleh sampai tanggal 13) Zulhijjah. Sebagai suatu ibadah kepada Allah, dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya. Kurban, Qurban - qaraba - yaqrabu, artinya mendekatkan diri. Mendekatkan diri kepada Allah. Allah menguji kita sebagai orang yang beriman, seberapa siap kita untuk berkurban, untuk pasrah menyerahkan apa saja yang diminta Allah seandainya Allah memintanya. Contoh yang diabadikan Allah dalam al Quran adalah pengorbanan nabi Ibrahim yang diminta Allah mengorbankan anak semata wayang beliau, nabi Ismail. Simaklah surah Ash Shaaffaat (surah 37) ayat 102; 'Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata; 'Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab; 'Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatkanku termasuk orang-orang yang sabar.' 

Berkurban dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah. Karena mencari dan mengharapkan keridhaan Allah tidak ada yang lain daripada itu. Berkurban memang merupakan cara beribadah yang paling tua. Kita teringat ketika dua putera nabi Adam, Kabil dan Habil diperintahkan untuk berkurban. Kabil melakukannya dengan setengah hati, sementara Habil mengerjakannya dengan ikhlas karena Allah. Maka kurbannya Habil yang diterima Allah.

Begitu tuanya ibadah berkurban, sehingga ada agama-agama selain Islam, baik agama samawi maupun agama lain, yang juga mendapatkan 'cipratan' prosesi berkurban. Termasuklah di dalamnya prosesi mereka-mereka yang mengantar 'sesajen' entah ke bawah pohon besar, entah ke kepundan gunung berapi, entah ke tengah laut besar. Sesuatu yang mula-mula meniru amalan yang diperintahkan Allah melalui para nabi, tapi kemudian dibelokkan setan ke arah yang tidak diridhai Allah. Mengantar sesajen atau 'berkurban' untuk tuhan selain Allah, sebagai amalan orang-orang yang mempersekutukan Allah.

Berkurban yang dituntunkan kepada kita, seperti yang kita simak dari ayat-ayat surah Al kautsar di atas, adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, sesudah kita diperintahkan menyembah Allah, menegakkan shalat untuk Allah semata.

Menarik pula untuk kita simak peringatan Allah dalam surah Al Hajj (surah 22) ayat 37; 'Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya...........'  Oleh karena itu, marilah kita sucikan niat dalam berkurban, mengerjakannya semata-mata dalam rangka beribadah kepada Allah, mengharapkan keridhaan Allah, dan mengharapkan balasan semata-mata dari Allah.

*****                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar