Kamis, 26 Januari 2012

Cak Un Cai

Cak Un Cai  

Aku yakin, tidak akan ada orang yang tahu makna dari judul ini. 

Ketika baru kembali dari Padang hari Senin yang lalu (hari besar tahun baru Cina), kami (aku dan istri) melihat rombongan barongsai, di Bandara Soeta. Kalau barongsai, aku yakin sebagian besar orang tahu maksudnya, yaitu arak-arakan topeng naga dengan kepala seperti kepala naga (katanya), dengan badan yang panjang, dibawa berjalan dengan meliuk-liuk dan ada kalanya kepala naga itu meloncat tinggi ke udara. Arak-arakan itu diiringi oleh bunyi-bunyian yang terutamanya terdiri dari gembrengan disertai pukulan tambur yang menimbulkan suara cempreng dan heboh.

Tontonan barongsai ini baru saja muncul kembali. Selama kurun waktu yang lama, pertunjukan itu tidak dijinkan pemerintah (Orde Baru). Ketika aku kecil, di kota kelahiranku Bukit Tinggi barongsai ini cukup sering beratraksi. Meskipun warga keturunan Cina mungkin tidak banyak, tapi toh di Bukit Tinggi ada Kampuang Cino. Jadi warga keturunan Cina eksis di kota itu, walau jumlahnya sekali lagi hanya dalam bilangan puluhan. Di Bukit Tinggi juga ada kuburan warga Cina. 

Cak Un Cai adalah nama yang diberikan oleh Allahiyarham  ayahku untuk arak-arakan barongsai. Waktu kecil dulu itu, aku terkagum-kagum melihat ula nago yang bisa meliuk-liuk dan meloncat-loncat. Bunyi gembrengan dan tambur yang dipukul bertalu-talu, disertai gerakan ula nago itu yang sepertinya membuat nada cak un cai

Aku tidak pernah tahu penyebab hilangnya pertunjukan can un cai selama bertahun-tahun, padahal warga keturunan Cina tetap masih ada di Bukit Tinggi. Memang untuk suatu perioda, antara tahun 70an dan 80an jumlah mereka mungkin sedikit berkurang. Karena ketika itu toko-toko di kampuang Cino lebih banyak dikuasai orang Minang. Tapi sekarang, sepertinya jumlah mereka sudah kembali bertambah. Kampuang Cino sudah kembali dihuni lebih banyak orang Cina, dan bahkan sebuah vihara pun sekarang ada di sana. Hari Senin pagi kemarin aku melihat dua orang bikhu Cina dengan pakaian khas mereka berjalan di sepanjang jalan kampuang Cino itu. Tapi aku tidak tahu, apakah di Bukit Tinggi sudah ada lagi pertunjukan cak un cai....   

*****                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar