Sabtu, 26 Februari 2011

Surat Al Ikhlas

Asbabun nuzul surat Al Ikhlas

Kultum seorang jamaah di mesjid kami tadi subuh;

Beberapa orang Yahudi datang kepada Nabi Muhammad SAW bertanya tentang Tuhan. Tanya mereka, siapakah Tuhan itu? Dari apa terbuatnya? Seperti apa bentuknya? Siapa pendahulunya? Siapa pula pewarisnya? Pertanyaan itu mungkin pertanyaan main-main sambil menguji beliau, apakah beliau mengetahui siapa Tuhan.

Maka turunlah surat Al Ikhlas; Katakanlah! Dia adalah Allah Yang Esa. Allah tempat tumpuan harapan. Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Dan tidak suatu apapun yang menyerupai Nya.

Jawaban yang turun langsung dari Allah. Menjelaskan siapa Dia. Allah Yang Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tempat semua makhluk-Nya bergantung. Tiada suatu makhlukpun yang bebas dari ketergantungan kepada pertolongan-Nya. Kepada ketentuan dan ketetapan-Nya. Kepada kasih dan sayang-Nya. Baik makhluk itu suka atau tidak suka. Baik makhluk itu menerima atau menolak. Kekuasaan-Nya mutlak tak terbantahkan. Tidak tertandingi oleh kekuatan manapun atau siapapun.

Allah tidak mempunyai anak. Tidak seperti yang mereka, orang Yahudi sifatkan bahwa Nabi Uzair (salah satu dari nabi yang diutus kepada mereka) adalah anak Allah. Allah tidak dilahirkan. Dia ada sendirinya. 

Dan Allah tidak untuk diserupakan dengan apapun. Tidak untuk dibayangkan terbuat dari bahan apapun. Tidak untuk disetarakan dengan suatu apapun jua.

Begitu jawaban Allah Yang Esa. Untuk mereka yang bertanya sambil main-main. Ataupun untuk mereka yang benar-benar ingin tahu. Ingin mengenal Allah. 

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar