Sabtu, 20 April 2013

Kunci Sukses

Kunci Sukses 

Taklim ba'da subuh kami pagi ini membahas tentang sukses. Apa yang dimaksud dengan sukses? Bagaimana menguji sebuah kesuksesan? Apa puncak dari sebuah kesuksesan? Tentu saja dilihat dari kaca mata Islam. 

Menurut ustadz (yang mengaku seorang motivator ibadah), seseorang dikatakan sukses ketika dia mampu mengerjakan sesuatu dengan hasil di atas rata-rata yang dihasilkan orang lain. Kalau rata-rata orang hanya mampu menghasilkan sesuatu dengan nilai 6 lalu ada orang yang mampu meraih nilai 7, maka yang terakhir inilah yang secara mudah dilihat sebagai seorang yang sukses.

Menarik juga cara ustadz ini membuat perumpamaan. Puncak dari sebuah kesuksesan itu menurut Islam adalah mendapatkan surga Allah nanti di akhirat. Jadi, meski seseorang mampu meraih hasil maksimal di dunia ini baik berupa kekayaan, kejayaan, atau pangkat, tetapi di akhirat dia tidak masuk surga, maka orang tersebut tidak mendapatkan puncak kesuksesan.   

Orang yang nanti dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya adalah orang yang selama hidupnya di dunia berbuat baik atau beramal di atas rata-rata orang kebanyakan. Nanti di akhirat itu jauh lebih banyak yang masuk ke dalam neraka Allah. Yang masuk surga lebih sedikit. Yang akan dimasukkan ke dalam surga adalah mereka yang beramal shalih.  Di antara yang masuk surga itu ada yang dihisab, diperhitungkan perbandingan amal shalih dan dosa-dosanya. Yang berdosa akan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam neraka. Dan ada golongan yang tanpa dihisab seperti orang-orang yang syahid di jalan Allah. Mana yang lebih banyak antara yang masuk surga tanpa dihisab dengan yang dihisab? Yang tanpa hisab lebih sedikit. Mereka itu adalah yang beramal di atas rata-rata di masa hidupnya yang berakhir dengan kesyahidannya. Jumlahnya hanya sedikit.

Di antara orang-orang yang masuk surga Allah tanpa dihisab, ada segolongan kecil lagi yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam nyatakan sebagai ahli surga padahal ketika itu mereka masih hidup. Hanya beberapa orang saja jumlahnya. Karena mereka, para sahabat pilihan ini beramal di atas rata-rata sahabat yang lain. Mereka adalah yang paling sukses di antara orang-orang yang sukses. Orang-orang yang mati syahid adalah orang yang lebih sukses di antara orang-orang yang harus diperhitungkan dulu setiap amalnya. Karena orang yang mati syahid telah berbuat amalan yang lebih baik dari orang kebanyakan.

Kita yang hadir di mesjid untuk shalat subuh dan mendengarkan taklim pagi ini, telah berbuat lebih baik dari kebanyakan manusia yang masih berbaring dan berselimut di tempat tidurnya. Mari kita beramal dengan lebih baik. Begitu pesan beliau.

*****                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar