Jumat, 19 April 2013

Pondok Sarapan Pagi

Pondok Sarapan Pagi    

Kalau ingin makan ketupat sayur ala Pariaman untuk sarapan pagi datanglah ke tempat ini. Lepau atau kedainya memakai merek seperti itu. Pondok Sarapan Pagi. Terletak di jalan Pondok Kelapa Raya di Jakarta Timur. Kedai itu sudah aku kenal sejak aku tinggal di Jatibening hampir 20 tahun yang lalu. Beberapa kali mereka terpaksa berpindah tempat, ke barat dan ke timur di jalan yang sama. Alasannya, karena sewa kedai di saat akan memperbaharui kontrak dinaikkan si empunya dengan kenaikan yang tinggi.

Apa yang dijual di kedai itu? Jualan utamanya memang adalah ketupat sayur. Ketupat dengan sayur nangka dan gulai pakis bersantan kental. Katupek gulai paku Pariaman, karena si uni pengusahanya memang orang Pariaman. Harus diakui bahwa katupek itu memang istimewa. Sayurnya boleh ditambah dengan rendang, telur, gulai ayam dan sebagainya kalau mau. Dulu juga pernah ada tunjang, tapi entah kenapa akhir-akhir ini tidak pernah ada lagi. Di samping ketupat sayur, ada bubur kampiun, ada ketan dan goreng pisang, dan beraneka macam kue-kue basah seperti lupis, lepat bugis, onde-onde atau kelepon kata orang di sini. Dan tentu saja ada sala lauak dan kerupuk balado untuk menemani ketupat sayur. Untuk minuman selain teh dan kopi, juga ada teh talua  bagi yang berminat. Karena rasa hidangannya yang lumayan enak, pengunjungnya cukup banyak. Terlebih-lebih di hari Sabtu dan Minggu. Kedainya tidak seberapa besar. Ada tujuh atau delapan buah meja yang dapat menampung sekitar tiga puluh orang bersamaan.    

Sebenarnya jajan di Pondok Sarapan Pagi ini beresiko kalau keseringan. Terutama karena santannya yang kental. Dulu sekali kami agak rajin mengunjungi kedai itu. Lalu berhenti untuk waktu lama karena santan kental itu sangat cepat reaksinya terhadap asam urat. Akhir-akhir ini kami datangi agak sekali sebulan. Karena salero...... 

Almarhum ayah mertuaku, ketika beliau datang berkunjung ke tempat kami termasuk penikmat katupek gulai paku itu pula. Kalau istriku pulang dari berbelanja pagi-pagi, beliau biasa bertanya, 'Singgahkah tadi di tempat kemanakanku?' Yang beliau maksud kemenakan adalah pedagang Pondok Sarapan Pagi itu. Kemenakan pura-pura. Maksudnya apakah ada dibawakan katupek dari kedai ketupat itu. Kalau tidak, itu artinya beliau ingin pergi sarapan kesana.


Tadi pagi kami sarapan berlima dengan anak, menantu dan cucu paling bungsu di sana. Ketika kedai itu sedang ramai-ramainya. Menikmati katupek ditambah sala lauak. Si uni pemilik usaha itu masih terlihat mundar-mandar. Tapi tidak terlibat langsung lagi dalam melayani pembeli seperti beberapa tahun yang lalu. Yang melayani pelanggan adalah beberapa orang karyawannya. 

*****                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar