Minggu, 19 April 2015

Macam-macam Sabar

Macam-macam Sabar (Pengajian Kami Pagi Ini Di Mesjid Al Husna)

Pernah kita mendengar orang mengatakan; 'Sudah hilang kesabaranku,' atau  'Sabar itu ada batasnya,' atau 'Tidak bisa aku terus-terusan bersabar,' dan sebagainya. Benarkah demikian? Padahal sabar adalah suatu sifat yang sangat terpuji di sisi Allah. Berbahagialah orang yang mampu mengendalikan dirinya agar bisa tetap bersabar. Dan Allah mengingatkan, 'Beri kabar gembiralah orang-orang yang sabar! Yaitu orang-orang yang jika mereka ditimpa musibah, mereka berkata, 'Kami datang dari Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.' (Al Baqarah, ujung akhir ayat 155 dan ayat 156). 

Artinya Allah nanti akan membalas kesabaran itu dengan pahala dan keridhaannya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Ali bin Abi Thalib berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ada tiga macam sabar: sabar ketika menderita, sabar dalam ketaatan, dan sabar untuk tidak berbuat maksiat.'

Hal ini yang kami dengar uraiannya ba'da shalat subuh pagi ini.

Sabar ketika mendapat musibah adalah yang paling rendah nilainya di antara ketiga jenis kesabaran. Hal ini jadi wajar karena memang bersabarlah tindakan yang paling baik ketika kita mendapat ujian berupa musibah. Entah itu ditinggal mati orang yang kita cintai, atau kehilangan milik yang berharga, atau kerusakan pada harta benda. Karena kalau kita tidak sabar pun musibah yang sudah terjadi itu tidak mungkin kita hindarkan lagi. Tidak mungkin kita jadikan dia seperti sebelum tertimpa musibah. 

Ada pula ujian kesabaran dengan musibah berupa hilangnya atau dirongrongnya kewibawaan seseorang. Misalnya istri yang suka melawan, anak yang suka mendurhaka, tetangga yang suka memfitnah, lingkungan yang tidak bersahabat. Dalam hal seperti ini disamping kesabaran menahan perasaan juga diperlukan usaha dan kesabaran untuk mendakwahi atau sekurang-kurangnya mengingatkan mereka yang merongrong kewibawaan tersebut secara santun.  

Sabar yang kedua adalah sabar dalam ketaatan terhadap perintah-perintah Allah. Ketika Allah perintahkan untuk beribadah kepada-Nya kita patuh dan taat, dan istiqamah dalam kepatuhan itu. Sabar dalam keistiqamahan ini yang mempunyai nilai lebih tinggi. Sabar untuk senantiasa mendatangi panggilan azan. Sabar dalam menghitung dan mengeluarkan sendiri zakat setiap jatuh temponya. Sabar dalam mengerjakan ibadah di bulan Ramadhan. Sabar untuk memenuhi panggilan Allah untuk menunaikan haji. Sabar ketika diseru untuk berjihad pada jalan Allah. Dan seterusnya. 

Sabar yang paling tinggi nilainya adalah sabar untuk tidak berbuat maksiat. Seseorang yang diberi amanah untuk memimpin. Diberi pangkat dan jabatan. Kemudian dengan jabatannya itu datang godaan untuk bermaksiat secara bertubi-tubi. Untuk menerima sogokan dalam bentuk apa saja. Lalu dia mampu menghindar dari semua itu. 

Atau seorang anak muda yang pergi merantau, lepas dari pengawasan orang tuanya. Di perantauan dia menemukan banyak sekali godaan untuk melakukan kemaksiatan. Semuanya aman untuk dikerjakannya karena jauh dari pandangan orang tua dan orang-orang yang diseganinya selama ini. Tapi dia sanggup menahan diri, bersabar tidak berbuat maksiat. Inilah kesabaran yang paling tinggi nilainya. 

Mudah-mudahan kita mampu meningkatkan kesabaran dalam mencari ridha Allah.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar